Bisnis waralaba merupakan kegiatan usaha penjualan barang secara retail
kepada masyarakat luas, begitu populernya kegiatan usaha ini, sehingga cepat
sekali berkembang dan meliputi berbagai jenis bidang usaha. Bisnis waralaba
diperkenalkan pertama kali oleh Isaac Singer seorang pencipta mesin jahit
merek Singer pada tahun 1851 di Amerika Serikat. Di Indonesia, bisnis
penjualan secara retail semacam waralaba mulai dikembangkan, banyak sekali
bermunculan pebisnis-pebisnis lokal yang melirik penjualan barang atau jasanya
secara waralaba.
Di Indonesia, sistem bisnis penjualan secara waralaba sangat diminati
oleh pebisnis waralaba asing dimana mereka memberikan izin kepada pengusaha
lokal untuk mengelola waralaba asing tersebut dan tentunya akan berakibat
menimbulkan saingan yang berat bagi pengusaha kecil lokal yang bergerak di
bidang usaha sejenis.
II.
PEMBAHASAN
A.
Definisi Franchise (Waralaba)
Franchise adalah
suatu system distribusi dimna pemlik bisnis yang semi mandiri (terwaralaba)
membayar iuran dan royalty kepada induk perusahaan pewaralaba untuk mendapatkan
hak menggunakan merek dagang, menjual barang atau jasanya, dan sering kali
menggunakan format dan system bisnisnya.
Menurut
David J.Kaufmann definisi franchising sebagai sebuah sistem pemasaran dan
distribusi yang dijalankan oleh institusi bisnis kecil (franchisee) yang
digaransi dengan membayar sejumlah fee, hak terhadap akses pasar oleh
franchisor dengan standar operasi yang mapan dibawah asistensi franchisor.
Menurut
Reitzel, Lyden, Roberts & Severance, franchise definisikan sebagai
sebuah kontrak atas barang yang intangible yang dimiliki oleh seseorang
(franchisor) seperti merek yang diberikan kepada orang lain (franchisee) untuk
menggunakan barang (merek) tersebut pada usahanya sesuai dengan teritori yang
disepakati.
Menurut dictionary of business terms
1. Suatu
izin yang diberikan oleh sebuah prusahaan (franshisor) kepada seorang atau
kepada suatu perusahaan (franchisee) untuk mengoperasikan suatu retail, makanan
atau supermarket dimana pihak franchisee setuju untuk menggunakan milik
franchisor berupa nama, produk, servis, promosi, penjualan, distribusi, metode
untuk display dll company support.
2. Hak
untuk memasarkan barang-barang atau jasa perusahaan (co’s goods and services)
dalam suatu wilayah tertentu, hak tersebut telah diberikan oleh perusahaan
kepada seorang individu, kelompok individu, kelompok marketing, pengecer atau
grosir.
3. Franchise
adalah hubungan kemitraan antara usahawan yang usahanya kuat dan sukses dengan
usahawan yang relative baru atau lemah dalam usaha tersebut dengan tujuan
saling menguntungkan, khususnya dalam bidang usaha penyediaan produk dan jasa
langsung kepada konsumen.
B.
Unsur-unsur Waralaba
1.
Adanya minimal 2 pihak, yaitu pihak franchisor
dan pihak franchisee. Pihak franshisor sebagai pihak yang memberikan franchise
sementara pihak franshisee merupakan pihak yang diberikan/ menerima franshise
tersebut.
2.
Adanya penawaran paket usaha dari franchisor.
3.
Adanya kerja sama pengelolaan unit usaha antara
pihak franchisor dengan pihak franchisee.
4.
Dipunyainya unit usaha tertentu (outlet) oleh
pihak franchisee yang akan memamfaatkan paket usaha miliknya pihak franchisor.
5.
Seringkali terdapat kontrak tertulis antara
pihak franchisor dan pihak franchisee.
C.
Jenis Waralaba
Waralaba dapat dibagi menjadi dua:
-
Waralaba luar negeri, cenderung lebih disukai
karena sistemnya lebih jelas, merek sudah diterima diberbagai dunia, dan
dirasakan lebih bergengsi.
-
Waralaba dalam negeri, juga menjadi salah satu
pilihan investasi untuk orang-orang yang ingin cepat menjadi pengusaha tetapi
tidak memiliki pengetahuan cukup piranti awal dan kelanjutan usaha ini yang
disediakan oleh pemilik waralaba.
D.
Kelebihan dan Kekurangan Waralaba
1.
Keuntungan Franchising (waralaba)
-
Bagi para wiraswastawan yang ingin memulai usaha
baru akan mendapatkan rencana operasi bisnis dengan arah yang jelas dari
pemberi franchise.
-
Penerima franchise diberikan nasihat atau sebuah
lokasi usaha yang
telah ditetapkan.
telah ditetapkan.
-
pemberi hak bisa mendapatkan manfaat dari
ekspansi cepat dan luas tanpa meminjam
atau menanggung resiko finansial penting.
atau menanggung resiko finansial penting.
-
tiap-tiap penerimaan hak berdasarkan
volume penjualan, organisasi keseluruhan bisa mengadakan pengiklanan
besar-besaran untuk memperkuat nama franchise.
-
Penerima franchise individu dapat melakukan
promosi di daerah mereka sesuai
dengan persetujuan yang ada.
dengan persetujuan yang ada.
-
Mendapatkan bantuan modal
-
Profit tinggi karena telah teruji
-
Standarisasi mutu
-
Mendapatkan bantuan manajemen
2.
Kekurangan Franchising
-
Menjadi Independen, terdominasi
-
Tidak mandiri
-
Kreativitas tidak berkembang
-
Rentan terhadap perubahan franchisor
E.
Istilah-Istilah dalam Waralaba
-
Franchise
Franchise
(waralaba) adalah suatu strategi pengembangan produk, jasa atau teknologi yang
saling berkerjasama secara erat antara perusahaan baik secara hukum maupun
financial dan independen yaitu franchisor (pemberi waralaba) dan franchisee (
penerima waralaba).
-
Franchisor
Franchisor(pemberi waralaba) memberikan kepada franchisee hak untuk
menggunakan kekayaan intelektual yang dimilik franchisor dan berkewajiban
mematuhi peraturan yang berlaku. Franchisor sebagai pemimpin perusahaan
yang harus memiliki keahlian dan kompeten dan menghindari tindakan tanpa
pertimbangan matang. Franchisor juga memberikan teknik secara berkesinambungan,
sesuai dengan kontrak franchise tertulis.
-
Franchisee
Franchisee,
dalam memberikan kontribusi keuangan/finansial, baik secara langsung dan tidak
langsung, metode dan teknik komersial, prosedur, dsb.
-
Initial service
jasa-jasa pendahuluan
-
Continuing service
jasa terus-menerus
-
Initial fee
biaya keseluruhan item untuk membuka bisnis
-
Frenchise fee
biaya yag menutupi jasa franchisor
-
Continiung fee
biaya akan jasa frenchisor nantinya yg secara terus-menerus
F.
Dasar Hukum Waralaba
1.
Perjanjian sebagai dasar hukum KUH Perdata pasal
1338 (1), 1233 s/d 1456 KUH Perdata; para pihak bebas melakukan apapun
sepanjang tidak bertentangan dengan hukum yang berlaku, kebiasan, kesopanan
atau hal-hal lain yang berhubungan dengan ketertiban umum, juga tentang
syarat-syarat sahnya perjanjian dsb.
2.
Hukum keagenan sebagai dasar hukum; KUH Dagang
(Makelar & Komisioner), ketentuan-ketentuan yang bersifat administrative
seperti berbagai ketentuan dari Departemen Perindustrian, Perdagangan dsb.
Seringkali ditentukan dengan tegas dalam kontrak franchise bahwa di antara
pihak franchisor dengan franchisee tidak ada suatu hubungan keagenan.
3.
Undang-undang Merek, Paten dan Hak Cipta sebagai
dasar hukum; berhubung ikut terlibatnya merek dagang dan logo milik pihak
franchisor dalam suatu bisnis franchise, apalagi dimungkinkan adanya suatu
penemuan baru oleh pihak franchisor, penemuan dimana dapat dipatenkan. UU No.19
(1992) Merek, UU No 6 (1982) Paten, UU No.7 (1987) Hak Cipta.
4.
UU Penanaman Modal Asing sebagai dasar hukum;
Apabila pihak franchisor akan membuka outlet di suatu Negara yang bukan
negaranya pihak franchisor tersebut maka sebaiknya dikonsultasi dahulu kepada
ahli hukum penanaman modal asing tentang berbagai kemungkinana dan alternative
yang mungkin diambil dan yang paling menguntungkannya. Franchise justru dipilih
untuk mengelak dari larangan-larangan tertentu bagi suatu perusahaan asing
ketika hendak beroperasi lewat direct investment.
Peraturan lain- lain sebagai dasar hukum :
-
Ketentuan hukum administrative, seperti mengenai
perizinan usaha, pendirian perseroan terbatas, dll peraturan administrasi yang
umumnya dikeluarkan oleh Departmen Perdagangan. Kepmen Perdagangan No
376/Kp/XI/1983 tentang kegiatan perdagangan. Ketentuan
Ketenagakerjaan.
-
Hukum Perusahaan (UU PT No 1 (1995)).
-
Hukum pajak- adakah pajak ganda, pajak
penghasilan, pajak pertambahan nilai, pajak withholding atas royalty dan pajak
penghasilan atas tenaga kerja asing.
-
Hukum persaingan.
-
Hukum industri bidang tertentu misalnya aturan
tentang standar mutu, kebersihan dan aturan lain lain yang bertujuan melindungi
konsumen, atau bahkan UU pangan sendiri.
-
Hukum tentang kepemilikan- hak guna bangunan,
hak milik, etc.
-
Hukum tentang pertukaran mata uang- RI menganut
rezim devisa bebas, maka tidak ada larangan maupun batasan terhadap keluar
masuknya valuta asing dari/ke Indonesia.
-
Hukum tentang rencana tata ruang; apakah wilayah
tersebut memungkinkan dibukannya sebuah franchise, kualitas bahan untuk gedung
tersebut memenuhi syarat? Etc etc.
-
Hukum tentang pengawasan ekspor/ impor misalnya
dalam hal pengambilan keputusan apakah barang barang tertentu mesti dibawa dari
Negara pihak franchisor atau cukup diambil saja dari Negara pihak
franchisee.
-
Hukum tentang bea cukai- apakah lebih menguntungkan
barang-barang tertentu dipasok dari luar negeri atau cukup menghandalkan produk
local semata.
G.
Perkembangan Waralaba
Di Indonesia
ada 20 kategori usaha yang sering atau pernah menjadi objek bisnis franchise:
1.
Bidang usaha makanan:
-
Restoran, contoh: Rumah makan Wapo
-
Makanan siap hidang, contoh: McD. KFC, A&W,
Burger King
-
Makanan ringan (es krim, yogurt, baked goods,
donat, pastry), contoh: Mama Oven, Hagen daaz, Baskin Robins, J.CO
-
Makanan khusus (speciality foods), contoh: Ayam
goreng Solo
2.
Jasa konsultan dan keperluan bisnis
-
Aneka jasa konsultan (business aids and
services)
-
Jasa pencarian dan penempatan tenaga kerja
(employment services)
-
Periklanan dan direct mail
3.
Jasa pemeliharaan, perbaikan dan kebersihan
-
Pemeliharaan dan perbaikan gedung dan rumah
(maintenance, cleanding and sanitation)
-
Jasa kebersihan gedung dan rumah
(janitorial, maid and personal services)
-
Jasa pertamanan (lawn garden, agricultural supplies
and services)
4.
Jasa pialang pembelian rumah dan penyewaan
property, contoh: Ray White, Century 21
5.
Jasa penjualan, pemeliharaan dan reparasi
kendaraan bermotor.
6.
Toko pengecer keperluan pribadi dan rumah
tangga:
-
Toko pengecer barang khusus (speciality retail
stores)
-
Toko keperluan sehari-hari (convenience store)
-
Toko pakaian dan sepatu.
7.
Hotel dan tempat penginapan
8.
Kontraktor perumahan dan tempat komercial
9.
Percetakan dan fotocopy
10.
Penjualan dan pemeliharaan perabot rumah tangga
seperti home furnishing, retail and repair services)
11.
Penyewaan mobil dan truck
12.
Rekreasi
-
Exercise, sports, entertainment and services
-
Penyewaan video, audio products and services
13.
Penjualan computer dan electronic
14.
Jasa dan produk pemeliharaan kesehatan
15.
Biro perjalanan
16.
Produk dan jasa pendidikan (health aids products
and services)
17.
Jasa pengepakan dan pengiriman (package
preparation/ shipment/ mail services)
18.
Salon rambut dan kecantikan,
19.
Binatu (laundry and dry cleaning)
20.
Jasa untuk anak (children services)
H.
Langkah Membuat Usaha Waralaba
1.
Membuat Ciri Khas Usaha
Buatlah usaha atau bisnis yang memiliki jati diri. Bisnis yang memiliki jati diri itu adalah bisnis yang memiliki ciri khas atau daya pembeda dibandingkan dengan bisnis lain. Ini syarat utamanya. Meskipun kita latah dengan mengembangkan bisnis franchise, bukan berarti kita bebas meniru begitu saja. Mengeluarkan produk ayam goreng yang digoreng dengan menggunakan minyak goreng adalah tindakan yang tidak bijaksana. Mungkin lebih baik mengeluarkan produk ayam goreng yang digoreng dengan pasir, misalnya.
Buatlah usaha atau bisnis yang memiliki jati diri. Bisnis yang memiliki jati diri itu adalah bisnis yang memiliki ciri khas atau daya pembeda dibandingkan dengan bisnis lain. Ini syarat utamanya. Meskipun kita latah dengan mengembangkan bisnis franchise, bukan berarti kita bebas meniru begitu saja. Mengeluarkan produk ayam goreng yang digoreng dengan menggunakan minyak goreng adalah tindakan yang tidak bijaksana. Mungkin lebih baik mengeluarkan produk ayam goreng yang digoreng dengan pasir, misalnya.
2.
Membuat
Standar Operasi Baku
Supaya dapat dikembangbiakkan dimana-mana dalam waktu cepat, kita harus memiliki standar operasi baku. Kelemahan mayoritas pengusaha UKM adalah membuat standar operasi ini. Tidak sulit membuat standar operasi baku itu. Asalkan kita memahami prosesnya dan mau menuliskan proses itu diatas kertas, jadilah standar operasi baku dalam bentuk yang paling sederhana. Selebihnya kita tinggal mengemas standar operasi baku itu dalam bentuk buku (bisa minta bantuan kepada penulis atau penyusun sistem).
Supaya dapat dikembangbiakkan dimana-mana dalam waktu cepat, kita harus memiliki standar operasi baku. Kelemahan mayoritas pengusaha UKM adalah membuat standar operasi ini. Tidak sulit membuat standar operasi baku itu. Asalkan kita memahami prosesnya dan mau menuliskan proses itu diatas kertas, jadilah standar operasi baku dalam bentuk yang paling sederhana. Selebihnya kita tinggal mengemas standar operasi baku itu dalam bentuk buku (bisa minta bantuan kepada penulis atau penyusun sistem).
3.
Membuat Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI)
Salah satu kelemahan pengusaha UKM adalah jarang yang memproteksi hak intelektualnya, baik karena faktor ketidaktahuan maupun anggapan bahwa mengurus HAKi itu mahal bin ribet karena berkaitan dengan birokrasi. Padahal bisnis franchise itu yang diperjualbelikan adalah HAKI-nya. Jadi segeralah daftarkan merek, paten, hak cipta, tau disain industri pada Ditjen HAKI Depkumham. Biayanya lumayan terjangkau. Anda bisa minta bantuan pada konsultan HAKI yang ada di tiap perguruan tinggi.
Salah satu kelemahan pengusaha UKM adalah jarang yang memproteksi hak intelektualnya, baik karena faktor ketidaktahuan maupun anggapan bahwa mengurus HAKi itu mahal bin ribet karena berkaitan dengan birokrasi. Padahal bisnis franchise itu yang diperjualbelikan adalah HAKI-nya. Jadi segeralah daftarkan merek, paten, hak cipta, tau disain industri pada Ditjen HAKI Depkumham. Biayanya lumayan terjangkau. Anda bisa minta bantuan pada konsultan HAKI yang ada di tiap perguruan tinggi.
4.
Membuat Cara Duplikasi Yang Mudah & Praktis
Salah satu kunci supaya bisnis kita mudah dikembangbiakkan adalah cara duplikasi yang mudah dan praktis. Kita harus menyusun cara supaya orang lain mampu menduplikasi usaha kita secara mudah. Sistem duplikasi ini biasanya terangkum dalam sistem training. Cara membuatnya mudah. Tuliskan saja bagaimana cara orang lain mampu melakukan bisnis kita secara cepat dan tepat.
Salah satu kunci supaya bisnis kita mudah dikembangbiakkan adalah cara duplikasi yang mudah dan praktis. Kita harus menyusun cara supaya orang lain mampu menduplikasi usaha kita secara mudah. Sistem duplikasi ini biasanya terangkum dalam sistem training. Cara membuatnya mudah. Tuliskan saja bagaimana cara orang lain mampu melakukan bisnis kita secara cepat dan tepat.
5.
Membuat Keuntungan Yang Bertumbuh
Bisnis tidak layak dikembangbiakkan jika masih merugi, sehingga satu-satunya cara supaya bisnis tersebut layak dikembangbiakkan adalah dengan membuat keuntungan yang bertumbuh. Keuntungan bertumbuh didapat jika dalam jangka waktu tertentu bisnis kita memiliki kecenderungan mencetak untung terus menerus. Oleh karena itu, jangan segan-segan tetapkan target pendapatan, upayakan selalu mencapai target tersebut, dan selalu naikkan target untuk periode waktu selanjutnya. Begitu seterusnya. Usahakan bisnis tidak mengalami kerugian.
Bisnis tidak layak dikembangbiakkan jika masih merugi, sehingga satu-satunya cara supaya bisnis tersebut layak dikembangbiakkan adalah dengan membuat keuntungan yang bertumbuh. Keuntungan bertumbuh didapat jika dalam jangka waktu tertentu bisnis kita memiliki kecenderungan mencetak untung terus menerus. Oleh karena itu, jangan segan-segan tetapkan target pendapatan, upayakan selalu mencapai target tersebut, dan selalu naikkan target untuk periode waktu selanjutnya. Begitu seterusnya. Usahakan bisnis tidak mengalami kerugian.
6.
Membuat Supporting Management Yang Berkelanjutan
Salah satu kewajiban franchisor yang sangat penting dalam mengembangbiakkan usahanya adalah memberikan supporting management berkelanjutan selama masa kontrak kepada para franchisee-nya. Begitu usaha kita mulai berkembang, segera benahi internal perusahaan kita. Gunakan organisasi bisnis yang profesional untuk menangani usaha. Tingkatkan terus ketrampilan mereka supaya dapat memberikan supporting management yang dibutuhkan oleh para franchisee.
Salah satu kewajiban franchisor yang sangat penting dalam mengembangbiakkan usahanya adalah memberikan supporting management berkelanjutan selama masa kontrak kepada para franchisee-nya. Begitu usaha kita mulai berkembang, segera benahi internal perusahaan kita. Gunakan organisasi bisnis yang profesional untuk menangani usaha. Tingkatkan terus ketrampilan mereka supaya dapat memberikan supporting management yang dibutuhkan oleh para franchisee.
7.
Membuat Prospektus Bisnis
Jika pada bisnis konvensional kita terbiasa menjual jasa atau barang, maka pada bisnis franchise kita menjual bisnisnya. Disini diperlukan lebih dari sekedar brosur. Kita memerlukan prospektus bisnis supaya calon mitra bisnis kita mampu melihat prospek cerah bisnis tersebut. Cara membuatnya hampir sama dengan membuat proposal bisnis, hanya saja dalam prospektus bisnis biasanya dilampiri dengan laporan keuangan selama beberapa periode tertentu yang menunjukkan perusahaan kita untung. Jika tidak mampu menyusun sendiri prospektus bisnis, kita dapat menggunakan jasa konsultan dengan biaya terjangkau.
Jika pada bisnis konvensional kita terbiasa menjual jasa atau barang, maka pada bisnis franchise kita menjual bisnisnya. Disini diperlukan lebih dari sekedar brosur. Kita memerlukan prospektus bisnis supaya calon mitra bisnis kita mampu melihat prospek cerah bisnis tersebut. Cara membuatnya hampir sama dengan membuat proposal bisnis, hanya saja dalam prospektus bisnis biasanya dilampiri dengan laporan keuangan selama beberapa periode tertentu yang menunjukkan perusahaan kita untung. Jika tidak mampu menyusun sendiri prospektus bisnis, kita dapat menggunakan jasa konsultan dengan biaya terjangkau.
8.
Membuat Perjanjian Franchise
Indonesia menganut sistem kebebasan berkontrak. Kita bebas membuat dan menyusun perjanjian kerjasama bisnis. Membuat perjanjian franchise sama seperti membuat perjanjian kerjasama biasa. Dalam perjanjian franchise ada beberapa hal yang khusus diatur, yakni apa jenis HAKI yang di-franchise-kan, apa saja kegiatan usahanya, bagaimana supporting management dilakukan, mana saja wilayah usaha yang diperjanjikan, bagaimana tata cara pembayaran biaya franchise, serta bagaimana kepemilikan, perubahan kepemilikan dan hak ahli waris jika franchisee meninggal dunia sebelum kontrak franchise berakhir.
Indonesia menganut sistem kebebasan berkontrak. Kita bebas membuat dan menyusun perjanjian kerjasama bisnis. Membuat perjanjian franchise sama seperti membuat perjanjian kerjasama biasa. Dalam perjanjian franchise ada beberapa hal yang khusus diatur, yakni apa jenis HAKI yang di-franchise-kan, apa saja kegiatan usahanya, bagaimana supporting management dilakukan, mana saja wilayah usaha yang diperjanjikan, bagaimana tata cara pembayaran biaya franchise, serta bagaimana kepemilikan, perubahan kepemilikan dan hak ahli waris jika franchisee meninggal dunia sebelum kontrak franchise berakhir.
9.
Membuat Badan Usaha atau Badan Hukum
Bisnis franchise itu kompleks sehingga membutuhkan organisasi bisnis dalam bentuk badan usaha atau badan hukum. Bentuklah badan usaha atau badan hukum ini. Bisa dalam bentuk CV atau PT. Kita tidak dapat lagi menjalankan bisnis secara perorangan jika ingin difranchisekan.
Bisnis franchise itu kompleks sehingga membutuhkan organisasi bisnis dalam bentuk badan usaha atau badan hukum. Bentuklah badan usaha atau badan hukum ini. Bisa dalam bentuk CV atau PT. Kita tidak dapat lagi menjalankan bisnis secara perorangan jika ingin difranchisekan.
III.
PENUTUP
Dalam melakukan bisnis waralaba setiap orang harus memiliki pengetahuan
tentang Franchising (pewaralabaan). Dari definisi yang telah di jelaskan di
atas bahwa Franchising merupakan salah satu konsep dari pemasaran untuk
memperluas jaringan usaha secara tepat. Tetapi Franchising bukan merupakan
alternatif melainkan suatu cara yang sama kuat, sama strategis dengan cara
konvesional untuk mengembangkan usaha yang telah di buat.
Referensi:
CHRISTELLA SUTJIADI
1 EB 31 / 22214378
TUGAS PENGANTAR BISNIS
UNIVERSITAS GUNADARMA 2014