SELEKSI SISTEM DAN
IMPLEMENTASI SISTEM
Disusun Oleh :
|
|
Christella Sutjiadi
|
22214378
|
Felicia Mariska Hendrikasari
|
24214148
|
Indri Ismayati
|
25214319
|
Raudatul Munawarah
|
28214955
|
Rofi Rosdiani
|
29214711
|
Sania Karaman
|
29214995
|
Kelas : 3EB28
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
ATA 2016/2017
Kata Pengantar
Assalamu’alaikum wr.wb
Puji
dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, dimana berkat rahmat
dan hidayahnya kami mampu menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Analisis
Perancangan Sistem Informasi Akuntansi yang berjudul “Seleksi Sistem dan
Implementasi Sistem”.
Dalam penulisan makalah ini kami merasa
masih terdapat banyak kekurangan, baik pada teknis penulisan maupun materi.
Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak baik
dari dosen pengajar maupun dari teman-teman saya harapkan demi penyempurnaan
makalah ini, dan agar dalam pembuatan makalah-makalah selanjutnya dan di waktu
yang akan datang bisa lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
para pembacanya. Sekian dan terima kasih.
Wassalamu’alaikum wr.wb
Bekasi, 7 April 2017
Penyusun
Daftar Isi
Kata
Pengantar.................................................................................................................. 2
Daftar Isi............................................................................................................................ 3
Bab
I PENDAHULUAN.............................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang........................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................ 4
1.4 Manfaat Penulisan...................................................................................... 4
Bab
II PEMBAHASAN................................................................................................ 5
2.1 Penyedia Teknologi ................................................................................. 5
2.2 Keputusan Membeli, Menyewa atau Sewa Beli........................................ 5
2.3 Langkah-Langkah Menyeleksi dan Memilih Sistem................................. 6
2.4
Menerapkan Rencana Implementasi ....................................................... 8
2.5 Kegiatan Implementasi ............................................................................ 9
2.5.1
Pemilihan dan Pelatihan Personil....................................................... 9
2.5.2
Pemilihan Tempat dan Instalasi Perangkat
Keras & Lunak.............. 9
2.5.3
Pemrograman dan Pengetesan Program............................................. 9
2.5.4
Pengetesan Sistem............................................................................ 10
2.5.5
Konversi Sistem............................................................................... 10
2.6 Tindak Lanjut Implementasi ................................................................. 13
Bab
III KESIMPULAN................................................................................................ 14
Daftar Pustaka................................................................................................................. 14
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Suatu sistem yang telah
dianalisis dan didesain tidak dapat bermanfaat jika
belum diimplementasikan, sebelum diimplementasikan suatu desain sistem yang
telah dibuat perlu dilakukan seleksi. Tahap seleksi sistem merupakan tahap
untuk memilih perangkat keras dan perangkat lunak untuk sistem informasi. Tugas
ini membutuhkan pengetahuan yang cukup bagi yang melaksanakannya supaya dapat
memenuhi kebutuhan rancang-bangun yang telah dilakukan. Pengetahuan yang
dibutuhkan oleh pemilih sistem diantaranya adalah pengetahuan tentang siapa-siapa
yang menyediakan teknologi ini, cara pemilikannya dsb. Pemilih sistem juga
harus paham dengan teknik-teknik evaluasi untuk menyeleksi sistem.
Jika sistem telah lulus dalam tahap seleksi maka tahap
selanjutnya adalah tahap implementasi. Tahap
implementasi sistem merupakan tahap meletakkan sistem supaya siap untuk
dioperasikan.
1.2
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
uraian latar belakang tersebut maka rumusan masalah dalam penulisan ini sebagai
berikut :
1. Bagaimana
penyedia teknologi dalam seleksi sistem?
2. Bagaimana
keputusan membeli, menyewa atau sewa beli?
3. Bagaimana
langkah-langkah menyeleksi dan memilih sistem?
4. Bagaimana
menerapkan rencana implementasi?
5. Bagaimana
kegiatan implementasi?
6. Bagaimana
tindak lanjut implementasi?
1.3
Tujuan
Penulisan
Berdasarkan
rumusan masalah diatas ,maka tujuan penulis membuat makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk
mengetahui penyedia teknologi dalam
seleksi sistem
2. Untuk
mengetahui keputusan membeli, menyewa atau sewa beli
3. Untuk
mengetahui langkah-langkah menyeleksi dan memilih sistem
4. Untuk
mengetahui penerapan rencana implementasi
5. Untuk
mengetahui kegiatan implementasi
6. Untuk
mengetahui tindak lanjut implementasi
1.4
Manfaat
Penulisan
Manfaat
penulisan makalah ini yakni dapat
menambah ilmu pengetahuan dan wawasan bagi penulis maupun
pembaca berupa
pengetahuan teoritis mengenai seleksi
sistem dan implementasi sistem serta dapat menjadi bahan referensi untuk
menyempurnakan penulisan lanjutan yang bersifat sejenis.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Penyedia
Teknologi
Terdapat
beberapa Penyedia teknologi, diantaranya :
1.
Pabrik Perangkat Keras
2.
Perusahaan Perangkat Lunak
3.
Original Equipment Manufacturer (OEM), Value Added
Remarketer (VAR) dan Independent Sales Organization (ISO)
4.
Rumah sistem (System House) dan turnkey sustem
5.
Konsultan (Consultant )
6.
Kontraktor program mandiri ( Independent Program
Contractor /IPC )
7.
Biro Jasa (Service Bureaus
8.
Dealer
9.
Toko Komputer
Keterangan :
a)
OEM (Original Equipment Manufacturer ) adalah :
Penjual yg
membeli dari perusahaan lain dgn volume besar, kemudian menambah nilai gunanya
& dijual kembali secara eceran. Umumnya OEM tidak menambah daya guna
berdasarkan pesenan seseorang, tetapi atas dasar permintaan pasarluar.
b)
Istilah lain dari OEM adalah VAR
ISO hampir
sama dengan O EM atau VAR, bedanya :
OEM atau VAR
menambah guna suatu produk dengan menambahkan perangkat lunak
buatan
sendiri ISO menambahkan nilai tambah berupa perangkat lunak yang dibeli dari
perusahaan perangkat lunak lain.
c)
Rumah Sistem (Systems house )
Perusahaan
yang bertindak seperti taylor atau tukang jahit yang menerima pesanan dari
customer. Penjahit akan mengukur pesanan yg diterima, memberikan saran
model-modelnya, memotong kainnya, dan menjahitkan untuk pemesan sesuai
pesanan. Rumah
sistem dapat menerima pesanan berupa :
1)
Sistem Total ( Total systems atau Turnkey System)
2)
Sebagian potongan sistem
d)
Turnkey Systems
Sistem
putar-kunci adalah sistem yg lengkap. Dengan sistem yg lengkap pemesan sistem
dapat langsung memutar kuncinya (turnkey) dan sistem langsung bekerja. Berbeda
dgn O EM yg hanya menambahkan perangkat lunak berdasarkan pasar luas, pada
Turnkey systems, sistem akan menyediakan perangkat keras dan perangkat lunak
sesuai dengan pesanan seseorang.
2.2
Keputusan
Membeli, Menyewa atau Sewa Beli
Pertimbangan
dari membeli, menyewa, atau sewa beli (leasing ) untuk mendapatkan perangkat
keras atau perangkat lunak dari dana perusahaan & pertimbangan pajak.
2.3
Langkah-Langkah
Menyeleksi dan Memilih Sistem
Langkah-langkah
dalam menyeleksi dan memilih sistem dapat dilakukan oleh analis sistem sebagai
berikut :
1) Memilih
penyedia teknologi
Kebutuhan dari teknologi sistem dapat
dikelompokan dalam empat kategori sebagai berikut :
a. Perangkat
keras yang sifatnya umum
b. Perangkat
keras yang spesifik untuk suatu aplikasi
c. Perangkat
lunak yang sifatnya umum
d. Perangkat
lunak yang spesifik untuk suatu aplikasi
Tidak
semua penyedia produk dapat memenuhi kebutuhan ini. Harus memiliki pedoman
untuk menentukan jenis penyedia produk mana yang tepat untuk masing- masing
kategori kebutuhan teknologi ini.
2) Meminta
proposal dari penjual
Jika terdapat beberapa penyedia
produk dan jasa yang mungkin dapat memenuhi kebutuhan dari sistem dan tidak
semua penyedia teknologi ini akan dipilh, maka analis sistem perlu meminta
proposal dari semua penyedia teknologi yang dipilih ini. Evaluasi proposal dari
vendor:
a. Desk
Checking Proposal Element
b. Technical
Performance Criteria Comparisons
·
Software Technical Performance
Criteria Comparisons
·
Software Technical Performance
Criteria Comparisons
c. General
Performance Criteria Comparisons
d. Benchmark
& Simulation Test
e. Single
Vendor vs Multiple Vendor
f.
Price & Contract Negotiations
g. Acquisition
& Financing Methods
h. Cost
Effectiveness Analysis of GSD Alts
3)
Menyaring penjual
Tidak semua proposal yang masuk akan
dievaluasi semuanya. Hanya proposal yang memenuhi syarat saja yang akan
dievaluasi. Proposal yang tidak memenuhi syarat adalah proposal yang tidak
sesuai dengan yang diinginkan di RFP. Oleh karena itu, semua proposal yang
masuk perlu diperiksa terlebih dahulu untuk menentukan penjual mana yang
memenuhi syarat. Demo ini disebut juga dengan istilah benchmark. Kinerja
dari benchmark menunjukan indikasi sejauh mana perangkat keras atau
perangkat lunak telah berfungsi sesuai dengan yang dibutuhkan. Benchmark merupakan
teknik pengetesan yang terbatas. Teknik ini tidak mencerminkan semua kebutuhan
yang diinginkan, hanya terbatas pada pengetesan kecepatan saja. Factor-faktor
lainnya yang perlu dipertimbangkan adalah ujud dari perangkat kerasnya,
modelnya, ujud tampilan lunak, kemudahan operasi perangkat lunak, dukungan
purna jual dan lain sebagainya.
4)
Mengevaluasi penjual yang lolos saringan
Proposal yang telah lolos saringan
lebih lanjut perlu dibandingkan satu dengan yang lainnya dan dirangking untuk
menentukan penjual mana yang direkomendasi. Sebelum melakukan ini, perlu
ditetapkan terlebih dahulu kriteria evaluasi yang akan dilakukan dan cara
pemberian nilainya, supaya evaluasi ini tidak bias. Analis tingkat tertimbang
merupakan teknik yang dapat digunakan untuk mengevaluasi proposal. Teknik ini
menggunakan penimbang atau bobot untuk masing – masing faktor yang akan
dinilai. Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan di dalam mengevaluasi perangkat
keras yang ditawarkan oleh penjual adalah sebagai berikut :
a. Ketahanan
Penilaian terhadap ketahanan suatu produk dapat dilakukan
dengan cara mengetesnya dengan suatu program iterasi dalam jangka waktu proses
tertentu.
b. Kecepatan
proses
Penilaian ini dapat dilakukan dengan benchmark test.
c. Bentuk
Cara penilaian ini adalah dengan melihat secara
langsung ujud dari perangkat kerasnya.
d. Harga
Cara penilaian ini adalah dengan melihat harga yang
ditawarkann dalam proposal.
e. Kompatibilitas
Merupakan kesesuaian dnegan perangkat keras pembanding
lainnya. Perangkat keras pembanding ini dapat berupa perangkat keras tertentu
yang dijadikan sebagai standar atau perangkat keras yang sudah dimliki oleh
perusahaan yang akan tetap digunakan. Cara penilaian ini adalah dengan
menjalankan program aplikasi yang beroperasi dengan baik diperangkat pembanding
keperangkat keras yang akan di uji.
f.
Modularitas
Merupakan kemudahan dari perangkat keras untuk
dikembangkan dikemudian hari. Cara penilaian ini dengan melihat dan meminta
pendapat dari oranglain yang sudah menggunakan perangkat keras tersebut.
g. Pengendalian
perangkat keras
Merupakan pengendalian yang sudah terpasang (built
in) didalam perangkat kerasnya. Cara penilaian ini adalah dengan mencoba
langsung perangkat keras untuk pengendalian yang diinginkan.
h. Skedul
pengiriman
Penilaian ini merupakan penilaian terhadap ketepatan
pengiriman sesuai dengan skedul yang telah ditetapkan. Cara penilaian ini
adalah dengan melihat pengalaman dari orang lain yang pernah membeli perangkat
keras dari penjual yang sama.
i.
Pendukung dan jaminan purna jual
Yang termasuk dari faktor – faktor ini sebagai berikut
:
·
Pelatihan
·
Dokumentasi manual yang lengkap
·
Bantuan instalasi dan operasi
·
Pengetesan
·
Garansi
·
Fasilitas penggantian selama perbaikan dan
jaminan suku cadang
·
Perawatan dan reparasi
·
Reputasi penjual
·
Pengalaman penjual
·
Kondisi keuangan penjual
5) Membuat
kontrak
Tujuan kontrak adalah untuk
membuktikan siapa yang bersalah jika terjadi perselisihan atau beda pendapat
dikemudian hari dan tindakan – tindakan apa saja yang harus dilakukan. Hal yang
perlu tercantum di kontrak :
·
Jaminan garansi kerja
·
Kewajiban-kewajiban akibat putus kontrak
·
Penalti jika terjadi kegagalan
·
Cara pembayaran
·
Pengaturan-pengaturan lain
2.4
Menerapkan
Rencana Implementasi
Implementasi sistem merupakan tahap
dimana sistem yang telah dirancang pada tahap sebelumnya diterapkan, berupa
perangkat lunak maupun perangkat keras yang digunakan. Dengan penerapan sistem
yang dirancang, hasilnya dapat dioperasikan dan digunakan secara optimal sesuai
kebutuhan.
Tahap implementasi sistem dapat terdiri dari
langkah-langkah berikut :
a. Menerapkan
rencana implementasi
b. Melakukan
kegiatan implementasi
c. Tindak
lanjut implementasi
Supaya kegiatan implementasi nantinya
dapat beroperasi sesuai dengan yang diharapkan, maka suatu rencana implementasi
perlu direncanakan secara matang. Dengan demikian, rencana implementasi merupakan
kegiatan awal dari tahap implementasi sistem.
Rencana implementasi dimaksudkan
untuk mengatur biaya dan waktu yang dibutuhkan. Dalam tahap ini biaya yang
dibutuhkan dikalkulasi dalam bentuk anggaran biaya. Anggaran biaya inilah yang
digunakan untuk kendali terhadap biaya-biaya yang dikeluarkan. Waktu yang
diperlukan untuk melakukan kegiatan implementasi juga perlu diatur dalam bentuk
skedul waktu. Skedul waktu berfungsi sebagai pengendalian terhadap waktu implementasi. Gantt chart dapat digunakan
untuk menggambarkan waktu yang direncanakan untuk kegiatan implementasi.
2.5
Kegiatan
Implementasi
Kegiatan implementasi dilakukan
dengan dasar kegiatan yang sudah direncanakan dalam rencana implementasi.
Kegiatan yang dilakukan dalam tahapan implementasi adalah :
1) Pemilihan
dan pelatihan personel
2) Pemilihan
Tempat dan Instalasi Perangkat Keras dan Perangkat Lunak
3) Pemrograman
dan Pengetesan Program
4) Pengetesan
Sistem
5) Konversi
Sistem
2.5.1
Pemilihan
dan Pelatihan Personil
Personil
disiapkan dengan terlebih dahulu memberikan pelatihan dalam bentuk
ceramah/seminar, pelatihan secara prosedural maupun tutorial mengenai sistem
informasi sesuai fungsi tugasnya. Tujuannya adalah agar para personil mengerti
dan menguasai operasi sistem dan cara kerja sistem serta apa saja yang
diperoleh dari sistem. Pemilihan personil dilakukan melalui 2 sumber, yaitu:
dari personil yang telah ada dalam organisasi atau personil baru yang berasal
dari luar organisasi.
Pemilihan
karyawan dari dalam organisasi memiliki pertimbangan sebagai berikut:
a. Menstransfer
karyawan yang ada keposisi yang baru umumnya lebih mudah dibandingkan dengan
merekrut karyawan baru dari luar.
b. Karyawan
yang ada biasanya sudah atau lebih memahami operasi dari perusahaan, sedang
karyawan yang baru masih membutuhkan waktu yang lama untuk mempelajarai
cara-cara perusahaan beroperasi.
c. Moral
karyawan akan lebih meningkat untuk posisi baru yang lebih baik, khususnya jika
menduduki posisi disistem yang baru.
Adapun
personil-personil yang dibutuhkan dapat dikelompokkan dalam 4 (empat) bagian
tugas yaitu:
a. Tugas-tugas
input-output data.
b. Tugas-tugas
operasi
c. Tugas-tugas
pemrograman
d. Tugas-tugas
analisis system.
2.5.2
Pemilihan
Tempat dan Instalasi Perangkat Keras & Perangkat Lunak (Menyiapkan
Fasilitas Fisik)
Sistem komputer yang besar membutuhkan
tempat dengan lingkungan yang lebih harus diperhitungkan. Persiapan fisik ini
meliputi: AC untuk mengatur temperatur ruangan, penerangan-penerangan yang
cukup, pendeteksi kebakaran, penyedia alat telekomunikasi dll. Langkah
selanjutnya adalah menginstalasi perangkat keras & lunak.
2.5.3
Pemrograman
dan Pengetesan Program
Rancangan program (p.lunak) yang sudah
dibuat sebelumnya perlu dilakukan pemrograman. Pemrograman merupakan kegiatan
menulis program yang akan dieksekusi oleh komputer. Pemrograman dilakukan oleh
Programmer dengan menggunakan bahasa pemrograman yang telah ditentukan.
Sebelum program diterapkan, maka program harus bebas dari
kesalahan. Oleh karena itu program harus dites/diuji terlebih dahulu untuk
menemukan kesalahan-kesalahan yang mungkin dapat terjadi. Biasanya tahapan ini
dilakukan oleh Quality Assurance dari pihak pengembang untuk memastikan bahwa
software yang dibuat telah berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Salah satu
metodenya bisa dengan menginput sejumlah data pada sistem baru dan
membandingkan hasilnya dengan sistem lama. Apabila diperlukan maka tahapan ini
bisa dibagi menjadi dua yaitu testing oleh pihak pengembang (alpha testing) dan
testing oleh pihak pengguna (beta testing)
2.5.4
Pengetesan
Sistem
Tes sistem dilakukan untuk memeriksa
kekompakkan atau hubungan antar komponen dari SI. Tujuan utama dari tes ini
adalah untuk memastikan bahwa elemen-elemen / komponen- komponen SI telah
berfungsi sesuai dengan yang diharapkan.
2.5.5
Konversi
Sistem
Konversi
Sistem adalah perubahan sistem saat ini ke bentuk operasi aplikasi yang baru
yang lebih baik. Penggunaan konversi sistem tidak dapat sembarangan,banyak
faktor yang harus dipertimbangkan. Kesalahan atau ketidak tepatan dalam
pelaksanaan konversi sistem dapat mengakibatkan gangguan dalam operasional
usaha yang dapat berakibat pada kerugian perusahaan tersebut.
Menurut
James A. O’Brien (2006) mengatakan bahwa operasi awal dari sistem bisnis yang
baru, dapat menjadi tugas yang sulit. Hal ini biasanya memerlukan proses
konversi dari penggunaan sistem yang ada saat ini ke operasi aplikasi yang baru
atau yang lebih baik.
Metode
konversi dapat mempermudah pengenalan teknologi informasi yang baru ke dalam
organisasi. Empat bentuk utama dari konversi sistem mencakup:
·
Konversi langsung (Direct Conversion)
·
Konversi parallel (Parallel Conversion)
·
Konversi bertahap (Phase-In Conversion)
·
Konversi pilot (Pilot Conversion)
1) Konversi langsung ( Direct conversion )
Dilakukan dgn mengganti sistem lama langsung dgn sistem baru.Disebut
juga :
·
Pendekatan pemotongan langsung (direct cutover)
·
Pendekatan cold turnkey
·
Pendekatan abrupt cutover
Konversi ini
biasanya dilakukan dengan memilih periode waktu bisnis tertentu. Konversi
ini dilakukan dengan cara menghentikan sistem lama dan menggantikannya dengan
sistem baru. Cara ini merupakan yang paling berisiko, tetapi murah. Konversi
langsung adalah pengimplementasian sistem baru dan pemutusan jembatan sistem
lama, yang kadang-kadang disebut pendekatan cold turkey. Apabila konversi telah
dilakukan, maka tak ada cara untuk balik ke sistem lama. Pendekatan atau cara
konversi ini akan bermanfaat apabila :
·
Sistem tersebut tidak mengganti sistem
lain.
·
Sistem yang lama sepenuhnya tidak
bernilai.
·
Sistem yang barn bersifat kecil atau
sederhana atau keduanya.
·
Rancangan sistem baru sangat berbeda dari
sistem lama, dan perbandingan antara sistem-sistem tersebut tidak berarti.
Kelebihan konversi langsung adalah harganya yang relatif
tidak mahal. Sedangkan kelemahannya yaitu :
·
Mempunyai risiko kegagalan yang tinggi
·
Apabila konversi langsung akan digunakan,
aktivitas-aktivitas pengujian dan pelatihan yang dibahas sebelumnya akan
mengambil peran yang sangat penting.
2)
Konversi Paralel
Dilakukan dengan mengoperasikan sistem yang baru
bersama dengan sistem yg lama dalam suatu periode tertentu. Pada
konversi ini, sistem baru dan sistem lama sama-sama beroperasi hingga tim
pengembangan proyek dan manajemen pemakai akhir (end-user) setuju untuk
mengubah secara keseluruhan ke sistem baru. Selama waktu tersebut, operasional
dan hasil dari kedua sistem dibandingkan dan dievaluasi. Kesalahan dapat
diidentifikasi dan dikoreksi, dan masalah operasional dapat diselesaikan
sebelum sistem lama ditinggalkan. Cara seperti ini merupakan pendekatan yang
paling aman, tetapi merupakan cara yang paling mahal, karena pemakai harus
menjalankan dua sistem sekaligus.
Kelebihan dari konversi ini adalah memberikan derajat
proteksi yang tinggi kepada organisasi dari kegagalan sistem baru. Sedangkan
kelemahannya, yaitu :
·
Besarnya biaya untuk penduplikasian
fasilitas-fasilitas dan biaya personel yang memelihara sistem rangkap tersebut.
·
Ketika proses konversi suatu sistem baru
melibatkan operasi paralel, maka orang-orang pengembangan sistem harus
merencanakan untuk melakukan peninjauan berkala dengan personel operasi dan
pemakai.
3)
Konversi Pilot
Dilakukan
apabila beberapa sistem sejenis akan diterapkan pada beberapa area yang
terpisah (departemen, cabang atau divisi ). Pendekatan ini dilakukan
dengan cara menerapkan sistem baru hanya pada lokasi tertentu yang diperlakukan
sebagai pelopor. Jika konversi ini dianggap berhasil, maka akan diperluas ke
tempat-tempat yang lain.
Ini
merupakan pendekatan dengan biaya dan risiko yang rendah.
Dengan metode Konversi Pilot, hanya sebagian dari organisasi saja yang mencoba mengembangkan sistem baru. Kalau metode phase-in mensegmentasi sistem, sedangkan metode pilot mensegmentasi organisasi.
Dengan metode Konversi Pilot, hanya sebagian dari organisasi saja yang mencoba mengembangkan sistem baru. Kalau metode phase-in mensegmentasi sistem, sedangkan metode pilot mensegmentasi organisasi.
4)
Konversi Bertahap
Konversi bertahap biasa
disebut stepped
conversion, stage conversion dan pendekatan potongan bertahap (phased cut over
approach). Tahap
konversi system dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a)
Konversi Dokumen Dasar
b)
Konversi File.
Konversi
dari file system lama menuju file elektronis system baru dan dapat dilakukan
sebagai berikut:
·
Konversi dari file computer lama kefile computer yang
baru.
·
Konversi dari data dicatatan manual ke file computer.
Pendekatan
ini dilakukan dgn menerapkan masing-masing modul sistem yg berbeda secara
urut. Konversi
dilakukan dengan menggantikan suatu bagian dari sistem lama dengan sistem baru.
Jika terjadi sesuatu, bagian yang baru tersebut akan diganti kembali dengan
yang lama. Jika tak terjadi masalah, modul-modul baru akan dipasangkan lagi
untuk mengganti modul-modul lama yang lain. Dengan pendekatan seperti ini,
akhirnya semua sistem lama akan tergantikan oleh sistem baru. Cara seperti ini
lebih aman daripada konversi langsung. Dengan metode Konversi Phase-in, sistem
baru diimplementasikan beberapa kali, yang secara sedikit demi sedikit
mengganti yang lama. la menghindarkan dari risiko yang ditimbulkan oleh
konversi langsung dan memberikan waktu yang banyak kepada pemakai untuk
mengasimilasi perubahan. Untuk menggunakan metode phase-in, sistem harus
disegmentasi.
Kelebihan
konversi bertahap terletak pada kecepatan perubahan dalam organisasi tertentu
bisa diminimalisir, dan sumber-sumber pemprosesan data dapat diperoleh sedikit
demi sedikit selama periode waktu yang luas.
Sedangkan kelemahan konversi ini yaitu :
Sedangkan kelemahan konversi ini yaitu :
·
Sistem baru diimplementasi beberapa kali,
sedikit demi sedikit untuk menggantikan sistem yang lama.
·
Sistem harus disegmentasi.
·
Perlu biaya tambahan untuk mengembangkan
interface temporer dengan sistem lama
·
Daya terapnya terbatas, proses
implementasi membutuhkan waktu yang panjang.
Contoh
Kasus Konversi Sistem Informasi
Penerapan
sistem berbasis komputer biasanya harus dikaitkan dengan sistem lama yang telah
digunakan sebelumnya. baik yg berbasis manual maupun komputer. Hal ini
dikarenakan teknologi berkembang dengan pesat. Untuk mengatasi hal tersebut
maka diperlukan strategi untuk konversi sistem lama ke baru. Terdapat beberapa
strategi yang sering digunakan untuk mengkonversi sistem lama ke sistem baru
yaitu serentak, paralel, bertahap dan percontohan. Kabupaten Kulon Progo telah
menerapkan sistem informasi berbasis komputer di semua puskesmas pada tahun
2005 dengan memakai aplikasi transaksi kunjungan rawat jalan puskesmas dengan
sifat single user. Pada tahun 2008 Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo
menetapkan penggunaan aplikasi baru dengan sifat multi user. Faktor-faktor yang
mempengaruhi proses konversi adalah kemampuan petugas puskesmas yang mempunyai
tingkat kemampuan dalam query dari database yang ada serta menangani
troubleshooting hardware maupun jaringan. Selain itu juga dukungan dari
kabupaten dalam membantu puskesmas jika ada masalah dalam sistem informasi
puskesmas. Komitmen kepala organisasi baik di tingkat dinas kesehatan maupun
puskesmas merupakan hal yang penting dalam tahap konversi. Komitmen akan mempengaruhi
tingkat keberhasilan dalam pelaksanaan konversi. Ketersediaan sarana komputer
di puskesmas serta kemudahan instalasi berpengaruh terhadap konversi. Keluaran
aplikasi IHIS masih belum memenuhi kebutuhan dari pengguna.
Kesimpulan
yang diperoleh adalah faktor-faktor yang mempengaruhi konversi sistem informasi
puskesmas dipengaruhi oleh kemampuan petugas pengelola pengelola sistem
informasi baik di dinas kesehatan kabupaten maupun puskesmas dalam hal
instalasi, penanganan kerusakan atau error serta pengelolaan jaringan juga
dukungan organisasi yaitu komitmen kepala dinas maupun kepala puskesmas. Faktor
yang lain adalah ketersediaan sarana komputer, kemudahan instalasi dan
kemudahan pemakaian serta keluaran yang sesuai dengan pengguna.
2.6
Tindak
Lanjut Implementasi
Analis sistem masih perlu melakukan
tindak lanjut berikutnya seteleh sistem baru
diimplementasikan. Analis sistem masih perlu melakukan pengetesan penerimaan
sistem. Pengetesan ini berbeda dengan pengetesan sistem yang telah dilakukan
sebelumnya. Jika pada pengetesan sebelumnya digunakan data test/semu, tapi
pada pengetesan ini dilakukan dengan menggunakan data sesungguhnya dalam
jangka waktu tertentu yang dilakukan oleh analis sistem bersama-sama dengan
user.
diimplementasikan. Analis sistem masih perlu melakukan pengetesan penerimaan
sistem. Pengetesan ini berbeda dengan pengetesan sistem yang telah dilakukan
sebelumnya. Jika pada pengetesan sebelumnya digunakan data test/semu, tapi
pada pengetesan ini dilakukan dengan menggunakan data sesungguhnya dalam
jangka waktu tertentu yang dilakukan oleh analis sistem bersama-sama dengan
user.
BAB
III
KESIMPULAN
Tahap setelah mendesain sistem adalah
tahap seleksi sistem dan implementasi sistem. Tahap seleksi sistem merupakan
tahap untuk memilih perangkat keras dan perangkat lunak untuk sistem informasi.
Langkah-langkah dalam menyeleksi dan memilih sistem dapat dilakukan oleh analis
sistem yaitu memilih penyedia teknologi, meminta proposal dari penjual, menyaring
penjual, mengevaluasi penjual yang lolos saringan, membuat kontrak.
Implementasi
sistem merupakan tahap dimana sistem yang telah dirancang pada tahap sebelumnya
diterapkan. Tahap implementasi sistem terdiri dari menerapkan rencana
implementasi, melakukan kegiatan implementasi dan tindak lanjut implementasi. Rencana
implementasi merupakan kegiatan awal dari tahap implementasi sistem. Kegiatan
implementasi dilakukan dengan tahapan sebagai berikut.
·
Pemilihan dan pelatihan personel
·
Pemilihan Tempat dan Instalasi Perangkat
Keras dan Perangkat Lunak
·
Pemrograman dan Pengetesan Program
·
Pengetesan Sistem
·
Konversi Sistem
Dalam
tahap tindak lanjut implementasi dilakukan pengetesan penerimaan
sistem. Pengetesan dilakukan dengan menggunakan data sesungguhnya dalam
jangka waktu tertentu yang dilakukan oleh analis sistem bersama-sama dengan
user.
sistem. Pengetesan dilakukan dengan menggunakan data sesungguhnya dalam
jangka waktu tertentu yang dilakukan oleh analis sistem bersama-sama dengan
user.
DAFTAR
PUSTAKA
cicilia_el.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/45953/Seleksi+Sistem.pdf
VERSI WORD
No comments:
Post a Comment