PENGENALAN
BASIS DATA
DAN
LINGKUNGAN
BASIS DATA
Disusun Oleh :
|
|
Christella
Sutjiadi
|
22214378
|
Felicia Mariska
Hendrikasari
|
24214148
|
Indri Ismayati
|
25214319
|
Rofi Rosdiani
|
29214711
|
KELAS
3 EB 28
UNIVERSITAS GUNADARMA
KOTA BEKASI
PTA 2016/2017
Kata
Pengantar
Assalamu’alaikum wr.wb
Puji dan syukur
kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, dimana berkat rahmat dan hidayahnya
kami mampu menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Sistem Informasi Akuntansi yang
berjudul “PENGENALAN BASIS DATA dan LINGKUNGAN BASIS DATA”.
Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih terdapat
banyak kekurangan, baik pada teknis penulisan maupun materi. Oleh karena itu,
saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak baik dari dosen
pengajar maupun dari teman-teman saya harapkan demi penyempurnaan makalah ini,
dan agar dalam pembuatan makalah-makalah selanjutnya dan di waktu yang akan
datang bisa lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembacanya. Sekian dan terima kasih.
Wassalamu’alaikum wr.wb
Bekasi, 8 November 2016
Daftar Isi
Kata
Pengantar.................................................................................................................. ii
Daftar
Isi........................................................................................................................... iii
Bab
I PENDAHULUAN...................................................................................... ....... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ...................................................................................... 2
Bab
II PEMBAHASAN................................................................................................ 3
2.1 Perbedaan Sistem File Tradisional dengan Sistem File Basis data .. dan keterbatasannya 3
2.2 Konsep Dasar Basis Data.......................................................................... 5
2.3 Keuntungan dan Kerugian Menggunakan Basis Data .............................. 8
2.4 Pengguna Basis Data ................................................................................ 9
2.5 Arsitektur Basis Data .............................................................................. 11
2.6 Data Independence ................................................................................. 13
2.7 Konsep, Fungsi dan Bahasa yang Digunakan dalam DBMS ................. 14
2.8 Model data: Berbasis Objek, Record, Konseptual dan Fisik .................. 18
2.9 Data Dictionary dan Arsitektur DBMS Multiuser .................................. 22
Bab
III Kesimpulan ...................................................................................................... 28
Daftar
Pustaka.................................................................................................................. iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat
menyebabkan persaingan yang tinggi di berbagai bidang kehidupan terutama
dibidang usaha. Persaingan memberikan dampak positif dan dampak negatif bagi
suatu entitas, organisasi maupun perusahaan. Setiap entitas berusaha
mempertahankan kelangsungan usahanya. Salah satu caranya yaitu dengan sistem
komputerisasi. Sistem komputerisasi ini tidak lepas dari basis data. Suatu
perusahaan atau institusi besar memproses banyak data dalam jumlah yang sangat
besar, hal ini akan menjadi sulit apabila tidak ada sistem yang mengelola
data-data tersebut, sehingga dalam hal ini diperlukan suatu basis data. Basis
data adalah kumpulan informasi yang disimpan didalam komputer secara sistematik
sehingga dapat diperiksa menggunakan suatu program komputer untuk memperoleh
informasi dari database tersebut.
Pemrosesan basis data sangat
diperlukan oleh berbagai institusi dan perusahaan. Dengan adanya basis data
ini dapat
meningkatkan daya saing perusahaan. Basis data berguna sebagai media penyimpanan data dan memanipulasi data. Data adalah bahan baku informasi dan dikumpulkan dalam suatu basis-data
(database) agar pengumpulan, penyimpanan, pemeliharaan, pengolahan, dan
pengamanannya dapat dilaksanakan secara effektif dan effisien. Basis data juga mempercepat upaya
pelayanan kepada pelanggan, menghasilkan informasi dengan cepat, akurat, tepat waktu dan relavan bagi
penggunanya sehingga membantu pengambilan keputusan berdasarkan informasi yang ada.
Banyak aplikasi yang dibuat
dengan berlandaskan pada basis data antara lain: semua transaksi perbankan,
aplikasi pemesanan dan penjadwalan penerbangan, proses regristasi dan
pencatatan data mahasiswa pada perguruan tinggi, aplikasi pemrosesan penjualan,
pembelian dan pencatatan data barang pada perusahaan dagang, pencatatan data
pegawai beerta akrifitasnya termasuk operasi penggajian pada suatu perusahaan,
dan sebagainya.
Beberapa informasi pada
perusahaan retail seperti jumlah penjualan, mencari jumlah stok penjualan,
mencari jumlah stok yang tersedia, barang apa yang paling lakudijual pada bulan
ini, dan berapa laba bersih perusahaan dapat diketahui dengan mudah dengan
basis data. Pada perpustakaan, adanya aplikasi pencarian data buku berdasarkan
judul, pengarang atau kriteria lain dapat mudah dilakukan dengan basis data.
1.2
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di
atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1.
Apa yang dimaksud dengan basis data?
Bagaimanakah siklus terbentuknya basis data?
2.
Apa yang dimaksud dengan Data Base Management System (DBMS)?
1.3
Tujuan
Penelitian
Adapun
tujuan dari penulisan ilmiah ini adalah sebagai berikut:
1.
Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan
basis data dan siklus terbentuknya basis data.
2.
Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Data Base Management System (DBMS).
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Perbedaan
Sistem File Tradisional dengan Sistem File Basis Data dan Keterbatasannya
Pendekatan
tradisional, berorientasi pada program aplikasi dan tiap-tiap aplikasi berdiri
sendiri-sendiri, sebagai contoh: aplikasi produk, aplikasi inventory, aplikasi
payroll, dll. Sehingga terdapat masalah atau kelemahan, diantaranya adalah:
1.
Timbulnya data rangkap (redundancy data)
dan ketidakkonsistenan data (inconsistency data), karena file-file dan program aplikasi
disusun oleh programmer yang berbeda, sejumlah informasi mungkin memiliki
duplikasi dalam beberapa file. Kerangkapan data seperti ini dapat menyebabkan
pemborosan tempat penyimpanan dan biaya akses yang bertambah. Di samping itu
dapat terjadi inkonsistensi data.
2.
Kesukaran dalam mengakses data, munculnya
permintaan-permintaan baru yang tidak diantisipasi sewaktu membuat program
aplikasi, sehingga tidak memungkinkan untuk pengambilan data.
3.
Data terisolir (isolation data), karena
data tersebar dalam berbagai file, dan file-file mungkin dalam format–format
yang berbeda, akan sulit menuliskan program aplikasi baru untuk mengambil data
yang sesuai.
4.
Masalah pengamanan (security problem),
tidak semua pemakai diperbolehkan mengakses seluruh data.
5.
Data dependence, apabila terjadi perubahan
atau kesalahan pada program aplikasi maka pemakai tidak dapat mengakses data.
6.
Ketidakmampuan dalam sharing data yaitu
elemen-elemen database dapat dibagikan pada para user baik secara
sendiri-sendiri maupun serentak dan pada waktu yang sama.
7.
Biaya pengembangan yang tinggi sehingga
tidak responsif terhadap kebutuhan perubahan.
Basis
data, menyediakan fasilitas atau mempermudah dalam menghasilkan informasi yang
digunakan oleh pemakai untuk mendukung pengambilan keputusan. Hal inilah yang
menjadikan alasan dari penggunaan teknologi basis data pada saat sekarang
(dunia bisnis).
Perbedaan
sistem file tradisional dengan sistem file basis data adalah:
1.
Sistem file tradisional:
a.
Bersifat program oriented
b.
Bersifat kaku
c.
Terjadi kerangkapan data dan tidak
terjaminnya keselarasan data (data inkonsistensi)
2.
Sistem file basis data:
a.
Bersifat data oriented
b.
Bersifat luwes atau fleksible
c.
Kerangkapan data serta keselarasan data
dapat terkontrol
Keterangan:
Program
oriented : susunan data di dalam file,
distribusi data pada peralatan strorage, dan organisasi filenya dipilih
sedemikian rupa, sehingga program aplikasi dapat menggunakan secara optimal.
Data
oriented : susunan data,
organisasi file pada database dapat dirubah, begitu pula strategi aksesnya
tanpa mengganggu program aplikasi yang sudah ada.
2.2
Konsep
Dasar Basis Data
2.2.1
Konsep Dasar Basis Data
1.
Data adalah representasi fakta dunia nyata
yang mewakili suatu objek seperti manusia (pegawai, mahasiswa, pembeli),
barang, hewan, peristiwa, konsep, keadaan, dan sebagainya yang direkam dalam
bentu angka, huruf, simbol, teks, gambar, bunyi atau kombinasinya.
2.
Basis data adalah sekumpulan data yang
terintegrasi yang diorganisasikan untuk memenuhi kebutuhan para pemakai di
dalam suatu organisasi.
3.
DBMS (Database Management System) adalah
perangkat lunak yang menangani semua pengaksesan ke basis data.
Sistem
Basis Data terdiri dari basis data dan DBMS.
2.2.2
Istilah-Istilah Dasar Basis Data
1.
Enterprise, suatu bentuk organisasi
seperti: bank, universitas, rumah sakit, pabrik, dsb. Data yang disimpan dalam
basis data merupakan data operasional dari suatu enterprise. Contoh data
operasional: data keuangan, data mahasiswa, data pasien.
2.
Entitas, suatu obyek yang dapat dibedakan
dari lainnya yang dapat diwujudkan dalam basis data. Contoh entitas dalam
lingkungan bank terdiri dari: Nasabah, Simpanan, Hipotik Contoh entitas dalam
lingkungan universitas terdiri dari: Mahasiswa, mata kuliah Kumpulan dari
entitas disebut himpunan entitas Contoh: semua nasabah, semua mahasiswa.
3.
Atribut (elemen data), karakteristik dari
suatu entitas. Contoh: entitas mahasiswa atributnya terdiri dari: NPM, Nama,
Alamat, Tanggal lahir.
4.
Nilai data (data value), isi data atau
informasi yang tercakup dalam setiap elemen data. Contoh atribut nama mahasiswa
dapat berisi nilai data: Diana, Sulaeman, Lina.
5.
Kunci elemen data (key data element),
tanda pengenal yang secara unik mengidentifikasikan entitas dari suatu kumpulan
entitas. Contoh entitas mahasiswa yang mempunyai atribut-atribut npm, nama, alamat,
tanggal lahir menggunakan kunci elemen data npm.
6.
Record data, kumpulan isi elemen data yang
saling berhubungan. Contoh: kumpulan atribut npm, nama, alamat, tanggal lahir
dari entitas mahasiswa berisikan: "10200123", "Sulaeman",
"Jl. Sirsak 28 Jakarta", "8 Maret 1983".
2.2.3
Komponen-Komponen Basis Data
Sistem
database (basis data) adalah suatu sistem penyusunan dan pengelolaan
recordrecord dengan menggunakan komputer, dengan tujuan untuk menyimpan atau
merekam serta memelihara data operasional lengkap sebuah organisasi atau
perusahaan, sehingga mampu menyediakan informasi yang optimal yang diperlukan
pemakai untuk kepentingan proses pengambilan keputusan.
Database
(basis data) adalah suatu susunan atau kumpulan data operasional lengkap dari
suatu organisasi atau perusahaan yang diorganisir atau dikelola dan simpan
secara terintegrasi dengan menggunakan metode tertentu, dengan menggunakan
komputer, sehingga mampu menyediakan informasi optimal yang diperlukan
pemakainya.
Terdapat
empat (4) komponen pokok atau dasar dari sistem basis data, diantaranya adalah:
1.
Data, dengan ciri-ciri:
a. Data
disimpan secara terintegrasi (integrated), yaitu database merupakan kumpulan
dari berbagai macam file dari aplikasi-aplikasi yang berbeda yang disusun
dengan cara menghilangkan bagian-bagian yang rangkap (redundant).
b. Data
dapat dipakai secara bersama-sama (shared), yaitu masing-masing bagian dari
database dapat diakses oleh pemakai dalam waktu yang bersamaan, untuk aplikasi
yang berbeda.
2.
Hardware (perangkat keras), terdiri dari
semua peralatan perangkat keras komputer yang digunakan untuk pengelolaan
sistem database berupa:
a. Peralatan
untuk penyimpanan.
b. Peralatan
input dan output.
c. Peralatan
komunikasi data.
3.
Software (perangkat lunak), berfungsi
sebagai perantara (interface) antara pemakai dengan data phisik pada database,
dapat berupa:
a. Database
Management System (DBMS).
b. Program-program
aplikasi & prosedur-prosedur
4.
User (pemakai), terbagi menjadi 3
klasifikasi:
a. Database
administrator (DBA), orang atau team yang bertugas mengelola sistem database
secara keseluruhan.
b. Programmer,
orang atau team pembuat program aplikasi yang mengakses database dengan
menggunakan bahasa pemrograman.
c. End
user, orang yang mengakases database melalui terminal dengan menggunakan query
language atau program aplikasi yang dibuat oleh programmer.
2.3
Keuntungan
dan Kerugian Menggunakan Basis Data
2.3.1
Keuntungan
Menggunakan Basis Data
1.
Terkontrolnya kerangkapan data, dalam
basis data hanya mencantumkan satu kali saja field yang sama yang dapat dipakai
oleh semua aplikasi yang memerlukannya.
2.
Terpeliharanya keselarasan (kekonsistenan)
data, apabila ada perubahan data pada aplikasi yang berbeda maka secara
otomatis perubahan itu berlaku untuk keseluruhan.
3.
Data dapat dipakai secara bersama
(shared), data dapat dipakai secara bersama-sama oleh beberapa program aplikasi
(secara batch maupun on-line) pada saat bersamaan.
4.
Dapat diterapkan standarisasi, dengan
adanya pengontrolan yang terpusat maka DBA dapat menerapkan standarisasi data
yang disimpan sehingga memudahkan pemakaian, pengiriman maupun pertukaran data.
5.
Keamanan data terjamin, DBA dapat
memberikan batasan-batasan pengaksesan data, misalnya dengan memberikan
password dan pemberian hak akses bagi pemakai (misal: modify, delete, insert,
retrieve).
6.
Terpeliharanya integritas data, jika
kerangkapan data dikontrol dan kekonsistenan data dapat dijaga maka data
menjadi akurat.
7.
Terpeliharanya keseimbangan (keselarasan)
antara kebutuhan data yang berbeda dalam setiap aplikasi, struktur basis data
diatur sedemikian rupa sehingga dapat melayani pengaksesan data dengan cepat.
8.
Data independence (kemandirian data),
dapat digunakan untuk bermacam-macam program aplikasi tanpa harus merubah
format data yang sudah ada.
2.3.2
Kerugian Menggunakan Basis Data
1.
Biaya yang mahal dalam implementasi (biaya
software).
2.
Rumit atau komplek.
3.
Penanganan proses recovery dan backup
sulit.
4.
Kerusakan pada sistem basis data dapat
mempengaruhi departemen yang terkait.
5.
Membutuhkan storage yang berkapasitas
besar untuk penyimpanan data.
6.
Membutuhkan tenaga spesialis (DBA).
2.4
Pengguna
Basis Data
2.4.1
Pengguna Basis
Data
Pengguna
merupakan orang atau sistem yang akan mengakses atau merubah isi basis data.
Pengguna basis data yaitu :
1.
System Engineer
Tenaga
ahli yang bertanggung jawab atas pemasangan basis data, mengadakan peningkatan
dan melaporkan kesalahan dari sistem tersebut kepada pihak penjual.
2.
Database
administrator (DBA)
Tenaga
ahli (orang/grup) yang bertanggung jawab pada seluruh pengontrolan database.
Tugas DBA yaitu:
• Mengontrol DBMS & software.
• Memonitor siapa yang mengakses basis data.
• Mengatur pemakaian basis data.
• Memeriksa security, integrity, recovery, dan
concurency.
Program
utilitas yang digunakan oleh DBA yaitu:
• Loading routines, membangun versi utama basis data.
• Reorganization routines, mengatur atau mengorganisasi
kembali basis data.
• Journaling routines, mencatat semua operasi basis
data.
• recovery routines, menempatkan kembali data sebelum
terjadinya kerusakan.
• statistical analysis routines, membantu memonitor
kehandalan sistem.
3.
End user (pemakai
akhir)
• Programmer aplikasi
Pemakai
yang berinteraksi dengan basis data melalui Data Manipulation Languange (DMS)
yang disertakan dalam program yang ditulis pada bahasa pemrograman induk.
• Pemakai mahir (casual user)
Pemakai
yang berinteraksi tanpa menulis modul program. Mereka menyatakan query (untuk
akses data) dengan bahasa quey yang telah disediakan oleh DBMS.
• Pemakai umum (naive user)
Pemakai
yang berinteraksi melalui pemanggilan satu program aplikasi permanen yang telah
disediakan sebelumnya.
• Pemakai khusus (specia ized)
Pemakai
yang menulis aplikasi basis data non konvensional, tetapi untuk keperluan
khusus seperti aplikasi Artificial Intelligence (AI), Sistem Pakar
(Expert System), CADS (Computer Aided Design System), Pengolahan Citra, dan lain-lain.
2.4.2
Penggunaan basis data
Penggunaan aplikasi basis data
dalam dunia bisnis diantaranya adalah:
1.
Bank digunakan
untuk pengelolaan data nasabah, accounting, semua transaksi perbankan.
2.
Bandara digunakan
untuk pengelolaan data reservasi, penjadwalan.
3.
Universitas digunakan
untuk pengelolaan pendaftaran, alumni.
4.
Penjualan digunakan
untuk pengelolaan data customer, produk, penjualan.
5.
Pabrik digunakan
untuk pengelolaan data produksi, persediaan barang, pemesanan, agen.
6.
Kepegawaian digunakan
untuk pengelolaan data karyawan, gaji, pajak.
7.
Telekomunikasi digunakan
untuk pengelolaan data tagihan, jumlah pulsa.
2.5
Arsitektur
Basis Data
Arsitektur basis data
merupakan suatu kumpulan data yang tersimpan secara sistematik, memberikan
kerangka kerja bagi para pengembang sistem basis data. Ada 3 level arsitektur
basis data, yaitu:
1.
Level
fisik/internal
Level ini
merupakan level paling rendah yang menggambarkan bagaimana data disimpan secara
fisik.
Tingkat internal memperhatikan hal-hal berikut ini :
·
alokasi ruang
penyimpanan data dan indeks
·
deskripsi record
untuk penyimpanan (dengan ukuran penyimpanan untuk data elemen)
·
penempatan record
·
pemampatan data
dan teknik encryption
Misalnya kita
memiliki data mahasiswa. Pada level fisik data mahasiswa dipandang dengan memperhatikan
bahwa dalam data tersebut ada atribut nama yang disimpan pada media penyimpanan
(disk) sepanjang 20 byte.
2. Level konseptual/logika
Level
ini menggambarkan data apa yang disimpan dalam basis data dan hubungan relasi
yang terjadi antara data dari keseluruhan basis data. Level ini memperhatikan
data apa yang sebenarnya (secara fungsional) disimpan dalam basis data dan hubungannya dengan data yang lain.
Pemakai tidak memperhatikan kerumitan dalam struktur level fisik lagi,
penggambaran cukup dengan memakai kotak, garis dan hubungan secukupnya. Pada
level ini biasanya desainer basis data membuat rancangan dalam bentuk
diagram-diagram/model.
3.
Level pandangan
pengguna/eksternal
Level
ini berhubungan langsung dengan pengguna database. Level ini merupakan level
abstrak data tertinggi yang menggambarkan hanya sebagian saja yang dilihat dan
dipakai dari keseluruhan database. Hal ini disebabkan beberapa pengguna
database tidak membutuhkan semua isi database.
Yang dimaksud dengan user/pengguna disini adalah programmer, end user,
atau DBA. Setiap user mempunyai bahasa yang sesuai dengan kebutuhannya. Pada
level eksternal ini, user dibatasi pada kemampuan perangkat keras dan perangkat
lunak yang digunakan aplikasi basis data.
Tujuan Arsitektur Basis Data yaitu :
1.
Setiap pengguna harus dapat mengakses data
yang sama, tetapi memiliki pandangan yang berbeda disesuaikan data.
2.
Pengguna tidak harus berurusan dengan
penyimpanan database fisik. Mereka harus diizinkan untuk bekerja dengan data
itu sendiri, tanpa memperhatikan bagaimana secara fisik disimpan.
3.
Database administrator harus mampu
mengubah struktur penyimpanan database tanpa mempengaruhi pandangan pengguna.
4.
Struktur internal dari database harus
tidak terpengaruh oleh perubahan aspek fisik penyimpanan: Sebagai contoh,
migrasi atau perindahan ke disk baru.
5.
Database administrator harus mampu
mengubah struktur konseptual atau global database tanpa mempengaruhi pengguna:
Ini harus mungkin tetap mempertahankan pandangan pengguna individu yang
diinginkan.
Gambar: Arsitektur sistem basis data
Abstraksi
data dalam arsitektur sistem basis data memberikan pandangan terhadap data
secara berbeda-beda tergantung dari levelnya. Sebagai contoh pada level user
view, bayangan mengenai data tidak lagi memperhatikan bagaimana data disusun
dan disimpan dalam disk, tetapi secara menyeluruh bagaimana data
direpresentasikan sesuai dengan keadaan yang dihadapi sehari-hari oleh
pengguna. Hal ini dimaksudkan menghindari kerumitan teknik penyimpanan dan
pengelolaan data dari pandangan pengguna awam.
2.6
Data
Independence
Tujuan
utama 3 tingkat arsitektur basis data adalah memelihara kemandirian data (data
independence) yang berarti perubahan yang terjadi pada tingkat yang lebih
rendah tidak mempengaruhu tingkat yang lebih tinggi.
Data
independence dibagi menjadi dua bagian yaitu :
1.
Physical data independence
Kebolehan untuk mengubah
pola fisik database tanpa mengakibatkan suatu aplikasi program ditulis kembali.
Modifikasi pada level fisik biasanya pada saat meningkatkan daya guna.
2.
Logical data independence
Kebolehan untuk mengubah
pola konseptual tanpa mengakibatkan suatu aplikasi program ditulis kembali.
Modifikasi pada level ini khusus saat struktur logika database
ditambahkan/dikurangi.
Alasan perlunya prinsip
data indepedence diterapkan pengelolaan sistem database adalah :
1.
Database administrator dapat mengubah
isis, lokasi, dan organisasi database tanpa mengganggu program aplikasi yang
sudah ada.
2.
Vendor hardware dan software pengelolaan
data bisa memperkenalkan produk-produk baru tanpa mengganggu program aplikasi
yang sudah ada.
3.
Memudahkan perkembangan program aplikasi.
4.
Memberikan fasilitas program pengontrolan
terpusat DBA demi security dan integritas data dengan memperhatikan
perubahan-perubahan kebutuhan user (pemakai).
2.7
Konsep,
Fungsi dan Bahasa yang Digunakan dalam DBMS
2.7.1
Konsep DBMS
DBMS (Data Base
Management System) adalah perangkat lunak yang memberikan fasilitas untuk
melakukan fungsi pengaturan, pengawasan, pengendalian, pengolahan, dan
koordinasi terhadap semua proses yang terjadi pada sistem basis data. DBMS
sangat mudah dan menyediakan banyak kelebihan bagi pemakai yang memiliki
kebutuhan akses yang berbeda-beda. Banyak sekali manfaat yang bisa didapatkan
dalam penggunaan DBMS sebagai organisasi, di antaranya seperti:
1.
Meningkatkan produktivitas dalam program
komputer.
2.
Memudahkan perolehan informasi dari data
yang sangat banyak tersebut.
3.
Mengurangi duplikasi atau penggandaan data
yang sudah ada.
4.
Meningkatkan layanan recovery jika data
sempat hilang dan layanan backup untuk menjaga data agar tidak hilang.
5.
Meningkatkan keamanan dari orang yang
hendak mencuri data atau memasukannya.
6.
Menghemat biaya karena data dapat diakses
oleh banyak bagian.
2.7.2
Fungsi DBMS
Layanan-layanan yang
sebaiknya disediakan oleh Data Base Management System adalah:
1.
Penyimpanan, pengambilan, dan perubahan
data
Sebuah DBMS harus
menyediakan kemampuan menyimpan, mengambil, dan merubah data dalam basis data.
2.
Katalog yang dapat diakses pemakai
Menyediakan sebuah
katalog yang berisi deskripsi item data yang disimpan dan diakses oleh pemakai.
3.
Mendukung transaksi
Menyediakan mekanisme
yang akan menjamin semua perubahan yang berhubungan dengan transaksi yang sudah
ada atau yang akan dibuat.
4.
Melayani kontrol concurrency
Sebuah DBMS harus
menyediakan mekanisme yang menjamin basis data terupdate secara benar pada saat
beberapa pemakai melakukan perubahan terhadap basis data yang sama secara
bersamaan.
5.
Melayani recovery
Menyediakan mekanisme
untuk mengembalikan basis data ke keadaan sebelum terjadinya kerusakan pada
basis data tersebut.
6.
Melayani autorisasi
Sebuah DBMS harus
menyediakan mekanisme untuk menjamin bahwa hanya pemakai yang berwenang saja
yang dapat mengakses basis data.
7.
Mendukung komunikasi data
Sebuah DBMS harus mampu
terintegrasi dengan software komunikasi.
8.
Melayani integrity
Sebuah DBMS bertujuan
untuk menjamin semua data dalam basis data dan setiap terjadi perubahan data
harus sesuai dengan aturan yang berlaku.
9.
Melayani data independence
Sebuah DBMS harus
mencakup fasilitas untuk mendukung kemandirian program dari struktur basis data
yang sesungguhnya.
10.
Melayani utility
Sebuah DBMS sebaiknya
menyediakan kumpulan layanan utility.
2.7.3
Bahasa DBMS
DBMS (Data Base
Management Systems) adalah kumpulan program yang mengkoordinasikan semua
kegiatan yang berhubungan dengan basis data. Dengan adanya berbagai tingkatan
pandangan dalam suatu basis data maka untuk mengakomodasi masing-masing
pengguna dalam piranti lunak manajemen basis data, biasanya terdapat
bahasa-bahasa tertentu yang disebut Data Sub Language.
Data sub language adalah
bahasa yang dipakai untuk operasi manajemen basis data. Dalam basis data secara
umum dikenal 2 data sub language:
1.
Data Definition Language (DDL)
DDL adalah bentuk bahasa
basis data yang digunakan dalam mendefinisikan struktur atau kerangka dari
basis data, didalamnya termasuk record, elemen data, kunci elemen, dan
relasinya.
Dengan bahasa ini
pengguna dapat membuat tabel (create table) baru, indeks, mengubah table,
menentukan struktur penyimpanan table, dan lainnya. DDL digunakan untuk
mendefinisikan, mengubah, serta menghapus basis data dan objek-objek yang
diperlukan dalam basis data, misalnya tabel, view, user, dan sebagainya. Secara
umum, DDL yang digunakan adalah CREATE (untuk membuat objek baru), USE (untuk
menggunakan objek), ALTER (untuk mengubah objek yang sudah ada), dan DROP
(untuk menghapus objek). DDL biasanya digunakan oleh administrator basis data
dalam pembuatan sebuah aplikasi basis data.
2.
Data Manipulation Language (DML)
Bahasa yang digunakan
untuk melakukan manipulasi dan pengambilan data pada suatu basis data.
Manipulasi data pada database dapat berupa:
•
Penyisihan/ penambahan data pada file atau
tabel dalam suatu basis data.
•
Penghapusan data pada file atau tabel
dalam suatu basis data.
•
Pengubahan data pada file atau tabel dalam
suatu basis data.
•
Penelusuran data pada file atau tabel
dalam suatu basis data.
DML
merupakan bahasa yang bertujuan untuk memudahkan pemakainya dalam mengakses
data. Terdapat dua jenis DML, yaitu Prosedural yaitu digunakan untuk mendefinisikan
data yang diolah dan perintah yang akan dilaksanakan, dan jenis yang kedua
adalah Non prosedural yaitu digunakan untuk menjabarkan data yang diinginkan
tanpa menyebutkan bagaimana cara pengambilnnya.
Secara khusus pengguna
menggunakan berbagai bahasa :
Programmer aplikasi
menggunakan bahasa-bahasa seperti Cobol, Informix, dll (host language) yang
ditempelkan dengan bahasa yang dipakai dalam DBMS. Pemakai terminal menggunakan
bahasa Query (misal SQL) atau menggunakan program aplikasi (yang dirancang oleh
programmer). Sedangkan DBA lebih banyak menggunakan bahasa DDL dan DML yang
tersedia dalam DBMS.
2.8
Model
Data: Berbasis Objek, Berbasis Record, Konseptual dan Fisik (Overview Model
Data Berbasis Record: Model Data Relasional, Jaringan Hirarki)
Model data merupakan sekumpulan konsep untuk
menerangkan data, hubungan-hubungan antara data dan batasan-batasan yang
terintegrasi didalam suatu organisasi. Model data dibedakan menjadi 4 jenis,
yaitu berbasis objek, record, fisik, dan konseptual.
1.
Model Data Berbasis Objek
Model data berbasis objek
menggunakan konsep entitas, atribut dan hubungan antar entitas. Beberapa jenis
model data berbasis objek yang umum adalah :
• Entity
Relationship
Merupakan model untuk
menjelaskan hubungan antar data dalam basis data berdasarkan persepsi bahwa
real world (dunia nyata) terdiri dari objek-objek dasar yang mempunyai hubungan
/ relasi antara objek tersebut. Komponen dari ER-Model adalah sebagai berikut:
ü Entitas:
objek atau kejadian yang mewakili sesuatu yang nyata.
ü Atribut
bagian dari sebuah entitas yang mendeskripsikan karakteristik entitas.
ü Relasi:
menunjukkan adanya hubungan diantara sejumlah entitas.
ü Kardinalitas
: menunjukkan jumlah maksimum entitas yang dapat berhubungan dengan entitas
pada himpunan entitas yang lain.
Arti simbol:
Objek
dasar Atribut
objek dasar
Relasi Adanya
hubungan
• Semantic
Semantic model digunakan
untuk menjelaskan hubungan antar data dalam basis data kepada pemakai secara
logik. Semantic model hampir sama dengan entity relationship model perbedaannya
terletak pada kerelasian antar obyek dimana tidak dinyatakan dalam bentuk
simbol tetapi dengan kata-kata (semantic).
Arti tanda:
Menunjukkan
adanya relasi
Menunjukkan
atribut
2.
Model Data Berbasis Record
Pada model data berbasis
record, basis data terdiri dari sejumlah record dalam bentuk yang tetap yang
dapat dibedakan dari bentuknya. Ada 3 macam jenis model data berbasis record
yaitu :
·
Model data relasional (relational)
Menjelaskan tentang
hubungan logika antar data dalam basis data dengan menvisualisasikannya ke
dalam bentuk tabel yang terdiri dari sejumlah baris dan kolom yang menunjukkan
atribut tertentu. Model ini lebih mudah dipahami dibandingkan dengan
model-model lainnya.
Contoh:
NPM
|
Nama
|
24111200
|
Wulan
|
22212345
|
Bagus
|
·
Model data hierarkhi (hierarchical)
Menjelaskan tentang
hubungan logik antar data dalam basis data dalam bentuk hubungan bertingkat
atau hirarki. Istilah-istilah yang terdapat dalam model hirarki adalah:
ü Node:
elemen-elemen pohon dalam model data hirarkhi. Node dapat berupa record.
ü Root
: Node yang mempunyai level paling tinggi pada dalam suatu hirarkhi dan hanya
satu node
ü Parent
: node yang memiliki tingkatan yang lebih tinggi. Satu node pada tingkat level
yang lebih rendah hanya diijinkan memiliki satu relasi saja. ke tingkat level
yang lebih tinggi
ü Child:
node-node yang memiliki tingkatan yang lebih rendah daripada parent. Satu
parent dapat memiliki lebih dari satu child.
ü Leaves/Leaf
:Node yang tidak memiliki child.
Contoh:
·
Model data jaringan (network)
Model ini hampir sama
dengan model hirarki. Model database ini diyakini sebagai cara yang fleksibel
mewakili objek dan hubungan mereka. Model ini memiliki fitur istimewa yang pada
skema diperlihatkan sebagai grafik dengan tipe objeknya yaitu node, tipe
hubungannya adalah kurva, yang tidak terbatas dengan menjadi hirarki.
2.9
Data
Dictionary dan Arsitektur DBMS Multiuser: File Server, Teleprocessing, Client
Server
2.9.1
Data
Dictionary
Data dictionary adalah tempat penyimpanan informasi yang
menggambarkan data dalam basis data. Data dictionary biasa disebut juga dengan
metadata atau data mengenai data. Modul pengontrol otorisasi menggunakan data
dictionary untuk memeriksa apakah seorang pemakai perlu mempunyai wewenang.
Untuk mengerjakan pemeriksaan tersebut data dictionary menyimpan :
1.
Nama-nama pemakai yang
mempunyai wewenang untuk menggunakan DBMS.
2.
Nama-nama data item yang ada
dalam basis data.
3.
Data item yang dapat diakses
oleh pemakai dan jenis akses yang diijinkan, misalnya: insert, update, delete
atau read.
Sedangkan untuk memeriksa integritas data, data dictionary
menyimpan :
1.
Nama-nama data item dalam
basis data
2.
Jenis dan ukuran data item
3.
Batasan untuk masing-masing
data item
Sistem data dictionary dapat
dibedakan atas sistem aktif dan pasif. Sistem aktif selalu konsisten dengan
struktur basis data karena secara otomatis dikerjakan oleh sistem. Sebaliknya,
sistem pasif tidak konsisten terhadap perubahan basis data yang dilakukan oleh
pemakai.
2.9.2
Arsitektur DBMS Multi User
2.9.2.1 File Server
Proses didistribusikan ke
dalam jaringan sejenis LAN (Local Area Network). File server mengendalikan file
yang diperlukan oleh aplikasi dan DBMS. Meskipun aplikasi dan DBMS dijalankan
pada masing-masing workstation tetapi tetap meminta file dari file server jika
diperlukan.
Gambar : Arsitektur File
Server
Dengan cara ini, file
server berfungsi sebagai sebuah hard disk yang digunakan secara bersamaan.
Kerugian arsitektur
file-server adalah :
1.
Terdapat lalulintas jaringan yang besar.
2.
Masing-masing workstation membutuhkan copy
DBMS.
3.
Kontrol terhadap concurrency, recovery dan
integrity menjadi lebih kompleks karena sejumlah DBMS mengakses file secara
bersamaan.
2.9.2.2
Teleprocessing
Arsitektur
tradisional untuk sistem multi user adalah teleprocessing, dimana satu komputer
dengan sebuah CPU dan sejumlah terminal.
Gambar: Arsitektur Teleprocessing
Semua
pemrosesan dikerjakan dalam batasan fisik komputer yang sama. Terminal untuk
pemakai berjenis 'dumb', yang tidak dapat berfungsi sendiri dan masing-masing
dihubungkan ke komputer pusat. Terminal-terminal tersebut mengirimkan pesan
melalui subsistem pengontrol komunikasi pada sistem operasi ke program
aplikasi, yang bergantian menggunakan layanan DBMS.
Dengan cara yang sama,
pesan dikembalikan ke terminal pemakai. Arsitektur ini menempatkan beban yang
besar pada komputer pusat yang tidak hanya menjalankan program aplikasi tetapi
juga harus menyelesaikan sejumlah pekerjaan pada terminal seperti format data
untuk tampilan di monitor.
2.9.2.3
Client Server
Gambar: Arsitektur Client Server
Untuk mengatasi kelemahan
arsitektur-arsitektur di atas maka dikembangkan arsitektur client-server.
Client-server menunjukkan cara komponen software berinteraksi dalam bentuk
sistem.
Sesuai dengan namanya,
ada sebuah pemroses client yang membutuhkan sumber dan sebuah server yang
menyediakan sumbernya. Tidak ada kebutuhan client dan server yang harus
diletakkan pada mesin yang sama. Secara ringkas, umumnya server diletakkan pada
satu sisi dalam LAN dan client pada sisi yang lain.
Dalam konteks basis data,
client mengatur interface berfungsi sebagai workstation tempat menjalankan
aplikasi basis data. Client menerima permintaan pemakai, memeriksa sintaks dan
generate kebutuhan basis data dalam SQL atau bahasa yang lain. Kemudian
meneruskan pesan ke server, menunggu response dan bentuk response untuk pemakai
akhir. Server menerima dan memproses permintaan basis data kemudian
mengembalikan hasil ke client.
Proses-proses ini melibatkan
pemeriksaan autorisasi, jaminan integritas, pemeliharaan data dictionary dan
mengerjakan query serta proses update. Selain itu juga menyediakan kontrol
terhadap concurrency dan recovery.
Ada beberapa keuntungan
jenis arsitektur ini:
1.
Memungkinkan akses basis data yang besar
2.
Menaikkan kinerja
3.
Jika client dan server diletakkan pada
komputer yang berbeda kemudian CPU yang berbeda dapat memproses aplikasi secara
paralel. Hal ini mempermudah merubah mesin server jika hanya memproses basis
data.
4.
Biaya untuk hardware dapat dikurangi
5.
Hanya server yang membutuhkan storage dan
kekuatan proses yang cukup untuk menyimpan dan mengatur basis data
6.
Biaya komunikasi berkurang
7.
Aplikasi menyelesaikan bagian operasi pada
client dan mengirimkan hanya bagian yang dibutuhkan untuk akses basis data
melewati jaringan, menghasilkan data yang sedikit yang akan dikirim melewati
jaringan
8.
Meningkatkan kekonsistenan
9.
Server dapat menangani pemeriksaan
integrity sehingga batasan perlu didefinisikan dan validasi hanya di satu
tempat, aplikasi program mengerjakan pemeriksaan sendiri
10.
Map ke arsitektur open-system dengan
sangat alami
Berikut
ini adalah ringkasan fungsi client-server:
Client
|
Server
|
Mengatur user interface
|
Menerima
dan
memproses
basis data
yang
diminta dari client
|
Menerima dan memeriksa sintaks
input dari pemakai
|
Memeriksa autorisasi
|
Memproses aplikasi
|
Menjamin
tidak terjadi
pelanggaran
terhadap
integrity
constraint
|
Generate permintaan basis data
dan memindahkannya
ke server
|
Melakukan query/
pemrosesan update dan
memindahkan response
ke client
|
Memberikan response balik
kepada pemakai
|
Memelihara
data
dictionary
|
Menyediakan akses basis
data secara bersamaan
|
|
Menyediakan kontrol
recovery
|
BAB
III
KESIMPULAN
Database
(basis data) adalah suatu susunan atau kumpulan data operasional lengkap dari suatu
organisasi atau perusahaan yang diorganisir atau dikelola dan simpan secara
terintegrasi dengan menggunakan metode tertentu, dengan menggunakan komputer,
sehingga mampu menyediakan informasi optimal yang diperlukan pemakainya.
Siklus
terbentuknya basis data dimulai dari user yang menggunakan aplikasi untuk
menginput data, lalu sistem dalam aplikasi yang disebut Database Management
System (DBMS) akan memroses data yang diinput dan menghasilkan output berupa
database (basis data).
DBMS
(Data Base Management System) adalah perangkat lunak yang memberikan fasilitas
untuk melakukan fungsi pengaturan, pengawasan, pengendalian, pengolahan, dan
koordinasi terhadap semua proses yang terjadi pada sistem basis data. DBMS
sangat mudah dan menyediakan banyak kelebihan bagi pemakai yang memiliki
kebutuhan akses yang berbeda-beda.
DAFTAR
PUSTAKA