PENGARUH
MEDIA IKLAN PADA PASAR
PERSAINGAN MONOPOLISTIK DALAM MEMPEROLEH LABA
MAKSIMUM
Disusun Oleh :
1.
Christella
Sutjiadi 22214378
2.
Diah
Lukimawati 22214955
3.
Dyah
Kurniawati 23214363
4.
Felicia
Mariska Hendrikas 24214148
5.
Firdhayanti
Putri 24214266
6.
Indri
Ismayati 25214319
7.
Marini
Hartina 26214398
8.
Rofi
Rosdiani 29214711
9.
Rudiyanto
29214847
Kelas : 2EB28
UNIVERSITAS GUNADARMA
BEKASI
2015
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat ALLAH SWT atas segala karunia, berkat rahmat dan hidayah-Nya
kami dapat menyusun penulisan ilmiah yang berjudul “Pengaruh Media Iklan Pada Pasar
Persaingan Monopolistik Dalam MemperolehLaba Maksimum” dapat diselesaikan dengan baik.
Penulisan makalahini menjelaskan tentang
bagaimana pengaruhnya iklan terhadap pasar monopolistik dalam memperoleh laba maksimumdengan membuat judul “PENGARUH MEDIA IKLAN DAN INOVASI TERHADAP PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK DALAM MEMPEROLEH LABA MAKSIMUM”.
Pada
kesempatan ini penyusun menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. Bapak
Sunarto selaku Dosen Teori Ekonomi 1 Universitas Gunadarma.
2. Rekan
mahasiswa/mahasiswi 2EB28 yang telah banyak membantu kami dalam memberi saran
dan kritik dalam penyusunan penlisan makalah ini.
3. Teman-teman
satu tingkatan (Tingkatan 2) dan senioryang telah membagi pengalaman dalam
penyusunan penulisan makalah ini.
4. Petugas
Perpustakaan yang tidak pernah lelah untuk menerima kami dengan senang hati
yang tidak jarang masuk ke dalam perpustakaan untuk menyelesaikan penulisan
makalah ini.
5. Ayahanda
dan Ibunda dari penyusun yang telah memberikan dorongan, motivasi, semangat
untuk menyelesaikan penyusunan penulisan makalah teori ekonomi 1.
6. Semua
pihak yang telah membantu kami dalam penyelesaian dalam penulisan makalah.
Penyusun
menyadari bahwa sebagai manusia memiliki keterbatasan, tentu hasil karya kami
ini tidak mungkin luput dari kekurangan. Dalam penyusunan pelatihan skripsi ini
penulis menghadapi kendala, namun karena kerjasama yang kuat dari kelompok penulis dan dari berbagai pihak
lainnya sehingga penyusunan pelatihan skripsi ini dapat diselesaikan.
Demikianlah
penyusunan penulisan makalah Teori Ekonomi 1 ini dipersembahkan dengan
mengharapkan adanya manfaat didalam pelatihan skripsi ini. Penyusun menyadari
ketidaksempurnaan dalam penyusunan pelatihan skripsi ini maka penyusun
mengharapkan adanya saran dan kritik demi kesempurnaannya penyusunan penulisan
makalah Teori Ekonomi 1 ini.
Bekasi, 29 Oktober 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pasar
merupakan tempat bertemunya permintaan dan penawaran sehingga bisa berinteraksi
untuk membentuk harga keseimbangan. Terdapat beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi tingkah laku dan kinerja perusahaan dalam pasar. Faktor-faktor
tersebut adalah jumlah perusahaan yang berada di pasar, skala produksi,
banyaknya pembeli, biaya memasuki pasar, informasi mengenai keadaan pasar, dan
mudah-tidaknya memasuki pasar. Faktor-faktor tersebut bisa mempengaruhi pasar,
misalnya sedikit atau banyaknya perusahaan yang berproduksi di pasar bisa
membuat suatu pasar menjadi kompetitif atau tidak. Makin banyak perusahaan di
dalam pasar, maka pasar tersebut makin kompetitif sehingga peran individu atau
perusahaan semakin kecil, sedangkan makin sedikit perusahaan didalam pasar,
makin tidak kompettif pasar tersebut karena perusahaan bisa memengaruhi harga
pasar.
Jenis
struktur pasar dibagi menjadi pasar persaingan sempurna, pasar
oligopoli(duopoli), pasar persaingan monopolistik, dan pasar monopoli. Namun,
kali ini kita aan membahas tentang pasar monopolistik.
Dalam
pasar monopolistik, produsen yang berhasil dalam menjalankan suatu usaha tidak
akan menutup kemungkinan usaha tersebut akan diikuti oleh orang lain. Apalagi
didukung oleh sumber daya alam yang melimpah yang memungkinkan untuk
seseorang memproduksi barang dengan jumlah yang banyak. Indonesia merupakan
Negara yang memiliki kekayaan alam yang melimpah sehingga dengan mudah setiap
produsen mendapat bahan untuk berproduksi. Ketika banyak produsen memproduksi
barang yang sama, walaupun dengan kemasan, merk dan kualiatas yang berbeda.
Maka disinilah terjadi pasar persaingan monopolistik. Maka dibutuhkan pemasaran
yang efektif untuk meningkatkan brand
minded terhadap para konsumen untuk meningkatkan laba perusahaan itu sendiri.
Produsen
dalam pasar persaingan monopolistik ni sendiri berusaha sekuat mungkin untuk
memenangkan kompetisi di pasar dengan mengadakan iklan serta program pemasaran
yang bisa memikat konsumen. Namun, seberapa besar pengaruhnya iklan dalam
memperoleh laba maksimum dalam pasar persaingan monopolistik itu sendiri.
1.2 Rumusan Masalah
Mengenai
latar belakang dari judul dalam hal ini untuk mempermudah pemahaman maka kami
merumuskan masalah yakni:
1. Apa yang dimaksud dengan pasar monopolistik?
2. Apa yang dimaksud dengan iklan?
3.
Bagaimana
pengaruh
media
iklan
terhadap
pasar
monopolistik
dalam
memperoleh
laba
maksium?
1.3 Tujuan Penulisan Makalah
Berdasarkan
masalah yang diangkat di makalah ini kami akan membahas tentang pengaruh iklan
dalam pasar monopolistik terhadap laba maksimum untuk menggali seberapa besar
pengaruh iklan dalam mencapai laba maksimum. Harapannya kami setelah pembahasan
ini ialah semoga dapat menjadi sangat bermanfaat yang dapat menambah wawasan
dan informasi bagi para pembaca dan dapat meningkatkan pengetahuan bagaimana
cara untuk mendapatkan laba maksimum dalam pasar monopolistik melalui media iklan.
1.4 Metode Penelitian
Metode
yang digunakan oleh penyusun untuk mendapatkan sumber atau referensi dari hasil
pembahasan yang diangkat dalam masalah di makalah ini adalah dengan cara :
1.4.1 Batasan
Operasional
a. Penelitian
ini dibatasi hanya pada Mahasiswa, Pegawai
b. Objek
Penelitian adalah Produk Pasar Persaingan Monopolistij
c. Subjek
penelitian adalah Mahasiswa Gunadarma yang meneliti kasus ini
1.4.2 Definisi
Operasional
a.
Variabel Bebas
Iklan (X)
Iklan pada Pasar Persaingan Monopolistik
adalah gambar atau tayangan yang menggunakan para model atau brand ambassador dan konsep visualisasi
dengan menampilkan gambar dari animasi yang bertujuan untuk menarik konsumen
untuk membeli dan menggunakannya.
Inovasi (X2)
Dalam Pasar Persaingan Monopolistik jumlah barang yang
tersedia cukup banyak dan beragam, sehingga diperlukan inovasi untuk dapat
memberikan kesan yang berbeda terhadap produk kita yang disesuaikan dengan
kebutuhan atau keinginan konsumen sehingga dapat memberikan kepuasan kepada
konsumen dengan adanya differensiasi produk akibat adanya inovasi.
Pendapatan (X3)
Pendapatan
merupakan hasil dari penjualan produk yang diproduksi oleh suatu
perusahaan.Perusahaan yang termasuk dalam Pasar Persaingan Monopolistik
memperoleh pendapatan didukung oleh adanya iklan sebagai media bagi konsumen
untuk mendapatkan informasi mengenai produk Perusahaan.
b. Variabel
Terikat
Laba
(Y)
Laba
merupakan hasil yang diperoleh dari transaksi yang terjadi pada suatu produk
pada saat konsumen melakukan keputusan pembelian dengan kepuasan konsumen yang
merasa puas terhadap kinerja suatu produk.
Berikut ini merupakan tabel yang menunjukkan operasionalisasi
variabel, indikator dan skala pengukurannya.
Tabel
Operasional Variabel
Variabel
|
Indikator
|
Skala Ukur
|
Iklan
(X1)
|
1.
Produk Iklan
2.
Konsep Iklan
3.
Model Iklan
4.
Bahasa Iklan
5.
Narasi Iklan
|
Skala
Likert
|
Inovasi
(X2)
|
1. Konsep Iklan
|
Skala
Likert
|
Pendapatan
(X3)
|
1. Perilaku Konsumen
|
Skala
Likert
|
Laba
(Y)
|
1.Keputusan
Pembelian
|
Skala
Likert
|
1.4.3 Skala
Pengukuran Variabel
Skala pengukuran data dalam
penelitian ini dalam mengukur variabel iklandan laba adalah menggunakan Skala Likert, sebagai alat untuk
mengukur sikap, pendapat dan persepsi seorang atau sekelompk orang tentang
fenomena sosial. Pengujian variabel-variabel yang diteliti, pada setiap jawaban
akan diberikan skor (Sugiyono, 2008:86).Skala Likert menggunakan 5 (lima) tingkatan
jawaban yang dapat dilihat pada tabel,
Tabel
Instrumen Skala
Liker
No
|
Pertanyaan
|
Skor
|
1
|
Sangat Setuju (SS)
|
5
|
2
|
Setuju (S)
|
4
|
3
|
Kurang Setuju (KS)
|
3
|
4
|
Tidak Setuju (TS)
|
2
|
5
|
Sangat Tidak Setuju (STS)
|
1
|
1.4.4 Lokasi
dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan melalui
kuesioner yang dibagikan lewat google form agar objek penelitian dapat
dicangkup dengan mudah oleh para konsumen. Waktu penelitian dimulai dari Sabtu
Malam tanggal 10 Oktober 2015 sampai Selasa 13 Oktober 2015.
1.4.5 Jenis
dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data
yaitu :
a. Data Primer
Data yang diperoleh secara langsung
dari responden pada lokasi penelitian melalui kuesioner yaitu dengan cara
menyebarkan kuesioner kepada responden. Kuesioner berisikan pertanyaan mengenai
identitas responden dan variabel yang diteliti dalam penelitian ini yaitu
variabel iklan dan keputusan pembelian.
b. Data
Sekunder
Data sekunder yaitu data yang
diperoleh melalui studi dokumentasi yang dapat menjadi referensi pendukung
berupa buku-buku, majalah dan internet.
1.4.6 Teknik
Pengumpulan Data
Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan antara lain:
a. Daftar
Pertanyaan (questionaire)
Daftar pertanyaan (questionaire)
adalah pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan melalui beberapa
daftar pertanyaan kepada responden, yaitu kosong
b. Studi
Dokumentasi
Studi dokumentasi yaitu
mengumpulkan data melalui buku dan internet yang dapat menjadi referensi
pendukung
1.4.7 Metode
Analisis Data
a. Metode
Analisis Deskriptif
Metode ini merupakan
cara merumuskan dan menafsirkan data
yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas mengenai persepsi tentang
iklan Pasar Persaingan Monopolistik.
b. Metode Analisis Uji Korelasi
Uji korelasi digunakan untuk menguji tentang ada tidaknya
hubungn antar variabel satu dengan variabel lainnya. Uji kolerasi belum dapat
diketahui variabel penyebab dan variabel akibat. Dalam analisis kolerasi yang
diperhatikan adalah arah (positi atau negatif) dan besarnya hubungan
(kekuatan). Koefisien korelasi mempunya harga -1 atau +1(bergerak dari 0 hingga
1 maka makin besar atau kuat hubungan vaiabel atau sempurna =1). Sebaliknya
semakin mendekati 0 maka semakin lemah atau kecil hubungannya.
c. Metode
Analisis Regresi Linear Berganda
Untuk mengetahui
hubungan atau pengaruh variabel bebas (iklan) danvariabel terikat (laba) akan
digunakan metode analisis fungsi regresi linear berganda. Kemudian agar hasil
penelitian lebih terarah lagi dan teruji maka digunakan program SPSS 22.0 for
Window.
Perhitungan Persamaan Regresi Linear Berganda
Y’ = a + b1X1 + b2X2 +
b3X3
Keterangan:
Y’ =
Variable Dependen
b1
b2 b3 =
Koefisien Regresi
X1 = Variabel Independen (Iklan)
X2 = Variabel Independen (Inovasi)
X3 = Variabel Independen (Pendapatan)
1)
Variables
Entered/Removed
2)
Model
Summary = R
R Square (R2)
Adjusted R Square
Standard Error The Estimate
Durbin Watson
3)
Anova
4)
Coefficient - Unstandardized Coefficient
i. t hitung
ii. Signifikansi
iii. Collienary Satistics
5)
Uji
t
6)
Uji
Asumsi Klasik Regresi
a.
Uji
Normalitas Residual
b.
Uji
Multikolineritas
c.
Uji
Aurokorelasi
d.
Uji
Heteroskedesitas
1.5 Sistematika
Penulisan
Sistematika
gambaran penulisan secara umum dalam penyusunan makalah Teori Ekonomi 1 ini
diuraikan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Mencakup latar
belakang masalah yang menceritakan apa yang mendasari seorang peneliti untuk
meneliti suatu masalah dengan menjelaskan situasi dan kondisi dari permasalahan
tersebut, rumusan masalah yang mencakup tentang pokok masalah yang menjadi
cerminan pada latar belakang, tujuan penulisan makalah yang bertujuan untuk
menjelaskan tentang tujuan dari penulisan makalah dengan kasus yang diangkat,
metode ilmiah yang diguakan untuk bagaimana mencari atau memecahkan masalah
dalam makalah dari sumber yang ada dan juga memberikan penjelasan yang memuat
tentang jenis penelitian, populasi, sampel penelitian, lokasi dan waktu
penelitian, hubungan variabel dan definisi operasional, instrumen penelitian,
pengumpulan dan pengolahan data, sistematika penulisan yang dijelaskan secara
singkat padat dan jelas.
BAB II PEMBAHASAN
Membahas singkat
teori pendukung berdasarkan kajian pustaka atau bahan referensi yang
resmi.dapat berupa pembahasan secara detail, dapat berupa definisi-definisi
atau penjelasannya dengan tema atau masalah yang akan diteliti.
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
Memberikan
penjelasan dari hasil penelitian menggunakan dasar pemikiran dan hasil
penelitian akan tampak dari proses penelitian yang sudah dilakukan.
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
Memberikan
penjelasan tentang kesimpulan dari penelitian yang kami teliti dengan
disimpulkan secara singkat, padat dan jelas dengan mengharapkan inti dan hasil
dari penelitian ini bisa dimengerti.Sebagimana dimana ada permasalahan
disitulah ada saran yang membangun untuk kedepannya dari permasalahan ini
dengan diharapkannya adanya pemecahan permasalahan dari saran yang dibuat.
DAFTAR PUSTAKA
Berisikan sumber
referensi dari pembahasan masalah yang diangkat bisa dari internet atau buku
buku yang berisikan judul dan artikel lainnya.
LAMPIRAN
Merupakan
dokumen tambahan yang ditambahkan (dilampirkan) ke dokumen utama, misalkan
penjelasan lebih detail mengenai apa yang dibahas seperti gambar, tabel dan
lain-lain.
1.6 Tinjauan Pustaka
Tinjauan
pustaka
menguraikan teori-teori yang mendukung penelitian ini. Adapun teori-teori yang
berkaitan dengan penelitian ini adalah teori iklan dan teori pasar.
1.6.1
Definisi Iklan
Iklan adalah alat promosi yang
banyak digunakan pada pasar persaingan monopolistik. Periklanan dapat
didefinisikan pula sebagai alat utama yang digunakan oleh perusahaan atau
produsen untuk mengarahkan komunikasi yang meyakinkan kepada sasaran pembeli
dan publik. Periklanan adalah komunikasi yang tidak dilakukan secara langsung
antar individu dengan sejumlah biaya dengan berbagai media yang dilakukan oleh
perusahaan, lembaga yang tidak mencari keuntungan, serta individu-individu
(Setiyowati, 2008).
Selain
definisi diatas, iklan dapat juga diartikan sebagai pesan yang menawarkan suatu
produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat suatu media (Kasali, 1995). Iklan
dapat berupa lisan ataupun visual yang ditujukan kepada individu atau
masyarakat. Isinya dapat berupa pemberitahuan mengenai suatu produk, jasa
ataupun ide-ide (Setiyowati, 2008). Iklan juga merupakan berita pesanan untuk
mendorong dan membujuk masyarakat agar tertarik pada barang dan jasa yang
dijual serta dipasang pada media massa seperti surat kabar, majalah atau
ditempat-tempat umum. Sedangkan istilah periklanan merujuk kepada pemahaman
keseluruhan proses yang meliputi persiapan, perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan penyampaian pesan.
1.6.2
Fungsi
Periklanan
Secara
umum, periklanan dihargai karena dikenal sebagai pelaksana beragam fungsi
komunikasi yang penting bagi perusahaan bisnis dan organisasi yaitu:
1.
Memberi informasi (Informing)
Periklanan membuat konsumen sadar akan merek-merek
baru, mendidik mereka tentang berbagai fitur dan manfaat merek, serta
memfasilitasi penciptaan citra merek yang positif. Karena merupakan suatu
bentuk alat komunikasi yang efektif, berkemampuan menjangkau masyarakat luas
dengan biaya perkontak relatif rendah, periklanan memfasilitasi pengenalan
merek-merek baru meningkatkan jumlah permintaan terhadap merek-merek yang telah
ada, dan meningkatkan puncak kesadaran dalam benak konsumenuntuk merek-merek
yang sudah ada dalam kategori produk yang matang.
2.
Mempersuasi (Persuading)
Iklan yang efektif akan mampu mempersuasi (membujuk)
pelanggan untuk mencoba produk dan jasa yang diiklankan.
3.
Mengingatkan (Reminding)
Iklan menjaga agar merek perusahaan tetap segar
dalam ingatan para konsumen. Periklanan yang efektif juga meningkatkan minat
konsumen terhadap merek yang sudah ada dan pembelian sebuah merek yang mungkin
tidak akan dipilihnya. Periklanan, lebih jauh didemonstrasikan untuk
memengaruhi pengalihan merek (brand swictching) dengan mengingatkan para
konsumen yang akhir-akhir ini belum membeli suatu merek yang tersedia dan
mengandung atribut-atribut yang menguntungkan.
4.
Memberikan nilai tambah (Adding
value )
Periklanan memberi nilai tambah pada merek dengan
memengaruhi persepsi konsumen. Periklanan yang efektif menyebabkan merek
dipandang lebih elegan, lebih gaya, lebih bergengsi dan lebih unggul dari
tawaran pesaing (Terence, 2003).
1.6.3
Strategi Iklan
Strategi
komunikasi adalah siasat, cara dan jembatan yang dipakai kreator iklan dalam
mengkomunikasikan suatu pesan agar berbeda dari kompetitornya. Orang-orang
kreatif harus mendapatkkan gaya, nada, kata-kata, dan bentuk untuk melaksanakan
pesan. Semua unsur ini harus dapat menyampaikan citra dan pesan yang terpadu.
Karena hanya sedikit orang yang membaca beritanya, gambar dan kepala berita
harus mengikhtisarkan usulan penjualan. Pesan apapun dapat disajikan dalam
berbagai gaya pelaksanaan seperti potongan kehidupan, gaya hidup, fantasi,
suasana atau citra, musik, simbol kepribadian, keahlian teknis, bukti ilmiah,
atau bukti kesaksian (Kotler, 2001).
Penyampaian
pesan juga harus memilih nada yang tepat untuk iklan tersebut. Harus diperoleh
kata-kata yang mudah diingat dan menarik perhatian. Unsur bentuk seperti
ukuran, warna dan ilustrasi iklan memberikan perbedaan baik terhadap pengaruh
iklan dapat meningkatkan kemampuan menarik perhatiannya. Iklan ukuran besar
menarik lebih banyak perhatian, walau tidak sebesar perbedaan biayanya.
Ilustrasi empat warna dan bukannya hitam putih akan meningkatkan efektifitas
dan biaya iklan.
Sejumlah
periset mengenai iklan cetakan melaporkan bahwa gambar, kepala berita, dan
berita penting, sesuai urutan tersebut. Pembaca pertama-tama memperhatikan
gambar, dan gambar tersebut harus cukup menarik untuk menarik perhatian.
Kemudian kepala berita harus efektif dalam mendorong orang tersebut untuk
membaca beritanya. Berita itu sendiri harus disusun dengan baik. Bahkan setelah
itupun, suatu iklan yang betul-betul bagus akan diperhatikan oleh kurang dari
50% audiensnya, sekitar 30% dari audiensnya itu mungkin ingat maksud kepala
beritanya, sekitar 25% mungkin ingat nama pengiklan, dan kurang dari 10% telah
membaca sebagian besar beritanya. Sayangnya iklan-iklan biasanya tidak mencapai
hasil seperti itu (Kotler, 2001).
Agar
seluruh elemen iklan dapat disampaikan secara tuntas kepada audiens hendaknya
dapat memenuhi ketentuan AIDA yaitu getting Attention (menarik perhatian audience), holding Interest (menarik minat audiences membaca,
mendengarkan atau melihat pesan sampai selesai), arousing Desire(menimbulkan keinginan
audiens memiliki atau mempergunakan barang atau jasa yang diiklankan) dan obtaining
Action(menyakinkan audiens
melakukan sesuatu yang bersifat positif), misalnya membeli produk atau bersikap
baik terhadap merek dagang atau perusahaan pemasang iklan (Kleinsteuber, 2002).
Hal yang
sama juga diungkapkan oleh Djayakusumah (1982), agar iklan berhasil merangsang
tindakan pembeli harus memenuhi kriteria AIDCDA yaitu Attention (mengandung
daya tarik), Interest (mengandung perhatian dan minat, Desire (memunculkan
keinginan untuk mencoba atau memiliki), Conviction (menimbulkan
keyakinan terhadap produk), Decision (menghasilkan kepuasan terhadap
produk), dan Action (mengarah tindakan untuk membeli) (Nirmana, 2003).
1.6.4
Jenis Iklan
Menurut Dharmasita (2008:370) periklanan
dapat dibedakan ke dalam duagolongan. Jenis periklanan tersebut adalah :
1. Pull Demand Advertising
Pull demand advertising adalah
periklanan yang ditujukan kepada pembeli akhir agar permintaan produk
bersangkutan meningkat. Biasanya produsen menyarankan kepada para konsumen
untuk membeli produknya ke penjual terdekat. Pull demand advertising juga disebut consumer advertising.
2. Push Demand Advertising
Push demand advertising adalah
periklanan yang ditujukan kepada para penyalur. Maksudnya agar para penyalur
bersedia meningkatkan permintaan produk bersangkutan dengan menjualkan
sebanyak-banyaknya ke pembeli/pengecer. Barang yang diiklankan biasanya berupa
barang industri. Push demand
advertising juga disebut trade
advertising.
1.6.5
Keputusan Pembelian
Menurut Kotler (2002), keputusan
pembelian adalah tindakan darikonsumen untuk mau membeli atau tidak terhadap
produk. Dari berbagai faktor yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian
suatu produk atau jasa, biasanya konsumen selalu mempertimbangkan kualitas,
harga dan produk sudah yang sudah dikenal oleh masyarakat.
Menurut
Peter dan James (2004 : 48) keputusan pembelian merupakan proses dimana
konsumen membuat keputusan untuk membeli berbagai produk dan merek yang dimulai
dengan pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi informasi, membuat
pembelian dan kemudian mengevaluasi keputusan setelah membeli.
1.6.6
Definisi
Laba
Pengertian
laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang direalisasi
yang timbul dari transaksi selama satu periode dengan biaya yang berkaitan
dengan pendapatan tersebut.Pengertian laba menurut Harahap (2008:113)
“kelebihan penghasilan diatas biaya selama satu periode akuntansi”.Sementara
pengertian laba yang dianut oleh struktur akuntansi sekarang ini adalah selisih
pengukuran pendapatan dan biaya.Besar kecilnya laba sebagai pengukur kenaikan
sangat bergantung pada ketepatan pengukuran pendapatan dan biaya. Menurut
Harahap (2005:263) laba merupakan angka yang penting dalam laporan keuangan
karena berbagai alasan antara lain: laba merupakan dasar dalam perhitungan
pajak, pedoman dalam menentukan kebijakan investasi dan pengambilan keputusan,
dasar dalam peramalan laba maupun kejadian ekonomi perusahaan lainnya di masa
yang akan datang, dasar dalam perhitungan dan penilaian efisiensi dalam
menjalankan perusahaan, serta sebagai dasar dalam penilaian prestasi atau
kinerja perusahaan.
Chariri
dan Ghozali (2003:214) menyebutkan bahwa laba memiliki beberapa karakteristik
antara lain sebagai berikut:
a.
laba
didasarkan pada transaksi yang benar-benar terjadi,
b.
laba
didasarkan pada postulat periodisasi, artinya merupakan prestasi perusahaan
pada periode tertentu,
c.
laba
didasarkan pada prinsip pendapatan yang memerlukan pemahaman khusus tentang
definisi, pengukuran dan pengakuan pendapatan,
d.
laba
memerlukan pengukuran tentang biaya dalam bentuk biaya historis yang dikeluarkan
perusahaan untuk mendapatkan pendapatan tertentu, dan
e.
laba
didasarkan pada prinsip penandingan (matching) antara pendapatan dan biaya yang
relevan dan berkaitan dengan pendapatan tersebut.
1.6.7
Definisi
Pendapatan
Dalam
bisnis, pendapatan adalah jumlah uang yang diterima oleh perusahaan dari
aktivitasnya penjualan produk dan jasa kepada pelanggan. Menurut pendapat
Rosjidi ( 1999 : 128 ) ”Pendapatan adalah peningkatan jumlah aktiva atau
penurunan jumlah kewajiban perusahaan, yang timbul dari transaksi penyerahan
barang dan jasa atau aktivitas usaha lainnya dalam suatu periode yang dapat
diakui dan diukur berdasarkan Prinsip Akuntansi Berlaku Umum”. Dalam pengertian
ini pendapatan yang diperoleh dari transaksi penyerahan barang atau jasa atau
aktivitas usaha lainnya itu adalah yang berhubungan secara langsung dengan
kegiatan untuk memperoleh laba usaha yang dapat mempengaruhi terhadap jumlah
ekuitas pemilik.
Menurut
Belkaoui ( 2000 : 178 ) Pendapatan diinterprestasikan sebagai :
1.
Aliran
masuk asset bersih yang berasal dari penjualan barang dan jasa.
2.
Aliran
keluar barang atau jasa dari perusahaan kepada pelanggan, dan
3.
Produk
perusahaan yang dihasilkan dari penciptaan barang atau jasa oleh perusahaan
selama periode waktu tertentu.
Pendapatan
disebut juga imbalan yang diterima oleh seluruh rumah tangga pada lapisan
masyarakat dalam suatu negara/daerah, dari penyerahan faktor-faktor produksi
atau setelah melakukan kegiatan perekonomian. Pendapatan tersebut digunakan
oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dan sisanya merupakan
tabungan untuk memenuhi hari depan (Tito, 2011). Dengan kata lain pendapatan,
yaitu hasil pengurangan antara jumlah penerimaan dengan biaya yang dikeluarkan,
pendapatan total merupakan penjumlahan dari seluruh pendapatan yang diperoleh
dari hasil usaha yang dilakukan.
Menurut
Soeharjo dan Patong (1994:234) terdapat hubungan yang positif antara hasil
produksi yang di pasarkan dengan pendapatan, artinya semakin besar produksi
yang di pasarkan, semakin besar pula pendapatan yang diperoleh.Besarnya jumlah
pendapatan mempunyai fungsi untuk pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari. Dalam
suatu kegiatan atau suatu proses produksi yang sering di miliki dengan uang
kemudian disebut sebagai pendapatan. Sitorus (1994) menyatakan, pendapatan
adalah jumlah kegunaan yang dapat dihasilkan melalui suatu usaha.
1.6.8
Definisi
Inovasi
Menurut para ahli, inovasi adalah sebagai berikut :
• Pengertian Inovasi menurut Everett M. Rogers
Mendefisisikan
bahwa inovasi adalah suatu ide, gagasan, praktek atau objek/benda yang disadari
dan diterima sebagai suatu hal yang baru oleh seseorang atau kelompok untuk
diadopsi
• Pengertian Inovasi menurut Stephen Robbins
Mendefinisikan,
inovasi sebagai suatu gagasan baru yang diterapkan untuk memprakarsai atau
memperbaiki suatu produk atau proses dan jasa.
•Pengertian Inovasi menurut Van de Ven, Andrew H
Inovasi
adalah pengembangan dan implementasi gagasan-gagasan baru oleh orang dimana
dalam jangka waktu tertentu melakukan transaksi-transaksi dengan orang lain
dalam suatu tatanan organisasi.
•Pengertian Inovasi menurut Kuniyoshi Urabe
Inovasi
bukan merupakan kegiatan satu kali pukul (one time phenomenon),melainkan suatu
proses yang panjang dan kumulatif yang meliputi banyak proses pengambilan
keputusan di dan oleh organisasi dari mulai penemuan gagasan sampai
implementasinya di pasar.
•Pengertian Inovasi menurut UU No. 18 tahun 2002
Inovasi
adalah kegiatan penelitian, pengembangan, dan/atau perekayasaan yang bertujuan
mengembangkan penerapan praktis nilai dan konteks ilmu pengetahuan yang baru,
atau cara baru untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada
ke dalam produk atau proses produksi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pasar
Monopolistik
2.1.1 Pengertian Pasar Monopolistik
Persaingan monopolistik dikatakan akan terjadi jika
dalam suatu pasar ada banyak produsen, namun memiliki unsur-unsur
differentiated product (perbedaan merk, takaran, jenis, bahan, fitur, bentuk
dan sebagainya). Dibandingkan dengan keberadaan pasar monopoli, sebenarnya
pasar persaingan monopolistik lebih sering kita jumpai di masyarakat.Kalau
dalam pasar monopoli hanya ada satu perusahaan yang berhadapan dengan banyak
konsumen, maka pada pasar persaingan monopolistik terdapat beberapa perusahaan
yang berhadapan dengan banyak konsumen.Dan dikatakan pula, pasar persaingan
monopolistik terletak di antara pasar persaingan sempurna dan pasar persaigan
monopoli, namun posisinya lebih dekat dengan pasar persaingan sempurna secara
kegiatan praktisnya, tapi memiliki sifat-sifat pasar persaingan monopoli.
Jadi dapat disimpulkan bahwa, pasar persaingan
monopolistik adalah tempat bertemunya antara interaksi permintaan dan penawaran
dari banyak produsen dan konsumen untuk satu jenis barang yang sama (homogen)
secara universal, namun memiliki sifat barang yang heterogen karena memiliki
diferensiasi produk dan pasti memiliki karakter tersendiri
yang membedakannya dengan produk lainnya, contohnya sajashampoo, pasta
gigi, dll.sehingga
setiap produsen memiliki kemampuan dalam mempengaruhi harga, terdapat
persaingan secara kualitas dan iklan, serta mudahnya produsen keluar masuk
pasar.
Namun pasar persaingan monopolistik, harga bukanlah
faktor yang bisa mendongkrak penjualan. Bagaimana kemampuan perusahaan
menciptakan citra yang baik di dalam benakmasyarakat, sehingga membuat mereka
mau membeli produk tersebut meskipun dengan harga mahal akan sangat berpengaruh
terhadap penjualan perusahaan. Karena perbedaan dan ciri khas
dari suatu barang, konsumen tidak akan mudah berpindah ke merek lain, dan tetap
memilih merek tersebut walau produsen menaikkan harga.
Oleh karena itu, diferensiasi ini mendorong
perusahaan untuk melakukan persaingan non harga perusahaan yang berada
dalam pasar monopolistik harus aktif mempromosikan produk sekaligus menjaga
citra perusahaannya.
2.1.2 Ciri-ciri Pasar Monopolistik
Berikut ini ciri dari pasar monopolistik :
a)
Terdapat
banyak produsen/penjual.
Pasar ini memang memiliki banyak produsen, tapi pasar
ini tidak memiliki produsen sebanyak pasar persaingan sempurna.
b)
Adanya
diferensiasi produk.
Pasar ini menjual produk yang cenderung sama, tapi
memiliki banyak perbedaan khususnya dengan produk lain, seperti misalnya dari
cara pengemasan, bentuk, kualitas, merk dan sebagainya.
c)
Produsen
dapat mempengaruhi harga.
Di pasar ini dimana harga terbentuk berdasarkan dari
mekanisme pasar, oleh sebab itu pasar monopolistik dapat mempengaruhi harga
meskipun tidak sebesar pasar oligopoli maupun pasar monopoli.
d)
Produsen
dapat keluar masuk pasar.
Dalam hal ini dipengaruhi oleh laba ekonomis, ketika
produsen hanya sedikit di pasar maka laba ekonomisnya akan tinggi. Saat
produsen semakin banyak, otomatis laba ekonomis akan semakin kecil, maka pasar
semakin menjadi tidak menarik dan produsen dapat meninggalkan pasar.
e)
Promosi
penjualan harus aktif. (persaingan non harga)
Di pasar ini harga bukanlah merupakan pendongkrak
jumlah pembeli atau konsumen, melainkan kemampuan produsen atau perusahaan
untuk menciptakan citra yang baik dimata para konsumen, sehingga dapat
menimbulkan fanatisme terhadap produk.Jadi, iklan atau promosi memiliki peran
yang sangat penting dalam meraih dan mempertahankan banyak konsumen.
2.1.3 Keseimbangan
Jangka Pendek Dan Jangka Panjang Pada Pasar Monopolistik
A. Keseimbangan Jangka Pendek
Pada
pasar monopolistik laba yang didapat pada jangka pendek adalah laba super
normal atau laba maksimum, yaitu pada keadaan dimana MR=MC dimana harga jual
lebih besar daripada biaya marjinal. Pada saat perusahaan menikmati laba
maksimum saat itu juga perusahaan mendapatkan pesaing baru, karena saat jangka
pendek mengundang banyak produsen baru yang ingin masuk kedalam industri pasar
monopolistik.
B. Keseimbangan Jangka Panjang
Pada
pasar monopolistik laba yang didapat pada jangka panjang adalah laba normal.
Hal ini disebabkan karena datangnya produsen atau pesaing baru yang terjadi
pada jangka pendek. Dibanding dengan jangka pendek, produsen akan menjual
output dengan harga yang murah dikarenakan masuknya pesaing baru. Sedangkan
pesaing baru tersebut menjual dengan jumlah output yang sedikit dan dengan
harga yang lebih mahal.
Pada
jangka panjang perusahaan harus dapat bertahan untuk bersaing dengan banyak
produsen baru agar dapat mempertahankan keuntungan yang telah didapat di jangka
pendek. Apabila perusahaan tidak dapat bertahan, maka perusahaan harus keluar
agar tidak mengalami kerugian yang semakin besar.
Ø
Berikut
ini kelebihan pasar monopolistik:
a)
Banyak
produsen di pasar yang memberikan keuntungan bagi pembeli atau konsumen untuk
dapat memilih produk yang terbaik baginya.
b)
Kebebasan
keluar masuk untuk produsen, mendorong produsen untuk selalu melakukan inovasi
yang baru dalam menghasilkan produknya.
c)
Diferensiasi
produk mendorong para konsumen untuk selektif dalam menentukan produk yang akan
dibelinya, serta dapat membuat para konsumen loyal terhadap produk yang
dipilihnya.
d)
Pasar
ini umumnya mudah untuk dijumpai oleh konsumen, sebab sebagian besar kebutuhan
sehari-hari tersedia di pasar ini.
Ø
Berikut
ini kekurangan pasar monopolistik:
a)
Pasar
monopolistik memiliki tingkat persaingan yang sangat tinggi, baik dari segi
harga, kualitas maupun dari segi pelayanan. Sehingga produsen yang tidak
memiliki modal maupun pengalaman yang cukup akan lebih cepat keluar dari pasar
ini.
b)
Dibutuhkan
modal yang besar untuk masuk ke dalam pasar monopolistik, sebab pemain pasar di
dalamnya mempunyai skala ekonomis yang cukup tinggi.
c)
Pasar
monopolistik mendorong produsen untuk selalu berinovasi terhadap
produk-produknya, sehingga akan meningkatkan biaya produksi yang nantinya akan
berimbas pada harga produk yang harus dibayar oleh pembeli atau konsumen.
Keputusan pembelian yang dikemukakan
oleh Zeithalm (1988) dalam (Nugroho Setiadi, 2002) Keputusan pembelian adalah
tindakan dari konsumen untuk mau membeli atau tidak terhadap produk. Dari
berbagai faktor yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian suatu
produk atau jasa, biasanya konsumen selalu mempertimbangkan kualitas, harga dan
produk sudah yang sudah dikenal oleh masyarakat.
Dalam
suatu kasus pembelian, konsumen bisa mengambil beberapa sub keputusan, meliputi
merk, pemasok, jumlah, waktu pelaksanaan dan metode pembayaran. Contohnya
ketika membeli kendaraan atau peralatan mesin. Namun dalam pembelian produk
sehari-hari, keputusan konsumen bisa jadi lebih sederhana. Contohnya ketika
membeli gula, seorang konsumen tidak banyak berfikir tentang pemasok atau
metode pembayaran.
Menurut Engel et al. (1994:31-32) dan
Lamb et al. (2001:188), ada lima tahapan yaitu :
(1)
pengenalan kebutuhan,
Proses pembelian oleh konsumen diawali sejak pembeli
mengenali kebutuhan atau masalah. Kebutuhan tersebut dapat ditimbulkan oleh
rangsangan internal atau eksternal. Rangsangan internal, terjadi pada salah
satu kebutuhan umum seseorang (seperti lapar dan haus) telah mencapai ambang
batas tertentu dan mulai menjadi pendorong. Sedangkan rangsangan eksternal,
salah satunya terjadi karena seseorang menonton iklan atau melihat produk baru
milik tetangganya.
(2)
pencarian informasi,
Setelah konsumen yang terangsang kebutuhannya,
konsumen akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak. Orang lebih
peka terhadap informasi produk. Di sini lah peran iklan akan sangat membantu
konsumen dalam penyediaan informasi produk. Selanjutnya, orang mulai aktif
mencari informasi: bertanya kepada teman, mendatangi toko untuk mencari tahu
atau membuka-buka internet untuk membandingkan spesifisikasi dan harga barang.
(3)
evaluasi alternatif,
Evaluasi umumnya mencerminkan keyakinan dan sikap
yang mempengaruhi perilaku pembelian mereka. Keyakinan (belief) adalah gambaran
pemikiran yang dianut seseorang tentang gambaran sesuatu. Keyakinan seseorang
tentang produk atau merek mempengaruhi keputusan pembelian mereka. Yang tak
kalah pentingnya dengan keyakinan adalah sikap. Sikap (attitude) adalah
evaluasi, perasaan emosi, dan kecenderungan tindakan yang menguntungkan atau
tidak menguntungkan dan bertahan lama pada sesorang pada objek atau gagasan
tertentu (Spector, 2000 dalam Kotler dan Keller, 2007).
(4)
keputusan pembelian,
Keputusan
pembelian merupakan keputusan konsumen untuk membeli suatu produk setelah
sebelumnya memikirkan tentang layak tidaknya membeli produk itu dengan
mempertimbangkan informasi – informasi yang ia ketahui dengan realitas tentang
produk itu setelah ia menyaksikannya.
(5)
perilaku pascapembelian.
Setelah
pembelian dilakukan, konsumen akan selalu siaga terhadap informasi yang
mendukung keputusannya. Konsumen akan membandingkan produk yang telah ia beli,
dengan produk lain. Hal ini dikarenakan konsumen mengalami ketidakcocokan
dengan fasilitas-fasilitas tertentu pada barang yang telah ia beli, atau
mendengar keunggulan tentang merek lain. Lagi-lagi dalam kaitannya dengan
iklan, perilaku pascapembelian juga dipengaruhi oleh iklan. Iklan bisa menjadi
bahan pertimbangan baru dalam mengambil keputusan pembelian selanjutnya.
Iklan adalah penggunaan media untuk memberitahukan
kepada konsumen tentang sesuatu dan mengajak mereka melakukan sesuatu.Dari mata
seorang konsumen, iklan merupakan suatu sumber informasi atau hanya suatu bentuk
hiburan.Sedangkan pandangan sosial iklan adalah suatu bentuk jasa suatu
kelompok masyarakat. Secara umum iklan membantu menjelaskan akan suatu produk,
sedangkan bagi perusahaan itu sendiri iklan merupakan suatu alat pemasar yang
sangat penting bagi perusahaan. Untuk lebih jelasnya, pendapat beberapa para
ahli mengenai advertising (periklanan).
Menurut Kotler (2005:277) menyatakan bahwa:
“Iklan adalah segala bentuk presentasi non-pribadi dan
promosi gagasan, barang, atau jasa oleh sponsor tertentu yang harus dibayar”.
Menurut Djaslim Saladin (2002:219) menyatakan bahwa:
“Advertising adalah salah satu alat promosi, biasanya
digunakan untuk mengarahkan komunikasi persuasif pada pembeli sasaran dan
masyarakat dimana bentuk penyajian iklan ini bersifat non-personal”.
Menurut Stanton yang dikutip oleh Bilson Simamora
(2003:305) menyatakan bahwa:
“Iklan terdiri dari segala kegiatan yang dilibatkan
dalam mempersentasikan sesuatu kepada
audiens secara nonpersonal, dengan sponsor yang jelas dan biaya suatu pesan
tentang produk atau organisasi”.
Menurut Fandy Tjiptono (2008:225) menyatakan bahwa:
“Iklan merupakan salah satu bentuk promosi yang paling
banyak digunakan perusahaan dalam mempromosikan produknya”.
Menurut Kotler (2005:278) tujuan dari periklanan dapat
digolongkan menurut apakah sasarannya untuk menginformasikan, membujuk,
mengingatkan atau memperkuat. Tujuan tersebut diantaranya adalah sebagai
berikut:
a.
Iklan
Informatif (Informatif Advertising)
Iklan yang
dimaksudkan untuk menciptakan kesadaran dan pengetahuan tentang produk baru
atau ciri baru produk yang sudah ada.
b.
Iklan Persuasif (Persuasive Advertising)
Iklan yang
dimaksudkan untuk menciptakan kesukaan, preferensi, keyakinan dan pembelian
suatu produk atau jasa.
c.
Iklan
Pengingat (Reminding Advertising)
Iklan yang
dimaksudkan untuk merangsang pembelian produk dan jasa kembali.
d.
Iklan
Penguatan (Reinforcement Advertising)
Iklan yang
dimaksudkan untuk meyakinkan pembeli sekarang bahwa mereka telah melakukan
pilihan yang tepat.
Djaslim Saladin (2002:133) menggolongkan jenis-jenis
periklanan menjadi 2 kriteria, yaitu :
1. Berdasarkan Manfaat
a)
Intitutional
Advertising, yaitu periklanan untuk
pembentukan citra organisasi atau perusahaan dalam jangka panjang.
b)
Brand
Advertising, yaitu periklanan untuk pemantapan pada merek tertentu dalam jangka
panjang.
c)
Classified
Advertising, yaitu periklanan untuk penyebaran informasi tentang penjualan jasa
dan peristiwa.
d)
Sales
Advertising, yaitu periklanan untuk pengumuman penjualan khusus
2. Berdasarkan Klasifikasi
a)
National
Advertising, yaitu periklanan yang dilaksanakan oleh produsen dari suatu barang
industri maupun barang konsumsi yang disebarkan secara nasional maupun
regional.
b)
Local
Advertising, yaitu periklanan yang dibatasi oleh lingkungan geografis.
c)
Consumers
Advertising, yaitu periklanan yang ditujukan untuk mencapai manufacture lain
yang dapat digunakan produk yang telah diiklankan..
d)
Industrial
Advertising, yaitu periklanan untuk mencapai manufaktur lain yang dapat
digunakan produk yang telah di iklankan.
e)
Primary
Demand Advertising, yaitu periklanan yang ditujukan untuk mempromosikan produk,
tanpa menonjolkan merek penjualannya.
f)
Selective
Demand Advertising, yaitu periklanan yang ditujukan untuk membangkitkan selektif
secara jelas, menyebutkan dan mengulangi nama merek dari produk tersebut.
2.2.4 Media Iklan
Menurut Kotler (2005:289) yang menyatakan bahwa
perencanaan media harus mengetahui kemampuan jenis-jenis media utama untuk
menghasilkan jangkauan, frekuensi dan dampak.Setiap media memiliki keunggulan
dan keterbatasan. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Media
|
Keunggulan
|
Keterbatasan
|
|
Media
Elektonik
|
Televisi
|
Menggabungkan
gambar, suara dan gerakan; merangsang indera; perhatiantinggi;jangkauan tinggi
|
Biaya
absolut tinggi;
Kekacauan
tinggi;
paparan bergerak kilat;
pemilihan
audiens kurang
|
Radio
|
Penggunaan
massal;
pemilihan
geografis dan demografis tinggi; biaya rendah
|
Hanya penyajian suara;
perhatian lebih rendah
daripada televisi; struktur
harga tidak standar; paparan
bergerak kilat
|
|
Telepon
|
Banyak
pengguna; peluang
memberikan
setuhan pribadi
|
Biaya
relatif tinggi kecuali jika digunakan sukarelawan
|
|
Internet
|
Pemilihan
audiens tinggi;
kemungkinan
interaktif;
biaya
relatif rendah
|
Media
relatif baru dengan jumlah pengguna yang rendah di beberapa negara
|
|
Media
Cetak
|
Koran
|
Fleksibilitas;
ketetapan waktu;
jangkauan
pasar lokal yang baik; penerimaan luas; tingkat
kepercayaan
tinggi
|
Usia
penggunaan pendek;
mutu
reproduksi jelek;
audiens
“terusan” kecil
|
Surat
langsung
(direct-mail)
|
Audiens
terpilih; fleksibilitas;
tidak ada persaingan iklan
dalam
media yang sama;
personalisasi
|
Biaya
relatif tinggi; citra
“surat sampah”
|
|
Majalah
|
Pemilihan
geografis dan
demografis
tinggi; kredibilitas dan gengsi; reproduksi
bermutu
tinggi; usia
penggunaan
panjang;
penerusan
pembacaan baik
|
Perencanaan
pembelian iklan panjang; sebagian sirkulasi
sia-sia;
tidak ada jaminan
posisi
|
|
Reklame
luar
Ruang
|
Fleksibilitas;
pengulangan
paparan
tinggi; biaya rendah;
persaingan
rendah
|
Pemilihan
audiens terbatas; kreativitas terbatas
|
|
Yellow
Pages
|
Liputan
local sangat bagus;
tingkat
kepercayaan tinggi;
jangkauan
luas; biaya rendah
|
Persaingan
tinggi;
perencanaan
pembelian iklan
panjang;
kreativitas terbatas
|
|
Berita
Berkala
|
Pemilihan
audiens sangat
tinggi;
terkontrol penuh;
peluang
interaktif; biaya relatif
relatif
rendah
|
Biaya
dapat hilang sia-sia
|
|
Brosur
|
Fleksibilitas;
terkendali penuh;
dapat
mendramatisir pesan
|
Produksi
berlebihan dapat
menyebabkan
biaya hilang
sia-sia
|
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam
bab ini penyusun ingin menyampaikan hasil pembahasan yang telah dianalisis atau
diamati yaitu mengenai pengaruhnya media iklan dan inovasi di pasar persaingan
monopolistik dalam memperoleh laba maksimum.
Pasar
monopolistik adalah pasar yang sering dijumpai oleh rumah tanggauntuk membeli
keperluan rumah bahkan belanja bulanan. Contoh pasar monopolistic adalah
supermarket dan minimarket yang didalamnya terdapat banyak produk dari berbagai
produsen yang berbeda. Bahkan untuk saat ini pasar monopolistic sudah banyak
ada di dunia maya yang menjual produknya dengan cara online, seperti tokopedia,
bukalapak.com, elevenia,
lazada, blibli.com, dll.
Pasar
monopolistic memiliki beberapa ciri-ciri, dan ciri-ciri tersebut berhubungan
dengan iklan sebagai jembatan untuk memperoleh laba maksimum. Beberapa
ciri-ciri tersebut ialah:
1.
Terdapat banyak produsen
2.
Produk yang terdeferensiasi
3.
Persaingan bukan harga
Pada
pasar monopolistic terdapat banyak produsen dari berbagai perusahaan yang
memproduksi barang sejenis, seperti sabun, shampoo, pasta gigi, air mineral,
makanan ringan, dll. Karena banyaknya produsen menyebabkan produk yang
terdeferensiasi. Maksud dari terdeferensiasi tersebut ialah adanya perbedaan
dari corak, kualitas, harga, merk, dan pelayanan. Sehingga menyebabkan saling
tersubtitusinya setiap produk yang tersedia.
Dari
kedua hal tersebut akan menyebabkan timbulnya persaingan bukan harga pada pasar
monopolistic. Persaingan yang dimaksud bukanlah suatu persaingan yang saling
beradu harga, antara yang murah ataupun mahal, tetapi bersaing menurut
kualitas, merk, corak, dan pelayanan yang akan membuat konsumen tertarik untuk
membeli produk yang dipasarkan. Persaingan bukan harga ini biasanya melalui
iklan. Mengapa melalui iklan? Karena iklan adalah alah satu alat
yang paling umum digunakan perusahaan untuk mengarahkan komunikasi persuasif
pada pembeli sasaran dan masyarakat. Dengan iklan produsen
dapat
mencakup konsumen dengan wilayah yang luas dalam waktu yang cepat. Apalagi
dengan kemudahan teknologi saat ini. Iklan tidak hanya dapat disebarkan melalui
televisi, tetapi bisa melalui blog, radio, majalah, koran, pamphlet, bahkan bbm
ataupun line.
Bagaimana
iklan yang dibuat oleh pasar monopolistic? Iklan yang dibuat pada pasar
monopolistic biasanya adalah iklan yang informative, persuasive, adding value,
reminding, dan reinforcement. Mengapa? Karena ada beberapa hal:
1.
Iklan yang informative dapat memberikan
pengetahuan kepada khalayak mengenai suatu produk, yang biasanya digunakan oleh
produk-produk baru.
2.
Iklan yang persuasive iklan yang
membujuk khalayak untuk membeli produk yang dipasarkan.
3.
Iklan yang menambah nilai yaitu iklan
yang dapat memberikan kesan menghibur dan menambah ketertarikan saat melihat
produk.
4.
Iklan yang reminding biasanya dilakukan
oleh produk lama. Hal ini dilakukan agar konsumen mengetahui bahwa produk dari
produsen tersebut masih ada hingga saat ini (mempertahankan eksistensi)
5.
Iklan yang reinforcement dilakukan agar
khalayak benar-benar yakin akan membeli produk tersebut dengan segera.
Dengan iklan-iklan tersebut produsen
dapat meningkatkan penjualan mereka. Bagaimana caranya? Biasanya jika kita
melihat iklan di televisi banyak iklan yang menggunakan konsep-konsep yang
menghibur serta dapat membujuk konsumen. Seperti menggunakan artis-artis papan
atas. Contohnya iklan shampoo atau sabun. Banyak iklan shampoo dan sabun
menggunakan artis-artis papan atas yang menarik, dengan tujuan agar konsumen yang menonton akan
tertarik dengan produk yang diinginkan. Sehingga konsumen akan merasa ingin
seperti artis yang ada di iklan tersebut. Karena ingin sama, maka konsumen akan berusaha untuk
membeli produk tersebut di toko terdekat.
Lalu bagaimana hubungannya iklan dengan
biaya produksi, output, dan harga jual? Menurut analisis kami hubungan iklan
dengan biaya produksi, output, dan harga jual adalah relative. Karena hal ini
sesuai dengan permintaan pasar. Sesuai dengan dua argument para ahli yang
mendukung iklan dan menolak adanya iklan.
1.
Para ahli sependapat bahwa iklan dapat
menaikkan penjualan. Dengan adanya iklan maka permintaan akan produk akan
semakin bertambah dan membuat biaya produksi menjadi lebih rendah. Sehingga
harga jual produk pun menjadi lebih rendah.
2.
Para ahli sependapat bahwa iklan dapat
menurunkan penjualan. Dengan adanya iklan maka permintaan akan turun. Hal ini
dikarenakan biaya produksi meningkat dan harga jual menjadi lebih tinggi.
Jadi, semua itu tergantung pada permintaan pasar
setelah iklan dilakukan. Misalnya jika produsen pasta gigi melakukan promosi
dengan iklan yang melakukan aksi social yang dapat menggugah hati konsumen yang menonton. Ambil saja
contohnya pepsodent, ia membuat iklan bertema social dengan membeli produk
tersebut maka konsumen dapat membantu kaum dhuafa yang kelaparan. Akhirnya
banyak konsumen yang ingin membeli produk tersebut karena ingin membantu kaum
dhuafa yang kelaparan sehingga bisa mendapatkan makanan dari sumbangan yang
kita berikan.
Walaupun produsen pasta gigi
tersebut mengeluarkan banyak uang untuk membuat iklan, tetapi hal itu telah
tergantikan dengan banyaknya permintaan sehingga membuat biaya produksi menjadi
lebih kecil dan harga jual yang murah. Mengapa bisa seperti itu? Karena
penjualan meningkat produsen akan mendapatkan untung yang lebih banyak
sedangkan biaya produksi tetap tidak berubah bahkan mereka dapat memproduksi
output lebih banyak. Misalnya biaya produksi tetap untuk memproduksi 10 pasta
gigi Rp 20.000. Karena biaya produksi tetap tidak berubah maka pada saat
permintaan meningkat menjadi 20 biaya produksi akan tetap 20.000. Bahkan jika
diperhitungkan biaya produksi tetap tersebut akan berkurang sejumlah 1000/unit.
Walaupun terlihat kecil, tetapi memiliki makna yang besar. Sehingga harga jual
menjadi lebih murah dan untung menjadi lebih banyak.
Lalu kapan sebaiknya iklan
dilakukan?
Menurut analisis kami, iklan
sebaiknya dilakukan pada saat keseimbangan jangka panjang. Mengapa? Karena
pada saat jangka panjang perusahaan hanya menikmati laba normal saja.
Pada saat jangka pendek dimana
perusahaan baru memperkenalkan produk barunya ia akan mendapatkan respon yang
baik dari para konsumen karena banyak konsumen yang masih penasaran ingin
mencoba produk baru tersebut. Maka saat jangka pendek produsen akan mendapatkan
laba maksimum atau laba super normal. Namun, hal ini tidak akan bertahan lama.
Hal ini dikarenakan pada saat perusahaan menikmati laba super normal tersebut
akan mengundang produsen baru untuk memasuki industry monopolistic. Sehingga
akan banyak peniru yang mungkin memperkenalkan produk yang sama akan tetapi
dengan kualitas yang lebih baik
atau tidak lebih baik.
Akhirnya karena banyak persaingan,
maka pada jangka panjang perusahaan akan mendapat laba normal saja atau laba
minimum. Jangka panjang merupakan kondisi yang paling sulit untuk dilewati
perusahaan apabila perusahaan tidak banyak melakukan inovasi baru yang dapat
menarik pelanggan baru dan mempertahankan pelanggan lama. Bahkan jika
perusahaan tidak mampu bertahan pada kondisi ini perusahaan akan mendpatkan
rugi yang cukup besar. Pada jangka panjang produsen harus selalu melakukan
inovasi pada persaingan yang semakin ketat. Terus memperbaiki kualitas, corak,
kemasan, ataupun menambahkan kepuasan tersendiri pada produk yang bersangkutan
(membuat sesuatu yang berbeda daripada yang lain). Pada jangka panjang konsumen
makin bersifat memilih karena banyaknya produk subtitusi yang semakin
bermunculan atau lebih bersifat makin setia dengan produk awal.
Agar konsumen bersifat setia
(loyalitas) terhadap produk yang pertama kali ada maka perlu dibuat iklan.
Sehingga konsumen akan selalu ingat dengan produk tersebut. Dengan iklan yang
rutin ditayangkan maka dapat mengembalikan loyalitas pelanggan terhadap suatu
produk. Sehingga perusahaan dapat meminimalkan rugi.
Namun, jika kondisi yang terjadi
adalah sebaliknya maka perusahaan sebaiknya keluar dari industry monopolistik
agar tidak menanggung kerugian yang semakin besar. Karena saat itu perusahaan
sudah kehilangan loyalitas pelanggan.
Contohnya, saat pertama kali produk
luwak white coffee muncul dan merupakan satu-satunya kopi putih yang dijual di
Indonesia dengan harga yang terjangkau sehingga semua kalangan dapat
menikmatinya. Karena saat
jangka pendek, dimana produk tersebut baru diluncurkan, semua orang tertarik
untuk mencoba kopi putih cap luwak tersebut. Akhirnya, perusahaan akan
mendapatkan peningkatan permintaan kopi putih yang akan berakibat pada kenaikan
penjualan serta perusahaan mendapat laba abnormal.
Namun,
tak lama kemudian saat jangka panjang banyak perusahaan kopi lainnya yang ikut
untuk menciptakan white coffee dengan karakteristik masing-masing. Misalnya
perusahaan kopi ABC dan Kapal Api, yang mengikuti jejak luwak white coffee
untuk memproduksi kopi putih.
Dan
luwak white coffee terus membuat inovasi dan pemutaran iklan pada saat jangka
panjang tersebut agar eksistensi dan kepercayaan konsumen terhadap produk
tersebut tetap terjaga, walaupun sudah banyak memiliki pesaing.Seperti adanya
slogan “luwak white coffe, kopinya para selebritis” serta adanya berbagai
varian (rasa) yang terdapat pada luwak white coffee.
Selain
mempertahankan eksistensi, tujuan perusahaan melakukan inovasi dan iklan agar
perusahaan kopi tersebut dapat bertahan dalam industry monopolistic. Karena
jika tidak melakukan hal-hal tersebut perusahaan kopi tersebut bisa tergeser
dengan perusahaan kopi yang lain. Bahkan mengalami kerugian besar yang akhirnya
membuat perusahaan keluar dari industry pasar monopolistic.
Selain
berdasarkan teori yang ada dalam pembahasan, kami juga meneliti dan memberikan
hasil berdasarkan
quesioner yang telah kami buat.Dapat
kami simpulkan bahwa iklan mempunyai sisi positif dan negative pada keputusan
pembelian produk. Berikut ini akan kami jelaskan mengenai sisi positif dan
negative.
A.
POSITIF
1. Iklan
membuat konsumen tertarik untuk membeli suatu produk.
2. Iklan
membuat konsumen mengetahui spesifikasi produk yang dijual atau ditawarkan.
3. Iklan
dapat membandingkan produk yang sejenis.
4. Konsep
dan model dalam iklan dapat mempengaruhi konsumen dalam memilih produk yang
akan dibeli.
5. Dengan
adanya iklan dapat mempertahankan eksistensi sebuah produk, terutama untuk
produk lama.
6. Iklan
merupakan media yang paling efektif bagi konsumen untuk mempromosikan,
memberitahu produk baru ataupun lama, serta keputusan pembelian.
B.
NEGATIF
1. Walaupun
tidak adanya iklan konsumen akan tetap membeli suatu produk.
2. Dengan
adanya iklan akan menambah biaya produksi sehingga dapat menaikkan harga jual
produk.
3. Dengan
adanya iklan tidak membuat konsumen selalu memakai produk yang sama, kecuali
untuk hal-hal tertentu.
Dari
hasil pengelompokan sisi positif dan negative dari iklan itu sendiri, yang didasarkan pada jawaban koresponden, kami
menyimpulkan bahwa media iklan sangat mempengaruhi industry monopolistic dalam
memperoleh laba maksimum. Hal ini dapat dilihat dari sisi positif yang dimiliki
oleh media iklan lebih banyak daripada sisi negatifnya.
Memang tak bisa dipungkiri untuk perusahaan yang
memproduksi barang-barang konsumsi memang tidak bisa lepas dari iklan.Dengan
adanya iklan dapat mempercepat proses penjualan, karena tanpa tenaga yang besar
produsen dapat menjangkau konsumen diseluruh Indonesia agar tertarik untuk
membeli produknya. Sehingga permintaan akan produk dapat meningkat yang
hasilnya akan meningkatkan pendapatan pula.
Iklan
juga dapat membuat konsumen mengetahui spesifikasi produk yang ditawarkan.
Spesifikasi adalah uraian yang terperinci mengenai persyaratan kinerja produk
atau uraian yang terperinci mengenai persyaratan kualitas material dan
pekerjaan yang diberikan penyedia produk, baik mengenai kegunaan, kemampuan,
cara kerja, keunggulan, kualitas serta harga produk. Dengan adanya spesifikasi
tersebut konsumen dapat memilih dengan cermat produk apa yang ingin dibeli
sesuai dengan kebutuhan mereka.
Iklan
yang ditayangkan dapat membuat konsumen membandingkan produk sejenis. Seperti
yang telah dijelaskan sebelumnya, pasar monopolistic adalah pasar yang memiliki
produk yang terdifernsiasi dan terdiri dari banyak konsumen yang memproduksi
barang yang sama, dimana hanya bisa dibedakan melalui merk serta kualitas,
mungkin juga perbedaan harga, yang ada pada produk yang bersangkutan. Dengan
adanya iklan konsumen dapat membandingkan produk sejenis yang akan dibeli.
Perusahaan berusaha meyakinkan konsumen bahwa produk yang ditawarkan lebih baik
dari yang lain, baik itu mengenai keunggulan, kelemahan serta aspek lainnya.
Beberapa iklan berusaha membandingkan keunggulan produk yang ditawarkan dengan
produk lain sejenis. Misalnya iklan yang menampilkan kinerja/hasil dari
produknya yang lebih baik dibandingkan dengan kinerja produk sejenis. Bila
kesan iklan benar-benar tertancap di benak konsumen maka akan terciptalah
loyalitas konsumen terhadap suatu merek/brand yang membuat konsumen tidak
keberatan untuk membayar lebih mahal untuk memperoleh merek tersebut
Contoh,
seorang remaja yang memiliki masalah dengan kulitnya yang kering akan memakai
handbody untuk mengatasi kulitnya agar tidak kering. Produk handbody yang
beredar dipasaran sangat beragam. Seperti merk citra, marina, Vaseline,
shinzui, dll dengan berbagai varian. Dengan adanya iklan remaja tersebut dapat
membandingkan produk handbody yang akan dipilihnya. Remaja tersebut tertarik
untuk membeli citra dan Vaseline karena menurutnya kedua produk tersebut dapat
mengobati kulitnya yang kering, tetapi Ia bingung harus memilih yang mana.
Akhirnya dia melihat iklan kedua produk tersebut untuk membandingkan keunggulan
produk yang akan dipilihnya.
Sehingga
banyak iklan yang berlomba-lomba memberikan keunggulan produknya agar konsumen
dapat terhipnotis oleh produk yang ditawarkan.
Berhubungan
dengan perbandingan produk sejenis, perusahaan biasanya akan menggunakan konsep
iklan yang baik bahkan akan memakai model iklan (brand ambassador) yang menarik
pula baik itu dari kalangan artis, pebisnis, praktisi, pakar dan kalangan
lainnya. Serta memiliki keahlian berbicara yang persuasive agar konsumen dapat tertarik dengan
produk yang dibintanginya untuk mengdongkrak brand image dan penjualan.
Beberapa brand produk kecantikan ternama misalnya menggunakan artis/public
vigur sebagai brand ambassadornya. Hal ini bertujuan untuk menarik konsumen dan
meningkatkan penjualan, pemilihan brand ambassador tidak dilakukan dengan
sembarang, perusahaan cenderung memilih public vigur yang memiliki nama baik di
masyarakat, tubuh yang sehat dan menarik, tidak memiliki masalah hukum,
professional, dan memiliki karakter yang
cocok atau sesuai dengan target audience. Sehingga banyak orang yang akhirnya
menjadi “korban iklan”. Hal ini
disebabkan oleh kepintaran produsen dalam memilih brand ambassador dan konsep
iklan yang digunakan. Walaupun produk tersebut kurang baik kualitasnya bahkan
memiliki harga yang mahal, tetapi konsumen masih tertarik untuk mencoba produk
tersebut sehingga memutuskan untuk membelinya.
Contoh,
Iklan shampoo Pantene dan Tresemme yang menggunakan artis dan model papan atas
yang memiliki rambut indah. Saat konsumen yang memiliki masalah rambut melihat
iklan shampoo tersebut, konsumen akan tertarik untuk membeli produk tersebut
karena ingin menjadi sama dengan bintang iklan shampoo tersebut, yakni memiliki
rambut yang indah. Ditambah lagi dengan konsep iklan yang menarik dengan
meberikan keunggulan produk tersebut yang semakin membuat konsumen percaya dan
semakin tertarik untuk membelinya.
Jika
dilihat dari penjelasan tersebut iklan memang merupakan media yang paling
efektif dalam hal mempromosikan, memberitahu produk baru ataupun keberadaan produk
lama, serta mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Artinya iklan digunakan
sebagai jembatan antara produsen dengan konsumen yang dapat langsung mencakup
berbagai kalangan konsumen.
Akan
tetapi, iklan tidak selalu dapat membuat konsumen tertarik untuk membeli produk.
Hal ini sesuai dengan quesioner yang telah kami lakukan bahwa banyak
koresponden yang setuju jika tidak adanya iklan mereka tetap akan membeli
produk tersebut. Bagaimana hal ini bisa terjadi? Produk yang tidak diiklankan
tetap dibeli konsumen yang biasanya mereka mengetahui spesifikasi, keunggulan,
merk, pelayanan, harga dari mulut ke mulut. Terutama dari orang yang telah
mencoba produk tersebut. Biasanya produk ini memang teruji khasiatnya dan bukan
sekedar omongan belaka. Karena banyak produk yang diiklankan khasiatnya tidak
terbukti. Bahkan biaya iklan bisa saja dibebankan kepada setiap unit produk
yang dijual. Jadi, meskipun tidak ada iklan, konsumen tetap membeli suatu
produk karena adanya kebutuhan dan rasa ingin tahu tentang suatu produk, jika
konsumen merasa puas dan nyaman dengan manfaat, kualitas, pelayanan, harga
produk tersebut maka konsumen akan tetap membeli produk tersebut, bahkan secara
terus menerus, meski tanpa adanya iklan dan promosi yang besar.
Contoh,
sabun papaya merupakan salah satu produk sabun cuci muka yang tidak diiklankan.
Orang-orang mengetahui sabun ini dari mereka yang telah merasakan khasiat dari
produk tersebut. Banyak orang bilang bila menggunakan sabun ini maka kulit akan
menjadi bersih karena sesuai dengan fungsi buah papaya yang dapat memutihkan
kulit. Setelah dicoba dan benar-benar merasakan khasiatnya, mereka akan terus
membeli sabun tersebut karena selain kualitasnya yang baik harganya pun
terjangkau.
Jadi,
untuk beberapa produk iklan memang tidak begitu diperlukan karena tanpa adanya
iklan loyalitas konsumen pun masih tetap terjaga.
Selanjutnya,
iklan dapat membuat harga jual produk lebih mahal. Karena dengan adanya iklan
biaya operasional perusahaan menjadi bertambah. Agar perusahaan tetap mendapatkan
laba mereka terpaksa untuk menaikkan harga penjualan. Sehingga secara tidak
langsung biaya iklan merupakan biaya yang ditanggung oleh konsumen lewat produk
yang dijual.
Berdasarkan
pernyataan quesioner “Iklan membuat harga produk menjadi lebih mahal” koresponden
setuju bahwa iklan membuat harga suatu produk menjadi lebih mahal dibanding
produk yang tidak diiklankan. Promositentang suatu produk
yang ditayangkan dalam iklan dan memakan biaya yang sangat besar akan
memberikan tambahan nilai biaya dan kenaikan harga.
Lalu
untuk pernyataan quesioner “ Iklan membuat harga produk menjadi lebih murah” para
koresponden memilih “kurang setuju”. Hal ini sesuai dengan hasil pernyataan“Iklan
membuat harga produk menjadi lebih mahal”, yakni iklan dapat membuat biaya (harga)
jual produk menjadi lebih mahal. Sesuai dari hasil 2 pernyataan, hal ini membuktikan bahwa iklan
dapat membuat harga jual produk meningkat. Jika harga jual produk meningkat,
maka permintaan akan produk menjadi sedikit.
Jika dilihat kembali pada pembahasan sebelumnya, yang
mengacu pada dua pendapat para ahli yang saling bertolakbelakang, maka hubungan
antara iklan, biaya produk, dan harga jual adalah relative.Semua itu kembali
lagi kepada permintaan konsumen terhadap produk.
Jadi,
untuk hasil kedua pernyataan
tersebut adalah
iklan dapat membuat biaya jual produk menjadi mahal atau murah adalah relatif.
Karena semua itu tergantung permintaan konsumen terhadap produk yang diiklankan.
Memang
iklan dalam kenyataannya iklan dapat menghambur-hamburkan uang dan menambah
biaya operasional perusahaan. Akan tetapi, semua itu akan terbayar apabila
eksistensi suatu produk yang diiklankan dapat bertahan yang akhirnya akan
mempertahankan loyalitas pelanggan. Iklan yang dibuat untuk mempertahankan
eksistensinya biasanya adalah untuk produk lama yang sudah jarang diiklankan,
tetapi produknya masih tetap diproduksi dan dijual dipasaran. Dengan adanya
iklan produk lama yang sudah jarang diiklankan yang sebelumnya penjualan
produknya menurun, dapat kembali meningkat seperti saat produk tersebut baru
diluncurkan. Biasanya produsen mengiklankan produk lamanya dengan adanya
inovasi dari produk tersebut, waluapun ada yang tidak, sehingga selain konsumen
mengetahui keberadaan produk konsumen juga dibuat penasaran mengenai inovasi
yang dilakukan. Sehingga membuat konsumen tertarik untuk membeli. Dengan iklan
yang dilakukan berulang-ulang maka akan terus diingat oleh masyarat. Karena
masyarakat saat ini lebih pintar untuk menilai sebuah karya. Seperti, minuman,
snack, obat-obatan, bedak, dll.
Contoh,
produk bedak marcks merupakan salah satu bedak yang sudah jarang diiklankan.
Namun, produk tersebut masih dijual dipasaran dengan harga terjangkau serta
masih banyak konsumen yang menggunakan produk tersebut. Karena kualitasnya yang
baik dan disarankan oleh dokter kulit. Beberapa waktu lalu, iklan produk ini
muncul kembali sehingga membuat konsumen mengetahui keberadaan bedak tersebut.
Bahwa bedak tersebut masih ada dan terus dijual dipasaran.
Yang
terakhir, iklan suatu produk dapat membuat konsumen selalu membeli produk yang
sama. Untuk hal ini ada koresponden yang memilih kurang setuju dan setuju.. Hal
ini diakibatkan oleh kualitas produk yang diiklankan. Jika koresponden memilih
kurang setuju berarti kualitas produk yang diiklankan kurang baik atau kurang
berkhasiat. Dalam pasar monopolistic dimana barang yang dijual sangatlah
beragam dari berbagai produsen, dapat membuat produsen mencari barang pengganti
(subtitusi) jika mereka kurang puas dengan produk yang digunakan. Mereka akan
terus mencari yang terbaik dan sesuai dengan kebutuhan mereka, dan yang pasti
khasiatnya benar-benar terbukti.
Sedangkan
untuk koresponden yang memilih setuju berarti kualitas produk yang ditawarkan
adalah sangat baik dan khasiatnya terjamin. Saat konsumen menggunakan produknya
mereka akan merasakan kepuasaan dari apa yang telah dikorbankan demi
mendapatkan produk tersebut. Sehingga dapat membuat loyalitas pelanggan
meningkat. Hal ini juga dapat meningkatkan penjualan produk yang bersangkutan.
Descriptive Statistics
|
|||
Mean
|
Std.
Deviation
|
N
|
|
Laba
|
6,71
|
1,038
|
100
|
Iklan
|
8,28
|
1,064
|
100
|
Inovasi
|
8,19
|
,971
|
100
|
pendapatan
|
14,94
|
2,215
|
100
|
Analisis :
Dari data di atas
diketahui bahwa dari 100 responden di dapatkan nilai rata-rata untuk laba
adalah 6,71 dengan standar deviasi 1,038. Rata-rata iklan 8,28 dengan standar
deviasi 1,064. Rata-rata inovasi 8,19 dengan standar deviasi 0,971. Rata-rata
pendapatan 14,94 dengan deviasi 2,215.
Correlations
|
|||||
Laba
|
Iklan
|
Inovasi
|
pendapatan
|
||
Pearson Correlation
|
Laba
|
1,000
|
-,072
|
,296
|
,265
|
Iklan
|
-,072
|
1,000
|
,143
|
,127
|
|
Inovasi
|
,296
|
,143
|
1,000
|
,390
|
|
pendapatan
|
,265
|
,127
|
,390
|
1,000
|
|
Sig. (1-tailed)
|
Laba
|
.
|
,238
|
,001
|
,004
|
Iklan
|
,238
|
.
|
,077
|
,104
|
|
Inovasi
|
,001
|
,077
|
.
|
,000
|
|
pendapatan
|
,004
|
,104
|
,000
|
.
|
|
N
|
Laba
|
100
|
100
|
100
|
100
|
Iklan
|
100
|
100
|
100
|
100
|
|
Inovasi
|
100
|
100
|
100
|
100
|
|
pendapatan
|
100
|
100
|
100
|
100
|
Analisis:
Person Correlation:
a.
Besar
Hubungan antara Labaterhadap
iklan sebesar -0,072, hal ini menunjukkan hubungan ke arah
yang negative yang artinya
hubungan kekuatan antara
Laba terhadap Iklan adalah lemah.
b.
Besar
Hubungan antara Laba
terhadapInovasi sebesar 0,296, hal ini menunjukkan hubungan ke arah
yang positif yang artinya
semakin baik Inovasi pada produk maka akan semakin mempengaruhi peningkatan
Laba.
c.
Besar
Hubungan antara Laba
terhadap Pendapatan
sebesar 0,265 , hal ini menunjukkan
hubungan ke arah
yang positif yang artinya
semakin besar
pendapatan produk maka akan semakin besar
peningkatan Laba.
Variables
Entered/Removeda
|
|||
Model
|
Variables Entered
|
Variables Removed
|
Method
|
1
|
pendapatan, iklan, inovasib
|
.
|
Enter
|
a. Dependent Variable: laba
|
|||
b. All requested variables entered.
|
Analisis
:
Dari output dapat
dilihat bahwa variabel indenpenden yang dimasukkan ke dalam tabel adalah
pendapatan, iklan dan inovasi. Dan variabel dependennya adalah laba. Tidak ada
variabel yang dikeluarkan (removed). Sedangkan metode regresi menggunakan
Enter.
Model
Summary
Analisis
:
- R
adalah korelasi berganda, yaitu korelasi antara dua atau lebih variable
independen terhadap variable dependen. Nilai R berkisar antara 0 sampai 1.
Jika mendekati 1 maka hubungan semakin erat, tetapi jika mendekati 0 maka
hubungan semakin lemah. Angka R didapat 0,361 artinya korelasi antara
Iklan, Inovasi, dan Pendapatan terhadap laba sebesar 0,361. Hal ini
berarti terjadi hubungan yang lemah karena nilai mendekati 0.
- R
Square
- Adjusted
R Square, adalah R Square yang telah
disesuaikan, nilai sebesar 0,103; ini juga menunjukkan sumbangan pengaruh
variable independen terhadap dependen. Adjusted R square biasanya untuk
mengukur sumbangan pengaruh jika dalam regresi menggunakan lebih dari dua
variable independen.
- Standard
Error of the Estimate, adalah ukuran kesalahan
prediksi, nilai sebesar 0,983. Artinya kesalahan yang dapat terjadi dalam
memprediksi laba sebesar 0,983.
- Durbin-Watson,
yaitu nilai yang menunjukkan ada atau tidaknya autokorelasi dalam model
regresi. Autokorelasi adalah hubungan yang terjadi antara residual dari
pengamatan satu dengan pengamatan yang lain. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi autokorelasi. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya
autokorelasi maka nilai DW akan dibandingkan dengan DW table, dengan
kriteria sebagai berikut:
§ Jika
DW terletak antara DU dan 4-DU berarti tidak ada autokorelasi.
§ Jika
DW terletak antara DL dan DU atau di antara 4-DU dan 4-DL, maka tidak
menghasilkan kesimpulan yang pasti.
Nilai DW dari output didapat 1,791. Untuk nilai DL
dan DU dapat dilihat pada DW tabel pada signifikansi 0,05 dengan n (jumlah
data) = 100 dan k (jumlah variabel independen) = 3 didapat nilai DL adalah
1,6131 dan DU adalah 1,7364, jadi nilai 4-DU
= 2,2636 dan 4-dl = 2,3869. Hal ini berarti nilai DW (1,791) berada pada
daerah antara DU dan 4-DU, (1,7364 < 1,791 < 2,2636) maka tidak ada
masalah autokorelasi
ANOVAa
|
||||||
Model
|
Sum of Squares
|
Df
|
Mean Square
|
F
|
Sig.
|
|
1
|
Regression
|
13,898
|
3
|
4,633
|
4,798
|
,004b
|
Residual
|
92,692
|
96
|
,966
|
|||
Total
|
106,590
|
99
|
||||
a. Dependent Variable: laba
|
||||||
b. Predictors: (Constant), pendapatan, iklan, inovasi
|
Analisis
:
ANOVA atau analisis varian, yaitu uji koefisien
regresi secara bersama-sama (uji-F) untuk menguji signifikasi pengaruh beberapa
variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian menggunakan tingkat
signifikansi 0,05.
Langkah-langkah
uji F sebagai berikut:
1.
Merumuskan
Hipotesis
Ho : Iklan,
Inovasi, dan Pendapatan secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap laba.
Ha : Iklan,
Inovasi, dan Pendapatan secara bersama-sama berpengaruh terhadap laba.
2.
Menentukan
F hitung dan nilai Signifikansi
Dari output
diperoleh F hitung sebesar 4,798 dan nilai Signifikansi sebesar 0,004
3.
Menentukan
F tabel
F tabel dapat
dilihat pada tabel statistik (lihat lampiran) pada tingkat Signifikansi 0,05
dengan df 1 (jumlah variabel-1) = 3, dan df 2(n-k-1) atau 100-3-1 = 96 (n
adalah jumlah data dan k adalah jumlah variabel independen), hasi diperoleh
untuk F tabel sebesar 2,699(lihat pada F table).
4.
Kriteria
pengujian
§ Jika F hitung ≤ F tabel maka Ho diterima.
§ Jika F hitung > F tabel maka Ho ditolak
5.
Membuat
kesimpulan
F hitung > F tabel (4,798 > 2,699) dan
signifikansi < 0,05 (0,004 < 0,05), maka Ho ditolak, jadi dapat
disimpulkan bahwa Iklan, Inovasi, dan Pendapatan secara bersama-sama
berpengaruh terhadap Laba.
Coefficientsa
|
|||||||||||
Model
|
Unstandardized Coefficients
|
Standardized Coefficients
|
T
|
Sig.
|
Correlations
|
Collinearity Statistics
|
|||||
B
|
Std. Error
|
Beta
|
Zero-order
|
Partial
|
Part
|
Tolerance
|
VIF
|
||||
1
|
(Constant)
|
4,341
|
1,112
|
3,905
|
,000
|
||||||
Iklan
|
-,127
|
,094
|
-,131
|
-1,353
|
,179
|
-,072
|
-,137
|
-,129
|
,973
|
1,027
|
|
Inovasi
|
,258
|
,111
|
,241
|
2,323
|
,022
|
,296
|
,231
|
,221
|
,839
|
1,192
|
|
Pendapatan
|
,088
|
,049
|
,187
|
1,805
|
,074
|
,265
|
,181
|
,172
|
,842
|
1,187
|
|
a. Dependent Variable: laba
|
|||||||||||
·
Unstandardized
coefficients adalah nilai koefisien yan tidk terstandarisasi atau tidak ada
patokan. Koefisien B terdiri dari nilai konstan (Harga Y jika X1 X2 dan X3 =
0) dan koefisien regresi(nilai yang menunjukkan peningkatan atau penurunan
variabel Y yag didasarkan variabel X1 X2 dan X3). Dan Standard Error merupakan nilai maksimum kesalahan yang dapat
terjadi dalam memperkirakan rata-rata populasi berdasar sampel.
·
T
hitung adalahpengujian signifikansi untu mengetahui pengaruh variabel
X1 X2 X3 terhadap Y secara parsial, apakah berpengaruh signifikan atau tidak.
·
Signifikansi adalah besarnya
probabilitas atau peluang untuk memperoleh kesalahan dalam pengambilan
keputusan.
·
Collineartity
Statistics adalah angka yang menunjukkan ada atau tidaknya hubungan linear
secara sempurna atau endekati sempurna antar variabel independen dengan
menggunakan nilai Tolerance dan VIF.
|
Pada
kolom Coefficients diperoleh nilai koefisien/ parameter regresi linear berganda
a = 4,341 b1 = -0,127 b2 =
0,258 b3 =0,088
Sehingga
persamaan regresi linear berganda diperoleh adalah:
Y’ = a + b1X1
+ b2X2 + b3X3
|
Y’ = 4,341 –
0,127X1 + 0.258X2 + 0,088X3
Keterangan
:
Y’
= Laba
a
= Konstanta
b1,b2 = Koefisien regresi
X1 = Variabel Independen (Iklan)
X2 = Variabel Independen (Inovasi)
X3 = Variabel Independen (Pendapatan)
Penjelasan
:
·
Nilai Konstanta
(a)
adalah 4,341; ini dapat diartikan jika Iklan, Inovasi, dan Pendapatan nilainya
adalah 0, maka Labanya sebesar 4,34.
·
Nilai koefisien
regresi variabel Iklan(X1) sebesar -0,127 dengan bernilai negatif;
artinya jika Variabel indpenden lainnya tetap dan Iklan mengalami kenaikan 1%, maka Laba(Y’) akan
mengalami penurunan sebesar 0,127. Koefisien negatif artinya terjadi hubungan
negatif antara iklan dengan laba, semakin naik Iklan maka semakin turun Laba.
·
Nilai koefisien
regresi Variabel Inovasi(X2) sebesar 0,258 dengan bernlai positif;
artinya jika Variabel Indipenden lainnya tetap dan Inovasi mengalami kenaikan 1% maka laba(Y’)
akan mengalami peningkatan sebesar 0,258. Koefisien Positif artiya terjadi hubungan
positif antara Inovasi dengan laba, semakin naik Inovasi semakin naik Laba.
·
Nilai Koefisien
regresi Variabel Pendapatan(X3) sebesar 0,088 dengan bernilai
positif; artinya jika Variabel Independen
lainnya tetap dan Pendapatan mngalami kenaikan 1% maka Laba(Y’) akan
mengalami penigkatan sebesar 0,088. Koefisien Positif artiya terjadi hubungan
positif antara Inovasi dengan laba, semakin naik Inovasi semakin naik Laba.
Coefficientsa
|
|||||||||||
Model
|
Unstandardized Coefficients
|
Standardized Coefficients
|
T
|
Sig.
|
Correlations
|
Collinearity Statistics
|
|||||
B
|
Std. Error
|
Beta
|
Zero-order
|
Partial
|
Part
|
Tolerance
|
VIF
|
||||
1
|
(Constant)
|
4,341
|
1,112
|
3,905
|
,000
|
||||||
Iklan
|
-,127
|
,094
|
-,131
|
-1,353
|
,179
|
-,072
|
-,137
|
-,129
|
,973
|
1,027
|
|
Inovasi
|
,258
|
,111
|
,241
|
2,323
|
,022
|
,296
|
,231
|
,221
|
,839
|
1,192
|
|
Pendapatan
|
,088
|
,049
|
,187
|
1,805
|
,074
|
,265
|
,181
|
,172
|
,842
|
1,187
|
|
a.
Dependent Variable: laba
|
Digunakan untuk mengetahui apakah secara parsial
Iklan, Inovasi, Pendapatan berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap
Laba. Pengujian ini menggunakan tingkat signifikansi 0,05 dan 2 sisi.
Langkah-langkah pengujian sebagai berikut:
·
Pengujian
Koefisien Variabel Iklan(b1)
a). Menentukan
Hipotesis
Ho :
Iklan secara parsial tidak berpengaruh terhadap Laba
Ha :
Iklan secara parsial berpengaruh terhadap Laba
b). Menentukan
t hitung dan nilai Signifikansi
Dari output didapat t hitung sebesar -1,353 dan
Signifikansi 0,179.
c). Menentukan
t tabel
T tabel dapat dilihat pada tabel statistik pada
signifikansi 0,05/2(uji 2 sisi)= 0,025 dengan
Derajat kebebasan(df) = n-k-1 atau 100 – 3 – 1 = 96,
hasil diperoleh untuk t tabel sebesar 1,985(lihat pada tabel)
d). Kriteria
pengujian
Jika –t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel
maka Ho diterima.
Jika –t hitung < -t tabel atau t
hitung > t tabel maka Ho ditolak.
Berdasar signifikansi:
Jika
signifikansi > 0,05 maka Ho diterima
Jika
signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak
e). Membuat
Kesimpulan
Nilai –t hitung >
-t tabel ( -1,353 > -1,985) maka Ho diterima. Signifikansi < 0,05
(0,179 > 0,05) maka Ho diterima
artinya secara parsial tidak ada pengaruh signifikan antara Iklan dengan Laba.
Jadi dari kasus ini dapat disimpulkan bahwa secara parsial Iklan tidak
berpengaruh terhadap Laba pada Pasar Persaingan Monopolistik.
·
Pengujian
Koefisien Variabel Inovasi(b2)
a. Menentukan
Hipotesis
Ho :
Inovasi secara parsial tidak berpengaruh terhadap Laba
Ha :
Inovasi secara parsial berpengaruh terhadap Laba
b. Menentukan
t hitung dan nilai Signifikansi
Dari output didapat t hitung sebesar 2,323 dan
Signifikansi 0,022.
c. Menentukan
t tabel
T tabel dapat dilihat pada tabel statistik pada
signifikansi 0,05/2(uji 2 sisi)= 0,025 dengan
Derajat kebebasan(df) = n-k-1 atau 100 – 3 – 1 = 96,
hasil diperoleh untuk t tabel sebesar 1,985(lihat pada tabel)
d. Kriteria
pengujian
Jika –t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel
maka Ho diterima.
Jika –t hitung < -t tabel atau t
hitung > t tabel maka Ho ditolak.
Berdasar signifikansi:
Jika
signifikansi > 0,05 maka Ho diterima
Jika
signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak
e. Membuat
Kesimpulan
Nilai t hitung >
t tabel ( 2,323 > 1,985) maka Ho ditolak. Signifikansi < 0,05
(0,02 < 0,05) maka Ho ditolak artinya secara parsial ada pengaruh signifikan
antara inovasi dengan Laba. Jadi dari kasus ini dapat disimpulkan bahwa secara
parsial Inovasi berpengaruh terhadap Laba pada Pasar Persaingan Monopolistik.
Jika inovasi meningkat, maka laba juga menigkat.
·
Pengujian
Koefisien Variabel Pendapatan(b3)
(a). Menentukan
Hipotesis
Ho :
Pendapatan secara parsial tidak berpengaruh terhadap Laba
Ha :
Pendapatan secara parsial berpengaruh terhadap Laba
(b). Menentukan
t hitung dan nilai Signifikansi
Dari output didapat t hitung sebesar 1,805 dan
Signifikansi 0,074.
(c). Menentukan
t tabel
T tabel dapat dilihat pada tabel statistik pada
signifikansi 0,05/2(uji 2 sisi)= 0,025 dengan
Derajat kebebasan(df) = n-k-1 atau 100 – 3 – 1 = 96,
hasil diperoleh untuk t tabel sebesar 1,985(lihat pada tabel)
(d). Kriteria
pengujian
Jika –t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel
maka Ho diterima.
Jika –t hitung < -t tabel atau t
hitung > t tabel maka Ho ditolak.
(e). Berdasar
signifikansi:
Jika
signifikansi > 0,05 maka Ho diterima
Jika
signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak
(f). Membuat
Kesimpulan
Nilai t hitung <
t tabel ( 1,805 < 1,985 ) maka Ho diterima. Signifikansi > 0,05
(0,074 > 0,050) maka Ho diterima artinya secara parsial tidak ada pengaruh
signifikan antara Pendapatan dengan Laba. Jadi dari kasus ini dapat disimpulkan
bahwa secara parsial Pendapatan tidak berpengaruh terhadap Laba pada Pasar
Persaingan Monopolistik.
Residual
Statistics
Minimum
|
Maximum
|
Mean
|
Std.
Deviation
|
N
|
|
Predicted Value
|
5,49
|
7,66
|
6,71
|
,375
|
100
|
Residual
|
-1,790
|
2,471
|
,000
|
,968
|
100
|
Std. Predicted Value
|
-3,248
|
2,525
|
,000
|
1,000
|
100
|
Std. Residual
|
-1,821
|
2,515
|
,000
|
,985
|
100
|
Menggambarkan tentang minimum, maksimum,
rata-rata, standar deviasi dan jumlah data dari Residual. Standar Deviasi
adalah nilai statistic yang digunakan untuk menentukan bagaimana sebaran data
dalam sampel, dan seberapa dekat titik data individu ke Mean nilai sampel.Tabel
ini merupakan ringkasan yang meliputi nilai Minimum
dan Maximum, Mean dan Standar Deviasi dari nilai yang diprediksi dan statistik
residu.
a) Uji
Normalitas Residual
Uji normalitas residual digunakan untuk menguji
apakah nilai residual yang dihasilkan dari regresiterdistribusi secara nrmal
atau tidak. Metode yang digunakan adalah metode grafik, yaitu dengan melihat
penyebaran data pada sumber diagonal pada grafik Normal P – P plot of Regresion
Standardized. Sebagai dasar pengambilan keputusannya, jika titik menyebar
sekitar garis dan mengikuti garis diagonal, maka nilai residual tersebut telah
normal. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada output hasil regresi,dan
ditampilkan sebagai berikut:
Dari gambar grafik
diatas dapat diketahui bahwa titik-titik menyebar sekitar garis dan mengikuti
garis diagonal, maka nilai residual
tersebut telah normal.
b) Uji
Multikolineritas
Pada hal ini dilakukan ujia multikolinieritas karena
variabel independen lebih dari satu dalam satu model regresi. Multikolineritas
artinya variabel independen yang terdapat dalam model regresi memiliki hubungan
lnear yang sempurna atau mendekati sempurna(koefisien korelasinya tinggi atau
bahkan 1). Model regresi yang baik seharusnya
tidak terjadi korelasi sempurna atau mendekati sempurna antara variabel
bebasnya. Berikut ini dilakuan uji multikolineritas dengan melihat nilai VIF
dan Tolerance pada hasil regresi. Cara untuk mengetahui ada tidaknya gejala
multikolineritas antara lain dengan melihat nilai Variance Inflation
Factor(VIF) dan Tolerance, apabila nilai VIF kurang dari 10 dan Tolerance lebih
dari 0,10 maka dinyatakan tidak terjadi multikolineritas.
Hasil
uji multikolineritas dapat dilihat pada output hasil regresi:
Coefficientsa
|
|||||||||||
Model
|
Unstandardized
Coefficients
|
Standardized Coefficients
|
T
|
Sig.
|
Correlations
|
Collinearity
Statistics
|
|||||
B
|
Std.
Error
|
Beta
|
Zero-order
|
Partial
|
Part
|
Tolerance
|
VIF
|
||||
1
|
(Constant)
|
4,341
|
1,112
|
3,905
|
,000
|
||||||
Iklan
|
-,127
|
,094
|
-,131
|
-1,353
|
,179
|
-,072
|
-,137
|
-,129
|
,973
|
1,027
|
|
Inovasi
|
,258
|
,111
|
,241
|
2,323
|
,022
|
,296
|
,231
|
,221
|
,839
|
1,192
|
|
Pendapatan
|
,088
|
,049
|
,187
|
1,805
|
,074
|
,265
|
,181
|
,172
|
,842
|
1,187
|
|
b. Dependent
Variable: laba
|
Dari hasil tabel coefficients, nilai Tolerance untuk
Iklan 0.973, Inovasi 0.839, Pendapatan 0.842 menunjukkan nilai kurang dari 0.10
yang berart itidak ada korelasi antar variabel independen. Hasil perhitungan
Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan hal yang sama, bahwa variabel
Iklan 1.027; Inovasi 1,192; Pendapatan 1,187 tidak ada satu variabel
independent yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jaditidak ada multikoineritas antar variabel independent dalam model
regresi.
Collinearity
Diagnosticsa
|
|||||||
Model
|
Dimension
|
Eigenvalue
|
Condition
Index
|
Variance
Proportions
|
|||
(Constant)
|
Iklan
|
inovasi
|
Pendapatan
|
||||
1
|
1
|
3,967
|
1,000
|
,00
|
,00
|
,00
|
,00
|
2
|
,017
|
15,336
|
,01
|
,45
|
,02
|
,49
|
|
3
|
,010
|
19,596
|
,03
|
,22
|
,59
|
,50
|
|
4
|
,006
|
26,575
|
,96
|
,32
|
,39
|
,01
|
|
a. Dependent Variable: laba
|
Nilai CI yang dihasilkan untuk masing-masing
variabel independent adalah kurang dari 30 maka dapat disimpulkan bahwa variabel independent tidak terjangkit
penyakit multikolineritas.
c) Uji
Autokorelasi
Autokorelasi
merupakan korelasi antara anggota observasi yang disusun menurut waktu atau
tempat. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi autokorelasi. Metode
pengujian menggunakan uji Durbin-Watson(DW test ).
Pengambilan keputusan
pada uji Durbin Watson sebagai berikut:
Ho : tidak adanya autokorelasi
Ha : adanya autokorelasi
·
DU < DW < 4-DU maka Ho diterima,
artinya tidak terjadi autokorelasi
·
DW < DL atau DW > 4-DL maka Ho
ditolak, artinya terjadi autokorelasi
·
DL < DW < DU atau 4-DU < DW
< 4-DL, artinya tidak ada kepastian atau kesimpulan yang pasti.
Nilai DL dan DU dapat diperoleh dari tabel
statistik Durbin Watson dengan n = 100 dan k = 3 ( k adalah jumlah variabel
independen). Didapat DL = 1,631 dan DU =1,7364 (Lihat pada DW tabel).
Model
Summary
Analisis
:
Dari output diatas
dapat diketahu nilai Durbin-Watson sebesar 1,791. Karena nilai DW terletak
antara DU < DW < 4-DU (1,631 < 1,791 < 2,2636) Maka Ho diterima
artinya tidak terjadi autokorelasi.
d) Uji
Heteroskedisitas
Heteroskedisitas adalah
varian residual yang tida sama pada semua pengamatan didalam model regresi.
Regresi yang baik seharusnya tidak terjadi heteroskedisitas. Berikut dilakuakan
uji hetereoskedisitas dengan metode grafik yaitu:
·
Jika ada pola tertentu seperti titik
titik yang ada membentuk pola tertentu(yang bergelombang melebar kemudian
menyempit), maka terjadi heteroskedistas.
·
Jika tidak ada pola jelas, seperti titik
menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedisitas.
Dari output dapat diketahui bahwa tidak
ada gejala heteroskedisitas karena plot menyebar merata diatas dan dibawah
sumbu 0 tanpa membentuk pola tertentu. Diagram
diatas dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala heteroskedistas.
Dari output diatas apabila kurva tidak menceng kiri
atau menceng ke kanan maka data dapat dikatakan normal. Disimpulkan bahwa dari
histogram normal.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
Iklan
dan inovasi yang dilakukan
pada industry monopolitik memang sangat penting dan produsen tidak akan bisa
terlepas dari kedua hal itu. Sesuai dengan pengertiannya, pasar monopolistic
adalah pasar yang terdiri dari banyak produsen yang menjual beragam jenis barang
serta pasar ini memiliki salah satu karakteristik, yakni persaingan non harga.
Karena barang yang dijual terdeferensiasi
akhirnya mendorong produsen untuk terus melakukan inovasi dan membuat
iklan terhadap produknya yang merupakan perwujudan nyata dari persaingan non
harga.
Produsen mengeluarkan banyak biaya demi keutuhan
perusahaan dan loyalitas pelanggan yang dapat membuat perusahaan tersebut tetap
ada didalam industry.Yang paling utama adalah dapat memperoleh laba maksimum
yang merupakan tujuan utama perusahaan.
Persaingan yang kuat antar produsen pada industry
monopolistik menyebabkan besarnya pengaruh iklan dan inovasi yang dilakukan
produsen.Karena setiap produsen harus menunjukkan keunggulan masing-masing
dalam hal merangkul konsumen sebanyak-banyaknya.Dan periklanan ini memang dapat
membuat suatu hambatan bagi produsen baru yang ingin masuk kedalam industry
monopolistic.Hal ini diakibatan oleh persaingan mutu, kualitas, citra
perusahaan, menarik konsumen yang merupaan tujuan menggunakan iklan sebagai
media promosi.
Iklan memiliki beberapa tujuan, diantaranya sbb :
1.
Memberikan
informasi kepada konsumen mengenai produ yang ditawarkan.
2.
Menunjukkan
keunggulan dari produk yang ditawarkan. Dan memberikan keyakinan bahwa produk
tersebut adalah produk yang berkualitas.
3.
Memelihara
hubungan baik dengan konsumen.
Segala sesuatu pasti memiliki kelebihan dan kekurangan
masing-masing, begitupun dengan iklan.Berikut ini adalah kelebihan dan
kekurangan dari iklan.
A.
Kelebihan
iklan
1.
Membantu
konsumen untuk menentukan pilihannya akan sebuah produk yang akan dikonsumsi.
2.
Karena
adanya persaingan, membuat iklan sebagai media untuk menggalakkan kegiatan
memperbaiki mutu suatu barang.
3.
Sebagai
jembatan secara tidak langsung antara produsen dan konsumen.
B.
Kekurangan
iklan
1.
Promosi
melalui media iklan membutuhkan dana yang besar.
2.
Terkadang
tidak memberikan informasi mengenai kualitas barang secara akurat.
3.
Bisa
menjadi penghambat produsen lain yang ingin masuk kedalam industry
monopolistic.
Jadi,
agar media iklan dan inovasi yang dibuat dengan tujuan untuk memperoleh laba
maksimum harus dimaksimalkan.Hal ini dikarenakan pengeluaran untuk membuat
iklan dan inovasi adalah mahal, sehingga segala sesuatu yang dikorbankan oleh
perusahaan tidak sia-sia.
Oleh
karena itu iklan yang dibuat sebaiknya memperhatikan hal-hal berikut ini.
1.
Informasi
mengenai kualitas benar-benar akurat, jadi bukan hanya sekedar janji semata
yang akhirnya akan mengecewakan konsumen.
2.
Iklan
dan inovasi yang dilakukan tidak menarik konsumen perusahaan lain, tetapi
mempertahankan konsumen lama.
3.
Mengusahakan
media iklan dan inovasi tidak sebagai penghambat pada produsen lain untuk masuk
kedalam industry monopolistic.
DAFTAR PUSTAKA
Pratama Rahardja
dan Mandala Manurung.2008. Pengantar Ilmu
Ekonomi ( mikroekonomi dan makroekonomi ). Jakarta: Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Supranto, J. 2006. Pengukuran Tingkat Kepuasan
Pelanggan: Untuk Menaikkan Pangsa Pasar. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Mardiyatmo. 2002. Ekonomi SMA Kelas X. Jakarta:
Yudhistira
LAMPIRAN
KUESIONER
Pertanyaan dari kami tujukan kepada 100 responden untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh iklan kepada tingkat minat masyarakat untuk membeli
suatu produk. Pertanyaan kami berikan melalui Google Form.Kuesioner
ini kami
keluarkan sebagai bahan untuk melakukan penelitian. Responden diharapkan mengisi kuesioner di bawah ini
dengan jujur sesuai dengan pengalaman
selama menjadi konsumen, terutama dalam hal pengaruh iklan pada keputusan
pembelian konsumen.
Nama :
Usia :
Profesi :
NO
|
PERTANYAAN
|
Penilaian
|
|||||
SS
|
S
|
KS
|
TS
|
STS
|
|||
1
|
Iklan membuat Anda tertarik untuk membeli produk
|
||||||
2
|
Dengan adanya iklan Anda dapat mengetahui
spesifikasi dari produk yang ditawarkan
|
||||||
3
|
Dengan adanya Iklan Anda dapat membandingkan
produk yang sejenis.
|
||||||
4
|
Model iklan dan konsep yang dipakai dalam
pembuatan iklan dapat mempengaruhi Anda untuk membeli produk
|
||||||
5
|
Tanpa adanya
iklan Anda akan tetap membeli suatu produk
|
||||||
6
|
Dengan adanya iklan akan membuat biaya jual produk
menjadi mahal
|
||||||
7
|
Dengan adanya iklan akan mebuat biaya jual produk
menjadi murah
|
||||||
8
|
Dengan adanya iklan Anda dapat mengetahui
eksistensi sebuah produk
|
||||||
9
|
Iklan dapat membuat Anda tetap membeli produk yang
sama
|
||||||
10
|
Iklan merupakan media yang paling efektif dalam mempromosikan,
memberitahu produk baru atau lama, dan membuat keputusan pembelian konsumen.
|
||||||
No comments:
Post a Comment