Wednesday, November 25, 2015

TEORI EKONOMI -- Penelitiah Ilmiah

PENGARUH MEDIA IKLAN PADA PASAR PERSAINGAN  MONOPOLISTIK DALAM MEMPEROLEH LABA MAKSIMUM








Disusun Oleh :
1.      Christella Sutjiadi                                           22214378
2.      Diah Lukimawati                                            22214955
3.      Dyah Kurniawati                                            23214363
4.      Felicia Mariska Hendrikas                              24214148
5.      Firdhayanti Putri                                             24214266
6.      Indri Ismayati                                                 25214319
7.      Marini Hartina                                                 26214398
8.      Rofi Rosdiani                                                  29214711
9.      Rudiyanto                                                       29214847
                                                                                               
Kelas   : 2EB28
                       



UNIVERSITAS GUNADARMA
BEKASI
2015


KATA PENGANTAR


Puji syukur kehadirat ALLAH SWT atas segala karunia, berkat rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyusun penulisan ilmiah yang berjudul “Pengaruh Media Iklan Pada Pasar Persaingan Monopolistik Dalam MemperolehLaba Maksimum” dapat  diselesaikan dengan baik.
Penulisan makalahini menjelaskan tentang bagaimana pengaruhnya iklan terhadap pasar monopolistik dalam memperoleh laba maksimumdengan membuat judul “PENGARUH MEDIA IKLAN DAN INOVASI TERHADAP PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK DALAM MEMPEROLEH LABA MAKSIMUM”.
Pada kesempatan ini penyusun menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1.      Bapak Sunarto selaku Dosen Teori Ekonomi 1 Universitas Gunadarma.
2.      Rekan mahasiswa/mahasiswi 2EB28 yang telah banyak membantu kami dalam memberi saran dan kritik dalam penyusunan penlisan makalah ini.
3.      Teman-teman satu tingkatan (Tingkatan 2) dan senioryang telah membagi pengalaman dalam penyusunan penulisan makalah ini.
4.      Petugas Perpustakaan yang tidak pernah lelah untuk menerima kami dengan senang hati yang tidak jarang masuk ke dalam perpustakaan untuk menyelesaikan penulisan makalah ini.
5.      Ayahanda dan Ibunda dari penyusun yang telah memberikan dorongan, motivasi, semangat untuk menyelesaikan penyusunan penulisan makalah teori ekonomi 1.
6.      Semua pihak yang telah membantu kami dalam penyelesaian dalam penulisan makalah.
Penyusun menyadari bahwa sebagai manusia memiliki keterbatasan, tentu hasil karya kami ini tidak mungkin luput dari kekurangan. Dalam penyusunan pelatihan skripsi ini penulis menghadapi kendala, namun karena kerjasama yang kuat dari  kelompok penulis dan dari berbagai pihak lainnya sehingga penyusunan pelatihan skripsi ini dapat diselesaikan.
Demikianlah penyusunan penulisan makalah Teori Ekonomi 1 ini dipersembahkan dengan mengharapkan adanya manfaat didalam pelatihan skripsi ini. Penyusun menyadari ketidaksempurnaan dalam penyusunan pelatihan skripsi ini maka penyusun mengharapkan adanya saran dan kritik demi kesempurnaannya penyusunan penulisan makalah Teori Ekonomi 1 ini.


Bekasi, 29 Oktober 2015


Penyusun

























DAFTAR ISI






BAB I

PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang

Pasar merupakan tempat bertemunya permintaan dan penawaran sehingga bisa berinteraksi untuk membentuk harga keseimbangan. Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tingkah laku dan kinerja perusahaan dalam pasar. Faktor-faktor tersebut adalah jumlah perusahaan yang berada di pasar, skala produksi, banyaknya pembeli, biaya memasuki pasar, informasi mengenai keadaan pasar, dan mudah-tidaknya memasuki pasar. Faktor-faktor tersebut bisa mempengaruhi pasar, misalnya sedikit atau banyaknya perusahaan yang berproduksi di pasar bisa membuat suatu pasar menjadi kompetitif atau tidak. Makin banyak perusahaan di dalam pasar, maka pasar tersebut makin kompetitif sehingga peran individu atau perusahaan semakin kecil, sedangkan makin sedikit perusahaan didalam pasar, makin tidak kompettif pasar tersebut karena perusahaan bisa memengaruhi harga pasar.
Jenis struktur pasar dibagi menjadi pasar persaingan sempurna, pasar oligopoli(duopoli), pasar persaingan monopolistik, dan pasar monopoli. Namun, kali ini kita aan membahas tentang pasar monopolistik.
Dalam pasar monopolistik, produsen yang berhasil dalam menjalankan suatu usaha tidak akan menutup kemungkinan usaha tersebut akan diikuti oleh orang lain. Apalagi didukung oleh sumber daya alam yang melimpah  yang memungkinkan untuk seseorang memproduksi barang dengan jumlah yang banyak. Indonesia merupakan Negara yang memiliki kekayaan alam yang melimpah sehingga dengan mudah setiap produsen mendapat bahan untuk berproduksi. Ketika banyak produsen memproduksi barang yang sama, walaupun dengan kemasan, merk dan kualiatas yang berbeda. Maka disinilah terjadi pasar persaingan monopolistik. Maka dibutuhkan pemasaran yang efektif untuk meningkatkan brand minded terhadap para konsumen untuk meningkatkan laba perusahaan itu sendiri.
Produsen dalam pasar persaingan monopolistik ni sendiri berusaha sekuat mungkin untuk memenangkan kompetisi di pasar dengan mengadakan iklan serta program pemasaran yang bisa memikat konsumen. Namun, seberapa besar pengaruhnya iklan dalam memperoleh laba maksimum dalam pasar persaingan monopolistik itu sendiri.

1.2 Rumusan Masalah

Mengenai latar belakang dari judul dalam hal ini untuk mempermudah pemahaman maka kami merumuskan masalah yakni:
1.      Apa yang dimaksud dengan pasar monopolistik?
2.      Apa yang dimaksud dengan iklan?
3.      Bagaimana pengaruh media iklan terhadap pasar monopolistik dalam memperoleh laba maksium?

1.3 Tujuan Penulisan Makalah

            Berdasarkan masalah yang diangkat di makalah ini kami akan membahas tentang pengaruh iklan dalam pasar monopolistik terhadap laba maksimum untuk menggali seberapa besar pengaruh iklan dalam mencapai laba maksimum. Harapannya kami setelah pembahasan ini ialah semoga dapat menjadi sangat bermanfaat yang dapat menambah wawasan dan informasi bagi para pembaca dan dapat meningkatkan pengetahuan bagaimana cara untuk mendapatkan laba maksimum dalam pasar monopolistik melalui media iklan.

1.4 Metode Penelitian

Metode yang digunakan oleh penyusun untuk mendapatkan sumber atau referensi dari hasil pembahasan yang diangkat dalam masalah di makalah ini adalah dengan cara :

1.4.1  Batasan Operasional
a.       Penelitian ini dibatasi hanya pada Mahasiswa, Pegawai
b.      Objek Penelitian adalah Produk Pasar Persaingan Monopolistij
c.       Subjek penelitian adalah Mahasiswa Gunadarma yang meneliti kasus ini

1.4.2  Definisi Operasional
a.       Variabel Bebas
Iklan (X)
Iklan pada Pasar Persaingan Monopolistik adalah gambar atau tayangan yang menggunakan para model atau brand ambassador dan konsep visualisasi dengan menampilkan gambar dari animasi yang bertujuan untuk menarik konsumen untuk membeli dan menggunakannya.
Inovasi (X2)
Dalam Pasar Persaingan Monopolistik jumlah barang yang tersedia cukup banyak dan beragam, sehingga diperlukan inovasi untuk dapat memberikan kesan yang berbeda terhadap produk kita yang disesuaikan dengan kebutuhan atau keinginan konsumen sehingga dapat memberikan kepuasan kepada konsumen dengan adanya differensiasi produk akibat adanya inovasi.
Pendapatan (X3)
Pendapatan merupakan hasil dari penjualan produk yang diproduksi oleh suatu perusahaan.Perusahaan yang termasuk dalam Pasar Persaingan Monopolistik memperoleh pendapatan didukung oleh adanya iklan sebagai media bagi konsumen untuk mendapatkan informasi mengenai produk Perusahaan.



b.      Variabel Terikat

Laba (Y)

Laba merupakan hasil yang diperoleh dari transaksi yang terjadi pada suatu produk pada saat konsumen melakukan keputusan pembelian dengan kepuasan konsumen yang merasa puas terhadap kinerja suatu produk.
Berikut ini merupakan tabel yang menunjukkan operasionalisasi variabel, indikator dan skala pengukurannya.
Tabel
Operasional Variabel
Variabel
Indikator
Skala Ukur
Iklan
(X1)
1. Produk Iklan
2. Konsep Iklan
3. Model Iklan
4. Bahasa Iklan
5. Narasi Iklan
Skala Likert
Inovasi
(X2)
1. Konsep Iklan
Skala Likert
Pendapatan
(X3)
1. Perilaku Konsumen
Skala Likert
Laba
(Y)
1.Keputusan Pembelian
Skala Likert

1.4.3  Skala Pengukuran Variabel
Skala pengukuran data dalam penelitian ini dalam mengukur variabel iklandan laba adalah menggunakan Skala Likert, sebagai alat untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seorang atau sekelompk orang tentang fenomena sosial. Pengujian variabel-variabel yang diteliti, pada setiap jawaban akan diberikan skor (Sugiyono, 2008:86).Skala Likert menggunakan 5 (lima) tingkatan jawaban yang dapat dilihat pada tabel,
Tabel
Instrumen Skala Liker
No
Pertanyaan
Skor
1
Sangat Setuju (SS)
5
2
Setuju (S)
4
3
Kurang Setuju (KS)
3
4
Tidak Setuju (TS)
2
5
Sangat Tidak Setuju (STS)
1

1.4.4  Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan melalui kuesioner yang dibagikan lewat google form agar objek penelitian dapat dicangkup dengan mudah oleh para konsumen. Waktu penelitian dimulai dari Sabtu Malam tanggal 10 Oktober 2015 sampai Selasa 13 Oktober 2015.
1.4.5  Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data yaitu :
a.       Data  Primer
Data yang diperoleh secara langsung dari responden pada lokasi penelitian melalui kuesioner yaitu dengan cara menyebarkan kuesioner kepada responden. Kuesioner berisikan pertanyaan mengenai identitas responden dan variabel yang diteliti dalam penelitian ini yaitu variabel iklan dan keputusan pembelian.



b.      Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui studi dokumentasi yang dapat menjadi referensi pendukung berupa buku-buku, majalah dan internet.

1.4.6  Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan antara lain:
a.       Daftar Pertanyaan (questionaire)
Daftar pertanyaan (questionaire) adalah pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan melalui beberapa daftar pertanyaan kepada responden, yaitu kosong
b.      Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi yaitu mengumpulkan data melalui buku dan internet yang dapat menjadi referensi pendukung

1.4.7  Metode Analisis Data
a.       Metode Analisis Deskriptif
Metode ini merupakan cara merumuskan dan menafsirkan data yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas mengenai persepsi tentang iklan Pasar Persaingan Monopolistik.
b.      Metode Analisis Uji Korelasi
Uji korelasi digunakan untuk menguji tentang ada tidaknya hubungn antar variabel satu dengan variabel lainnya. Uji kolerasi belum dapat diketahui variabel penyebab dan variabel akibat. Dalam analisis kolerasi yang diperhatikan adalah arah (positi atau negatif) dan besarnya hubungan (kekuatan). Koefisien korelasi mempunya harga -1 atau +1(bergerak dari 0 hingga 1 maka makin besar atau kuat hubungan vaiabel atau sempurna =1). Sebaliknya semakin mendekati 0 maka semakin lemah atau kecil hubungannya.
c.       Metode Analisis Regresi Linear Berganda
Untuk mengetahui hubungan atau pengaruh variabel bebas (iklan) danvariabel terikat (laba) akan digunakan metode analisis fungsi regresi linear berganda. Kemudian agar hasil penelitian lebih terarah lagi dan teruji maka digunakan program SPSS 22.0 for Window.
Perhitungan Persamaan Regresi Linear Berganda
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3
Keterangan:
Y              = Variable Dependen
b1 b2 b3         = Koefisien Regresi
X1              = Variabel Independen (Iklan)
X2                  = Variabel Independen (Inovasi)
X3                  = Variabel Independen (Pendapatan)
1)      Variables Entered/Removed
2)      Model Summary = R
 R Square (R2)
 Adjusted R Square
 Standard Error The Estimate
 Durbin Watson
3)      Anova
4)      Coefficient   - Unstandardized Coefficient
                                                                                      i.     t hitung
                                                                                    ii.     Signifikansi
                                                                                  iii.     Collienary Satistics
5)      Uji t


6)      Uji Asumsi Klasik Regresi
a.    Uji Normalitas Residual
b.   Uji Multikolineritas
c.    Uji Aurokorelasi
d.   Uji Heteroskedesitas

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika gambaran penulisan secara umum dalam penyusunan makalah Teori Ekonomi 1 ini diuraikan sebagai berikut:
BAB I             PENDAHULUAN
Mencakup latar belakang masalah yang menceritakan apa yang mendasari seorang peneliti untuk meneliti suatu masalah dengan menjelaskan situasi dan kondisi dari permasalahan tersebut, rumusan masalah yang mencakup tentang pokok masalah yang menjadi cerminan pada latar belakang, tujuan penulisan makalah yang bertujuan untuk menjelaskan tentang tujuan dari penulisan makalah dengan kasus yang diangkat, metode ilmiah yang diguakan untuk bagaimana mencari atau memecahkan masalah dalam makalah dari sumber yang ada dan juga memberikan penjelasan yang memuat tentang jenis penelitian, populasi, sampel penelitian, lokasi dan waktu penelitian, hubungan variabel dan definisi operasional, instrumen penelitian, pengumpulan dan pengolahan data, sistematika penulisan yang dijelaskan secara singkat padat dan jelas.
BAB II            PEMBAHASAN
Membahas singkat teori pendukung berdasarkan kajian pustaka atau bahan referensi yang resmi.dapat berupa pembahasan secara detail, dapat berupa definisi-definisi atau penjelasannya dengan tema atau masalah yang akan diteliti.
BAB III          HASIL DAN PEMBAHASAN
Memberikan penjelasan dari hasil penelitian menggunakan dasar pemikiran dan hasil penelitian akan tampak dari proses penelitian yang sudah dilakukan.
BAB IV          KESIMPULAN DAN SARAN
Memberikan penjelasan tentang kesimpulan dari penelitian yang kami teliti dengan disimpulkan secara singkat, padat dan jelas dengan mengharapkan inti dan hasil dari penelitian ini bisa dimengerti.Sebagimana dimana ada permasalahan disitulah ada saran yang membangun untuk kedepannya dari permasalahan ini dengan diharapkannya adanya pemecahan permasalahan dari saran yang dibuat.
DAFTAR PUSTAKA
Berisikan sumber referensi dari pembahasan masalah yang diangkat bisa dari internet atau buku buku yang berisikan judul dan artikel lainnya.
LAMPIRAN
Merupakan dokumen tambahan yang ditambahkan (dilampirkan) ke dokumen utama, misalkan penjelasan lebih detail mengenai apa yang dibahas seperti gambar, tabel dan lain-lain.

1.6 Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka menguraikan teori-teori yang mendukung penelitian ini. Adapun teori-teori yang berkaitan dengan penelitian ini adalah teori iklan dan teori pasar.
1.6.1        Definisi Iklan
Iklan adalah alat promosi yang banyak digunakan pada pasar persaingan monopolistik. Periklanan dapat didefinisikan pula sebagai alat utama yang digunakan oleh perusahaan atau produsen untuk mengarahkan komunikasi yang meyakinkan kepada sasaran pembeli dan publik. Periklanan adalah komunikasi yang tidak dilakukan secara langsung antar individu dengan sejumlah biaya dengan berbagai media yang dilakukan oleh perusahaan, lembaga yang tidak mencari keuntungan, serta individu-individu (Setiyowati, 2008).
     Selain definisi diatas, iklan dapat juga diartikan sebagai pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat suatu media (Kasali, 1995). Iklan dapat berupa lisan ataupun visual yang ditujukan kepada individu atau masyarakat. Isinya dapat berupa pemberitahuan mengenai suatu produk, jasa ataupun ide-ide (Setiyowati, 2008). Iklan juga merupakan berita pesanan untuk mendorong dan membujuk masyarakat agar tertarik pada barang dan jasa yang dijual serta dipasang pada media massa seperti surat kabar, majalah atau ditempat-tempat umum. Sedangkan istilah periklanan merujuk kepada pemahaman keseluruhan proses yang meliputi persiapan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan penyampaian pesan.

1.6.2        Fungsi Periklanan
     Secara umum, periklanan dihargai karena dikenal sebagai pelaksana beragam fungsi komunikasi yang penting bagi perusahaan bisnis dan organisasi yaitu:
1.      Memberi informasi (Informing)
Periklanan membuat konsumen sadar akan merek-merek baru, mendidik mereka tentang berbagai fitur dan manfaat merek, serta memfasilitasi penciptaan citra merek yang positif. Karena merupakan suatu bentuk alat komunikasi yang efektif, berkemampuan menjangkau masyarakat luas dengan biaya perkontak relatif rendah, periklanan memfasilitasi pengenalan merek-merek baru meningkatkan jumlah permintaan terhadap merek-merek yang telah ada, dan meningkatkan puncak kesadaran dalam benak konsumenuntuk merek-merek yang sudah ada dalam kategori produk yang matang.
2.      Mempersuasi (Persuading)
Iklan yang efektif akan mampu mempersuasi (membujuk) pelanggan untuk mencoba produk dan jasa yang diiklankan.
3.      Mengingatkan (Reminding)
Iklan menjaga agar merek perusahaan tetap segar dalam ingatan para konsumen. Periklanan yang efektif juga meningkatkan minat konsumen terhadap merek yang sudah ada dan pembelian sebuah merek yang mungkin tidak akan dipilihnya. Periklanan, lebih jauh didemonstrasikan untuk memengaruhi pengalihan merek (brand swictching) dengan mengingatkan para konsumen yang akhir-akhir ini belum membeli suatu merek yang tersedia dan mengandung atribut-atribut yang menguntungkan.
4.      Memberikan nilai tambah (Adding value )
Periklanan memberi nilai tambah pada merek dengan memengaruhi persepsi konsumen. Periklanan yang efektif menyebabkan merek dipandang lebih elegan, lebih gaya, lebih bergengsi dan lebih unggul dari tawaran pesaing (Terence, 2003).

1.6.3        Strategi Iklan
     Strategi komunikasi adalah siasat, cara dan jembatan yang dipakai kreator iklan dalam mengkomunikasikan suatu pesan agar berbeda dari kompetitornya. Orang-orang kreatif harus mendapatkkan gaya, nada, kata-kata, dan bentuk untuk melaksanakan pesan. Semua unsur ini harus dapat menyampaikan citra dan pesan yang terpadu. Karena hanya sedikit orang yang membaca beritanya, gambar dan kepala berita harus mengikhtisarkan usulan penjualan. Pesan apapun dapat disajikan dalam berbagai gaya pelaksanaan seperti potongan kehidupan, gaya hidup, fantasi, suasana atau citra, musik, simbol kepribadian, keahlian teknis, bukti ilmiah, atau bukti kesaksian (Kotler, 2001).
     Penyampaian pesan juga harus memilih nada yang tepat untuk iklan tersebut. Harus diperoleh kata-kata yang mudah diingat dan menarik perhatian. Unsur bentuk seperti ukuran, warna dan ilustrasi iklan memberikan perbedaan baik terhadap pengaruh iklan dapat meningkatkan kemampuan menarik perhatiannya. Iklan ukuran besar menarik lebih banyak perhatian, walau tidak sebesar perbedaan biayanya. Ilustrasi empat warna dan bukannya hitam putih akan meningkatkan efektifitas dan biaya iklan.
     Sejumlah periset mengenai iklan cetakan melaporkan bahwa gambar, kepala berita, dan berita penting, sesuai urutan tersebut. Pembaca pertama-tama memperhatikan gambar, dan gambar tersebut harus cukup menarik untuk menarik perhatian. Kemudian kepala berita harus efektif dalam mendorong orang tersebut untuk membaca beritanya. Berita itu sendiri harus disusun dengan baik. Bahkan setelah itupun, suatu iklan yang betul-betul bagus akan diperhatikan oleh kurang dari 50% audiensnya, sekitar 30% dari audiensnya itu mungkin ingat maksud kepala beritanya, sekitar 25% mungkin ingat nama pengiklan, dan kurang dari 10% telah membaca sebagian besar beritanya. Sayangnya iklan-iklan biasanya tidak mencapai hasil seperti itu (Kotler, 2001).
     Agar seluruh elemen iklan dapat disampaikan secara tuntas kepada audiens hendaknya dapat memenuhi ketentuan AIDA yaitu getting Attention (menarik perhatian audience), holding Interest (menarik minat audiences membaca, mendengarkan atau melihat pesan sampai selesai), arousing Desire(menimbulkan keinginan audiens memiliki atau mempergunakan barang atau jasa yang diiklankan) dan obtaining Action(menyakinkan audiens melakukan sesuatu yang bersifat positif), misalnya membeli produk atau bersikap baik terhadap merek dagang atau perusahaan pemasang iklan (Kleinsteuber, 2002).
     Hal yang sama juga diungkapkan oleh Djayakusumah (1982), agar iklan berhasil merangsang tindakan pembeli harus memenuhi kriteria AIDCDA yaitu Attention (mengandung daya tarik), Interest (mengandung perhatian dan minat, Desire (memunculkan keinginan untuk mencoba atau memiliki), Conviction (menimbulkan keyakinan terhadap produk), Decision (menghasilkan kepuasan terhadap produk), dan Action (mengarah tindakan untuk membeli) (Nirmana, 2003).

1.6.4        Jenis Iklan
Menurut Dharmasita (2008:370) periklanan dapat dibedakan ke dalam duagolongan. Jenis periklanan tersebut adalah :
1. Pull Demand Advertising
Pull demand advertising adalah periklanan yang ditujukan kepada pembeli akhir agar permintaan produk bersangkutan meningkat. Biasanya produsen menyarankan kepada para konsumen untuk membeli produknya ke penjual terdekat. Pull demand advertising juga disebut consumer advertising.


2. Push Demand Advertising
Push demand advertising adalah periklanan yang ditujukan kepada para penyalur. Maksudnya agar para penyalur bersedia meningkatkan permintaan produk bersangkutan dengan menjualkan sebanyak-banyaknya ke pembeli/pengecer. Barang yang diiklankan biasanya berupa barang industri. Push demand advertising juga disebut trade advertising.

1.6.5        Keputusan Pembelian
Menurut Kotler (2002), keputusan pembelian adalah tindakan darikonsumen untuk mau membeli atau tidak terhadap produk. Dari berbagai faktor yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian suatu produk atau jasa, biasanya konsumen selalu mempertimbangkan kualitas, harga dan produk sudah yang sudah dikenal oleh masyarakat.
Menurut Peter dan James (2004 : 48) keputusan pembelian merupakan proses dimana konsumen membuat keputusan untuk membeli berbagai produk dan merek yang dimulai dengan pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi informasi, membuat pembelian dan kemudian mengevaluasi keputusan setelah membeli.

1.6.6        Definisi Laba
Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang direalisasi yang timbul dari transaksi selama satu periode dengan biaya yang berkaitan dengan pendapatan tersebut.Pengertian laba menurut Harahap (2008:113) “kelebihan penghasilan diatas biaya selama satu periode akuntansi”.Sementara pengertian laba yang dianut oleh struktur akuntansi sekarang ini adalah selisih pengukuran pendapatan dan biaya.Besar kecilnya laba sebagai pengukur kenaikan sangat bergantung pada ketepatan pengukuran pendapatan dan biaya. Menurut Harahap (2005:263) laba merupakan angka yang penting dalam laporan keuangan karena berbagai alasan antara lain: laba merupakan dasar dalam perhitungan pajak, pedoman dalam menentukan kebijakan investasi dan pengambilan keputusan, dasar dalam peramalan laba maupun kejadian ekonomi perusahaan lainnya di masa yang akan datang, dasar dalam perhitungan dan penilaian efisiensi dalam menjalankan perusahaan, serta sebagai dasar dalam penilaian prestasi atau kinerja perusahaan.
Chariri dan Ghozali (2003:214) menyebutkan bahwa laba memiliki beberapa karakteristik antara lain sebagai berikut:
a.       laba didasarkan pada transaksi yang benar-benar terjadi,
b.      laba didasarkan pada postulat periodisasi, artinya merupakan prestasi perusahaan pada periode tertentu,
c.       laba didasarkan pada prinsip pendapatan yang memerlukan pemahaman khusus tentang definisi, pengukuran dan pengakuan pendapatan,
d.      laba memerlukan pengukuran tentang biaya dalam bentuk biaya historis yang dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan pendapatan tertentu, dan
e.       laba didasarkan pada prinsip penandingan (matching) antara pendapatan dan biaya yang relevan dan berkaitan dengan pendapatan tersebut.

1.6.7        Definisi Pendapatan
Dalam bisnis, pendapatan adalah jumlah uang yang diterima oleh perusahaan dari aktivitasnya penjualan produk dan jasa kepada pelanggan. Menurut pendapat Rosjidi ( 1999 : 128 ) ”Pendapatan adalah peningkatan jumlah aktiva atau penurunan jumlah kewajiban perusahaan, yang timbul dari transaksi penyerahan barang dan jasa atau aktivitas usaha lainnya dalam suatu periode yang dapat diakui dan diukur berdasarkan Prinsip Akuntansi Berlaku Umum”. Dalam pengertian ini pendapatan yang diperoleh dari transaksi penyerahan barang atau jasa atau aktivitas usaha lainnya itu adalah yang berhubungan secara langsung dengan kegiatan untuk memperoleh laba usaha yang dapat mempengaruhi terhadap jumlah ekuitas pemilik.
            Menurut Belkaoui ( 2000 : 178 ) Pendapatan diinterprestasikan sebagai :
1.      Aliran masuk asset bersih yang berasal dari penjualan barang dan jasa.
2.      Aliran keluar barang atau jasa dari perusahaan kepada pelanggan, dan
3.      Produk perusahaan yang dihasilkan dari penciptaan barang atau jasa oleh perusahaan selama periode waktu tertentu.
Pendapatan disebut juga imbalan yang diterima oleh seluruh rumah tangga pada lapisan masyarakat dalam suatu negara/daerah, dari penyerahan faktor-faktor produksi atau setelah melakukan kegiatan perekonomian. Pendapatan tersebut digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dan sisanya merupakan tabungan untuk memenuhi hari depan (Tito, 2011). Dengan kata lain pendapatan, yaitu hasil pengurangan antara jumlah penerimaan dengan biaya yang dikeluarkan, pendapatan total merupakan penjumlahan dari seluruh pendapatan yang diperoleh dari hasil usaha yang dilakukan.
Menurut Soeharjo dan Patong (1994:234) terdapat hubungan yang positif antara hasil produksi yang di pasarkan dengan pendapatan, artinya semakin besar produksi yang di pasarkan, semakin besar pula pendapatan yang diperoleh.Besarnya jumlah pendapatan mempunyai fungsi untuk pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari. Dalam suatu kegiatan atau suatu proses produksi yang sering di miliki dengan uang kemudian disebut sebagai pendapatan. Sitorus (1994) menyatakan, pendapatan adalah jumlah kegunaan yang dapat dihasilkan melalui suatu usaha.

1.6.8        Definisi Inovasi
Menurut para ahli, inovasi adalah sebagai berikut :
• Pengertian Inovasi menurut Everett M. Rogers
Mendefisisikan bahwa inovasi adalah suatu ide, gagasan, praktek atau objek/benda yang disadari dan diterima sebagai suatu hal yang baru oleh seseorang atau kelompok untuk diadopsi
• Pengertian Inovasi menurut Stephen Robbins
Mendefinisikan, inovasi sebagai suatu gagasan baru yang diterapkan untuk memprakarsai atau memperbaiki suatu produk atau proses dan jasa.
•Pengertian Inovasi menurut Van de Ven, Andrew H
Inovasi adalah pengembangan dan implementasi gagasan-gagasan baru oleh orang dimana dalam jangka waktu tertentu melakukan transaksi-transaksi dengan orang lain dalam suatu tatanan organisasi.
•Pengertian Inovasi menurut Kuniyoshi Urabe
Inovasi bukan merupakan kegiatan satu kali pukul (one time phenomenon),melainkan suatu proses yang panjang dan kumulatif yang meliputi banyak proses pengambilan keputusan di dan oleh organisasi dari mulai penemuan gagasan sampai implementasinya di pasar.
•Pengertian Inovasi menurut UU No. 18 tahun 2002
Inovasi adalah kegiatan penelitian, pengembangan, dan/atau perekayasaan yang bertujuan mengembangkan penerapan praktis nilai dan konteks ilmu pengetahuan yang baru, atau cara baru untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada ke dalam produk atau proses produksi.



















BAB II

PEMBAHASAN


2.1  Pasar Monopolistik
2.1.1 Pengertian Pasar Monopolistik
Persaingan monopolistik dikatakan akan terjadi jika dalam suatu pasar ada banyak produsen, namun memiliki unsur-unsur differentiated product (perbedaan merk, takaran, jenis, bahan, fitur, bentuk dan sebagainya). Dibandingkan dengan keberadaan pasar monopoli, sebenarnya pasar persaingan monopolistik lebih sering kita jumpai di masyarakat.Kalau dalam pasar monopoli hanya ada satu perusahaan yang berhadapan dengan banyak konsumen, maka pada pasar persaingan monopolistik terdapat beberapa perusahaan yang berhadapan dengan banyak konsumen.Dan dikatakan pula, pasar persaingan monopolistik terletak di antara pasar persaingan sempurna dan pasar persaigan monopoli, namun posisinya lebih dekat dengan pasar persaingan sempurna secara kegiatan praktisnya, tapi memiliki sifat-sifat pasar persaingan monopoli.
Jadi dapat disimpulkan bahwa, pasar persaingan monopolistik adalah tempat bertemunya antara interaksi permintaan dan penawaran dari banyak produsen dan konsumen untuk satu jenis barang yang sama (homogen) secara universal, namun memiliki sifat barang yang heterogen karena memiliki diferensiasi produk dan pasti memiliki karakter tersendiri yang membedakannya dengan produk lainnya, contohnya sajashampoo, pasta gigi, dll.sehingga setiap produsen memiliki kemampuan dalam mempengaruhi harga, terdapat persaingan secara kualitas dan iklan, serta mudahnya produsen keluar masuk pasar.
Namun pasar persaingan monopolistik, harga bukanlah faktor yang bisa mendongkrak penjualan. Bagaimana kemampuan perusahaan menciptakan citra yang baik di dalam benakmasyarakat, sehingga membuat mereka mau membeli produk tersebut meskipun dengan harga mahal akan sangat berpengaruh terhadap penjualan perusahaan. Karena perbedaan dan ciri khas dari suatu barang, konsumen tidak akan mudah berpindah ke merek lain, dan tetap memilih merek tersebut walau produsen menaikkan harga.
Oleh karena itu, diferensiasi ini mendorong perusahaan untuk melakukan persaingan non harga perusahaan yang berada dalam pasar monopolistik harus aktif mempromosikan produk sekaligus menjaga citra perusahaannya.

2.1.2  Ciri-ciri Pasar Monopolistik
Berikut ini ciri dari pasar monopolistik :
a)      Terdapat banyak produsen/penjual.
Pasar ini memang memiliki banyak produsen, tapi pasar ini tidak memiliki produsen sebanyak pasar persaingan sempurna.
b)      Adanya diferensiasi produk.
Pasar ini menjual produk yang cenderung sama, tapi memiliki banyak perbedaan khususnya dengan produk lain, seperti misalnya dari cara pengemasan, bentuk, kualitas, merk dan sebagainya.
c)      Produsen dapat mempengaruhi harga.
Di pasar ini dimana harga terbentuk berdasarkan dari mekanisme pasar, oleh sebab itu pasar monopolistik dapat mempengaruhi harga meskipun tidak sebesar pasar oligopoli maupun pasar monopoli.
d)     Produsen dapat keluar masuk pasar.
Dalam hal ini dipengaruhi oleh laba ekonomis, ketika produsen hanya sedikit di pasar maka laba ekonomisnya akan tinggi. Saat produsen semakin banyak, otomatis laba ekonomis akan semakin kecil, maka pasar semakin menjadi tidak menarik dan produsen dapat meninggalkan pasar.
e)      Promosi penjualan harus aktif. (persaingan non harga)
Di pasar ini harga bukanlah merupakan pendongkrak jumlah pembeli atau konsumen, melainkan kemampuan produsen atau perusahaan untuk menciptakan citra yang baik dimata para konsumen, sehingga dapat menimbulkan fanatisme terhadap produk.Jadi, iklan atau promosi memiliki peran yang sangat penting dalam meraih dan mempertahankan banyak konsumen.


2.1.3  Keseimbangan Jangka Pendek Dan Jangka Panjang Pada Pasar Monopolistik

A.    Keseimbangan Jangka Pendek
Pada pasar monopolistik laba yang didapat pada jangka pendek adalah laba super normal atau laba maksimum, yaitu pada keadaan dimana MR=MC dimana harga jual lebih besar daripada biaya marjinal. Pada saat perusahaan menikmati laba maksimum saat itu juga perusahaan mendapatkan pesaing baru, karena saat jangka pendek mengundang banyak produsen baru yang ingin masuk kedalam industri pasar monopolistik.
B.     Keseimbangan Jangka Panjang
Pada pasar monopolistik laba yang didapat pada jangka panjang adalah laba normal. Hal ini disebabkan karena datangnya produsen atau pesaing baru yang terjadi pada jangka pendek. Dibanding dengan jangka pendek, produsen akan menjual output dengan harga yang murah dikarenakan masuknya pesaing baru. Sedangkan pesaing baru tersebut menjual dengan jumlah output yang sedikit dan dengan harga yang lebih mahal.
Pada jangka panjang perusahaan harus dapat bertahan untuk bersaing dengan banyak produsen baru agar dapat mempertahankan keuntungan yang telah didapat di jangka pendek. Apabila perusahaan tidak dapat bertahan, maka perusahaan harus keluar agar tidak mengalami kerugian yang semakin besar.

Ø  Berikut ini kelebihan pasar monopolistik:
a)      Banyak produsen di pasar yang memberikan keuntungan bagi pembeli atau konsumen untuk dapat memilih produk yang terbaik baginya.
b)      Kebebasan keluar masuk untuk produsen, mendorong produsen untuk selalu melakukan inovasi yang baru dalam menghasilkan produknya.
c)      Diferensiasi produk mendorong para konsumen untuk selektif dalam menentukan produk yang akan dibelinya, serta dapat membuat para konsumen loyal terhadap produk yang dipilihnya.
d)     Pasar ini umumnya mudah untuk dijumpai oleh konsumen, sebab sebagian besar kebutuhan sehari-hari tersedia di pasar ini.
Ø  Berikut ini kekurangan pasar monopolistik:
a)      Pasar monopolistik memiliki tingkat persaingan yang sangat tinggi, baik dari segi harga, kualitas maupun dari segi pelayanan. Sehingga produsen yang tidak memiliki modal maupun pengalaman yang cukup akan lebih cepat keluar dari pasar ini.
b)      Dibutuhkan modal yang besar untuk masuk ke dalam pasar monopolistik, sebab pemain pasar di dalamnya mempunyai skala ekonomis yang cukup tinggi.
c)      Pasar monopolistik mendorong produsen untuk selalu berinovasi terhadap produk-produknya, sehingga akan meningkatkan biaya produksi yang nantinya akan berimbas pada harga produk yang harus dibayar oleh pembeli atau konsumen.

Keputusan pembelian yang dikemukakan oleh Zeithalm (1988) dalam (Nugroho Setiadi, 2002) Keputusan pembelian adalah tindakan dari konsumen untuk mau membeli atau tidak terhadap produk. Dari berbagai faktor yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian suatu produk atau jasa, biasanya konsumen selalu mempertimbangkan kualitas, harga dan produk sudah yang sudah dikenal oleh masyarakat.
Dalam suatu kasus pembelian, konsumen bisa mengambil beberapa sub keputusan, meliputi merk, pemasok, jumlah, waktu pelaksanaan dan metode pembayaran. Contohnya ketika membeli kendaraan atau peralatan mesin. Namun dalam pembelian produk sehari-hari, keputusan konsumen bisa jadi lebih sederhana. Contohnya ketika membeli gula, seorang konsumen tidak banyak berfikir tentang pemasok atau metode pembayaran.
Menurut Engel et al. (1994:31-32) dan Lamb et al. (2001:188), ada lima tahapan yaitu :
(1)   pengenalan kebutuhan,
Proses pembelian oleh konsumen diawali sejak pembeli mengenali kebutuhan atau masalah. Kebutuhan tersebut dapat ditimbulkan oleh rangsangan internal atau eksternal. Rangsangan internal, terjadi pada salah satu kebutuhan umum seseorang (seperti lapar dan haus) telah mencapai ambang batas tertentu dan mulai menjadi pendorong. Sedangkan rangsangan eksternal, salah satunya terjadi karena seseorang menonton iklan atau melihat produk baru milik tetangganya.
(2)   pencarian informasi,
Setelah konsumen yang terangsang kebutuhannya, konsumen akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak. Orang lebih peka terhadap informasi produk. Di sini lah peran iklan akan sangat membantu konsumen dalam penyediaan informasi produk. Selanjutnya, orang mulai aktif mencari informasi: bertanya kepada teman, mendatangi toko untuk mencari tahu atau membuka-buka internet untuk membandingkan spesifisikasi dan harga barang.
(3)   evaluasi alternatif,
Evaluasi umumnya mencerminkan keyakinan dan sikap yang mempengaruhi perilaku pembelian mereka. Keyakinan (belief) adalah gambaran pemikiran yang dianut seseorang tentang gambaran sesuatu. Keyakinan seseorang tentang produk atau merek mempengaruhi keputusan pembelian mereka. Yang tak kalah pentingnya dengan keyakinan adalah sikap. Sikap (attitude) adalah evaluasi, perasaan emosi, dan kecenderungan tindakan yang menguntungkan atau tidak menguntungkan dan bertahan lama pada sesorang pada objek atau gagasan tertentu (Spector, 2000 dalam Kotler dan Keller, 2007).
(4)   keputusan pembelian,
Keputusan pembelian merupakan keputusan konsumen untuk membeli suatu produk setelah sebelumnya memikirkan tentang layak tidaknya membeli produk itu dengan mempertimbangkan informasi – informasi yang ia ketahui dengan realitas tentang produk itu setelah ia menyaksikannya.
(5)   perilaku pascapembelian.
Setelah pembelian dilakukan, konsumen akan selalu siaga terhadap informasi yang mendukung keputusannya. Konsumen akan membandingkan produk yang telah ia beli, dengan produk lain. Hal ini dikarenakan konsumen mengalami ketidakcocokan dengan fasilitas-fasilitas tertentu pada barang yang telah ia beli, atau mendengar keunggulan tentang merek lain. Lagi-lagi dalam kaitannya dengan iklan, perilaku pascapembelian juga dipengaruhi oleh iklan. Iklan bisa menjadi bahan pertimbangan baru dalam mengambil keputusan pembelian selanjutnya.

Iklan adalah penggunaan media untuk memberitahukan kepada konsumen tentang sesuatu dan mengajak mereka melakukan sesuatu.Dari mata seorang konsumen, iklan merupakan suatu sumber informasi atau hanya suatu bentuk hiburan.Sedangkan pandangan sosial iklan adalah suatu bentuk jasa suatu kelompok masyarakat. Secara umum iklan membantu menjelaskan akan suatu produk, sedangkan bagi perusahaan itu sendiri iklan merupakan suatu alat pemasar yang sangat penting bagi perusahaan. Untuk lebih jelasnya, pendapat beberapa para ahli mengenai advertising (periklanan).
Menurut Kotler (2005:277) menyatakan bahwa:
“Iklan adalah segala bentuk presentasi non-pribadi dan promosi gagasan, barang, atau jasa oleh sponsor tertentu yang harus dibayar”.
Menurut Djaslim Saladin (2002:219) menyatakan bahwa:
“Advertising adalah salah satu alat promosi, biasanya digunakan untuk mengarahkan komunikasi persuasif pada pembeli sasaran dan masyarakat dimana bentuk penyajian iklan ini bersifat non-personal”.
Menurut Stanton yang dikutip oleh Bilson Simamora (2003:305) menyatakan bahwa:
“Iklan terdiri dari segala kegiatan yang dilibatkan dalam  mempersentasikan sesuatu kepada audiens secara nonpersonal, dengan sponsor yang jelas dan biaya suatu pesan tentang produk atau organisasi”.
Menurut Fandy Tjiptono (2008:225) menyatakan bahwa:
“Iklan merupakan salah satu bentuk promosi yang paling banyak digunakan perusahaan dalam mempromosikan produknya”.
Menurut Kotler (2005:278) tujuan dari periklanan dapat digolongkan menurut apakah sasarannya untuk menginformasikan, membujuk, mengingatkan atau memperkuat. Tujuan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:
a.       Iklan Informatif (Informatif Advertising)
Iklan yang dimaksudkan untuk menciptakan kesadaran dan pengetahuan tentang produk baru atau ciri baru produk yang sudah ada.
b.       Iklan Persuasif (Persuasive Advertising)
Iklan yang dimaksudkan untuk menciptakan kesukaan, preferensi, keyakinan dan pembelian suatu produk atau jasa.
c.       Iklan Pengingat (Reminding Advertising)
Iklan yang dimaksudkan untuk merangsang pembelian produk dan jasa kembali.
d.      Iklan Penguatan (Reinforcement Advertising)
Iklan yang dimaksudkan untuk meyakinkan pembeli sekarang bahwa mereka telah melakukan pilihan yang tepat.

Djaslim Saladin (2002:133) menggolongkan jenis-jenis periklanan menjadi 2 kriteria, yaitu :
1. Berdasarkan Manfaat
a)      Intitutional Advertising, yaitu  periklanan untuk pembentukan citra organisasi atau perusahaan dalam jangka panjang.
b)      Brand Advertising, yaitu periklanan untuk pemantapan pada merek tertentu dalam jangka panjang.
c)      Classified Advertising, yaitu periklanan untuk penyebaran informasi tentang penjualan jasa dan peristiwa.
d)     Sales Advertising, yaitu periklanan untuk pengumuman penjualan khusus
2. Berdasarkan Klasifikasi
a)      National Advertising, yaitu periklanan yang dilaksanakan oleh produsen dari suatu barang industri maupun barang konsumsi yang disebarkan secara nasional maupun regional.
b)      Local Advertising, yaitu periklanan yang dibatasi oleh lingkungan geografis.
c)      Consumers Advertising, yaitu periklanan yang ditujukan untuk mencapai manufacture lain yang dapat digunakan produk yang telah diiklankan..
d)     Industrial Advertising, yaitu periklanan untuk mencapai manufaktur lain yang dapat digunakan produk yang telah di iklankan.
e)      Primary Demand Advertising, yaitu periklanan yang ditujukan untuk mempromosikan produk, tanpa menonjolkan merek penjualannya.
f)       Selective Demand Advertising, yaitu periklanan yang ditujukan untuk membangkitkan selektif secara jelas, menyebutkan dan mengulangi nama merek dari produk tersebut.

2.2.4  Media  Iklan

Menurut Kotler (2005:289) yang menyatakan bahwa perencanaan media harus mengetahui kemampuan jenis-jenis media utama untuk menghasilkan jangkauan, frekuensi dan dampak.Setiap media memiliki keunggulan dan keterbatasan. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Media
Keunggulan
Keterbatasan
Media Elektonik
Televisi
Menggabungkan gambar, suara dan gerakan; merangsang indera; perhatiantinggi;jangkauan tinggi
Biaya absolut tinggi;
Kekacauan tinggi;
paparan   bergerak kilat;
pemilihan audiens kurang
Radio
Penggunaan massal;
pemilihan geografis dan demografis tinggi; biaya rendah
Hanya penyajian suara;
perhatian lebih rendah
daripada televisi; struktur
harga tidak standar; paparan bergerak kilat
Telepon
Banyak pengguna; peluang
memberikan setuhan pribadi
Biaya relatif tinggi kecuali jika digunakan sukarelawan
Internet
Pemilihan audiens tinggi;
kemungkinan interaktif;
biaya relatif rendah
Media relatif baru dengan jumlah pengguna yang rendah di beberapa negara
Media Cetak
Koran
Fleksibilitas; ketetapan waktu;
jangkauan pasar lokal yang baik; penerimaan luas; tingkat
kepercayaan tinggi
Usia penggunaan pendek;
mutu reproduksi jelek;
audiens “terusan” kecil
Surat langsung
(direct-mail)
Audiens terpilih; fleksibilitas;
 tidak ada persaingan iklan
dalam media yang sama;
personalisasi
Biaya relatif tinggi; citra
 “surat sampah”
Majalah
Pemilihan geografis dan
demografis tinggi; kredibilitas dan gengsi; reproduksi
bermutu tinggi; usia
penggunaan panjang;
penerusan pembacaan baik
Perencanaan pembelian iklan panjang; sebagian sirkulasi
sia-sia; tidak ada jaminan
posisi
Reklame luar
Ruang
Fleksibilitas; pengulangan
paparan tinggi; biaya rendah;
persaingan rendah
Pemilihan audiens terbatas; kreativitas terbatas
Yellow Pages
Liputan local sangat bagus;
tingkat kepercayaan tinggi;
jangkauan luas; biaya rendah
Persaingan tinggi;
perencanaan pembelian iklan
panjang; kreativitas terbatas
Berita Berkala
Pemilihan audiens sangat
tinggi; terkontrol penuh;
peluang interaktif; biaya relatif
relatif rendah
Biaya dapat hilang sia-sia
Brosur
Fleksibilitas; terkendali penuh;
dapat mendramatisir pesan
Produksi berlebihan dapat
menyebabkan biaya hilang
sia-sia

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN


Dalam bab ini penyusun ingin menyampaikan hasil pembahasan yang telah dianalisis atau diamati yaitu mengenai pengaruhnya media iklan dan inovasi di pasar persaingan monopolistik dalam memperoleh laba maksimum.

Pasar monopolistik adalah pasar yang sering dijumpai oleh rumah tanggauntuk membeli keperluan rumah bahkan belanja bulanan. Contoh pasar monopolistic adalah supermarket dan minimarket yang didalamnya terdapat banyak produk dari berbagai produsen yang berbeda. Bahkan untuk saat ini pasar monopolistic sudah banyak ada di dunia maya yang menjual produknya dengan cara online, seperti tokopedia, bukalapak.com, elevenia, lazada, blibli.com, dll.
Pasar monopolistic memiliki beberapa ciri-ciri, dan ciri-ciri tersebut berhubungan dengan iklan sebagai jembatan untuk memperoleh laba maksimum. Beberapa ciri-ciri tersebut ialah:
1.      Terdapat banyak produsen
2.      Produk yang terdeferensiasi
3.      Persaingan bukan harga
Pada pasar monopolistic terdapat banyak produsen dari berbagai perusahaan yang memproduksi barang sejenis, seperti sabun, shampoo, pasta gigi, air mineral, makanan ringan, dll. Karena banyaknya produsen menyebabkan produk yang terdeferensiasi. Maksud dari terdeferensiasi tersebut ialah adanya perbedaan dari corak, kualitas, harga, merk, dan pelayanan. Sehingga menyebabkan saling tersubtitusinya setiap produk yang tersedia.
Dari kedua hal tersebut akan menyebabkan timbulnya persaingan bukan harga pada pasar monopolistic. Persaingan yang dimaksud bukanlah suatu persaingan yang saling beradu harga, antara yang murah ataupun mahal, tetapi bersaing menurut kualitas, merk, corak, dan pelayanan yang akan membuat konsumen tertarik untuk membeli produk yang dipasarkan. Persaingan bukan harga ini biasanya melalui iklan. Mengapa melalui iklan? Karena iklan adalah alah satu alat yang paling umum digunakan perusahaan untuk mengarahkan komunikasi persuasif pada pembeli sasaran dan masyarakat. Dengan iklan produsen dapat mencakup konsumen dengan wilayah yang luas dalam waktu yang cepat. Apalagi dengan kemudahan teknologi saat ini. Iklan tidak hanya dapat disebarkan melalui televisi, tetapi bisa melalui blog, radio, majalah, koran, pamphlet, bahkan bbm ataupun line.
Bagaimana iklan yang dibuat oleh pasar monopolistic? Iklan yang dibuat pada pasar monopolistic biasanya adalah iklan yang informative, persuasive, adding value, reminding, dan reinforcement. Mengapa? Karena ada beberapa hal:
1.      Iklan yang informative dapat memberikan pengetahuan kepada khalayak mengenai suatu produk, yang biasanya digunakan oleh produk-produk baru.
2.      Iklan yang persuasive iklan yang membujuk khalayak untuk membeli produk yang dipasarkan.
3.      Iklan yang menambah nilai yaitu iklan yang dapat memberikan kesan menghibur dan menambah ketertarikan saat melihat produk.
4.      Iklan yang reminding biasanya dilakukan oleh produk lama. Hal ini dilakukan agar konsumen mengetahui bahwa produk dari produsen tersebut masih ada hingga saat ini (mempertahankan eksistensi)
5.      Iklan yang reinforcement dilakukan agar khalayak benar-benar yakin akan membeli produk tersebut dengan segera.
Dengan iklan-iklan tersebut produsen dapat meningkatkan penjualan mereka. Bagaimana caranya? Biasanya jika kita melihat iklan di televisi banyak iklan yang menggunakan konsep-konsep yang menghibur serta dapat membujuk konsumen. Seperti menggunakan artis-artis papan atas. Contohnya iklan shampoo atau sabun. Banyak iklan shampoo dan sabun menggunakan artis-artis papan atas yang menarik, dengan tujuan agar konsumen yang menonton akan tertarik dengan produk yang diinginkan. Sehingga konsumen akan merasa ingin seperti artis yang ada di iklan tersebut. Karena ingin sama, maka konsumen akan berusaha untuk membeli produk tersebut di toko terdekat.
Lalu bagaimana hubungannya iklan dengan biaya produksi, output, dan harga jual? Menurut analisis kami hubungan iklan dengan biaya produksi, output, dan harga jual adalah relative. Karena hal ini sesuai dengan permintaan pasar. Sesuai dengan dua argument para ahli yang mendukung iklan dan menolak adanya iklan.
1.      Para ahli sependapat bahwa iklan dapat menaikkan penjualan. Dengan adanya iklan maka permintaan akan produk akan semakin bertambah dan membuat biaya produksi menjadi lebih rendah. Sehingga harga jual produk pun menjadi lebih rendah.
2.      Para ahli sependapat bahwa iklan dapat menurunkan penjualan. Dengan adanya iklan maka permintaan akan turun. Hal ini dikarenakan biaya produksi meningkat dan harga jual menjadi lebih tinggi.
Jadi, semua itu tergantung pada permintaan pasar setelah iklan dilakukan. Misalnya jika produsen pasta gigi melakukan promosi dengan iklan yang melakukan aksi social yang dapat menggugah hati konsumen yang menonton. Ambil saja contohnya pepsodent, ia membuat iklan bertema social dengan membeli produk tersebut maka konsumen dapat membantu kaum dhuafa yang kelaparan. Akhirnya banyak konsumen yang ingin membeli produk tersebut karena ingin membantu kaum dhuafa yang kelaparan sehingga bisa mendapatkan makanan dari sumbangan yang kita berikan.
Walaupun produsen pasta gigi tersebut mengeluarkan banyak uang untuk membuat iklan, tetapi hal itu telah tergantikan dengan banyaknya permintaan sehingga membuat biaya produksi menjadi lebih kecil dan harga jual yang murah. Mengapa bisa seperti itu? Karena penjualan meningkat produsen akan mendapatkan untung yang lebih banyak sedangkan biaya produksi tetap tidak berubah bahkan mereka dapat memproduksi output lebih banyak. Misalnya biaya produksi tetap untuk memproduksi 10 pasta gigi Rp 20.000. Karena biaya produksi tetap tidak berubah maka pada saat permintaan meningkat menjadi 20 biaya produksi akan tetap 20.000. Bahkan jika diperhitungkan biaya produksi tetap tersebut akan berkurang sejumlah 1000/unit. Walaupun terlihat kecil, tetapi memiliki makna yang besar. Sehingga harga jual menjadi lebih murah dan untung menjadi lebih banyak.
Lalu kapan sebaiknya iklan dilakukan?
Menurut analisis kami, iklan sebaiknya dilakukan pada saat keseimbangan jangka panjang. Mengapa? Karena pada saat jangka panjang perusahaan hanya menikmati laba normal saja.
Pada saat jangka pendek dimana perusahaan baru memperkenalkan produk barunya ia akan mendapatkan respon yang baik dari para konsumen karena banyak konsumen yang masih penasaran ingin mencoba produk baru tersebut. Maka saat jangka pendek produsen akan mendapatkan laba maksimum atau laba super normal. Namun, hal ini tidak akan bertahan lama. Hal ini dikarenakan pada saat perusahaan menikmati laba super normal tersebut akan mengundang produsen baru untuk memasuki industry monopolistic. Sehingga akan banyak peniru yang mungkin memperkenalkan produk yang sama akan tetapi dengan kualitas yang lebih baik atau tidak lebih baik.
Akhirnya karena banyak persaingan, maka pada jangka panjang perusahaan akan mendapat laba normal saja atau laba minimum. Jangka panjang merupakan kondisi yang paling sulit untuk dilewati perusahaan apabila perusahaan tidak banyak melakukan inovasi baru yang dapat menarik pelanggan baru dan mempertahankan pelanggan lama. Bahkan jika perusahaan tidak mampu bertahan pada kondisi ini perusahaan akan mendpatkan rugi yang cukup besar. Pada jangka panjang produsen harus selalu melakukan inovasi pada persaingan yang semakin ketat. Terus memperbaiki kualitas, corak, kemasan, ataupun menambahkan kepuasan tersendiri pada produk yang bersangkutan (membuat sesuatu yang berbeda daripada yang lain). Pada jangka panjang konsumen makin bersifat memilih karena banyaknya produk subtitusi yang semakin bermunculan atau lebih bersifat makin setia dengan produk awal.
Agar konsumen bersifat setia (loyalitas) terhadap produk yang pertama kali ada maka perlu dibuat iklan. Sehingga konsumen akan selalu ingat dengan produk tersebut. Dengan iklan yang rutin ditayangkan maka dapat mengembalikan loyalitas pelanggan terhadap suatu produk. Sehingga perusahaan dapat meminimalkan rugi.
Namun, jika kondisi yang terjadi adalah sebaliknya maka perusahaan sebaiknya keluar dari industry monopolistik agar tidak menanggung kerugian yang semakin besar. Karena saat itu perusahaan sudah kehilangan loyalitas pelanggan.
Contohnya, saat pertama kali produk luwak white coffee muncul dan merupakan satu-satunya kopi putih yang dijual di Indonesia dengan harga yang terjangkau sehingga semua kalangan dapat menikmatinya. Karena saat jangka pendek, dimana produk tersebut baru diluncurkan, semua orang tertarik untuk mencoba kopi putih cap luwak tersebut. Akhirnya, perusahaan akan mendapatkan peningkatan permintaan kopi putih yang akan berakibat pada kenaikan penjualan serta perusahaan mendapat laba abnormal.
Namun, tak lama kemudian saat jangka panjang banyak perusahaan kopi lainnya yang ikut untuk menciptakan white coffee dengan karakteristik masing-masing. Misalnya perusahaan kopi ABC dan Kapal Api, yang mengikuti jejak luwak white coffee untuk memproduksi kopi putih.
Dan luwak white coffee terus membuat inovasi dan pemutaran iklan pada saat jangka panjang tersebut agar eksistensi dan kepercayaan konsumen terhadap produk tersebut tetap terjaga, walaupun sudah banyak memiliki pesaing.Seperti adanya slogan “luwak white coffe, kopinya para selebritis” serta adanya berbagai varian (rasa) yang terdapat pada luwak white coffee.
Selain mempertahankan eksistensi, tujuan perusahaan melakukan inovasi dan iklan agar perusahaan kopi tersebut dapat bertahan dalam industry monopolistic. Karena jika tidak melakukan hal-hal tersebut perusahaan kopi tersebut bisa tergeser dengan perusahaan kopi yang lain. Bahkan mengalami kerugian besar yang akhirnya membuat perusahaan keluar dari industry pasar monopolistic.
Selain berdasarkan teori yang ada dalam pembahasan, kami juga meneliti dan memberikan hasil berdasarkan quesioner yang telah kami buat.Dapat kami simpulkan bahwa iklan mempunyai sisi positif dan negative pada keputusan pembelian produk. Berikut ini akan kami jelaskan mengenai sisi positif dan negative.
A. POSITIF
1.      Iklan membuat konsumen tertarik untuk membeli suatu produk.
2.      Iklan membuat konsumen mengetahui spesifikasi produk yang dijual atau ditawarkan.
3.      Iklan dapat membandingkan produk yang sejenis.
4.      Konsep dan model dalam iklan dapat mempengaruhi konsumen dalam memilih produk yang akan dibeli.
5.      Dengan adanya iklan dapat mempertahankan eksistensi sebuah produk, terutama untuk produk lama.
6.      Iklan merupakan media yang paling efektif bagi konsumen untuk mempromosikan, memberitahu produk baru ataupun lama, serta keputusan pembelian.
B. NEGATIF 
1.      Walaupun tidak adanya iklan konsumen akan tetap membeli suatu produk.
2.      Dengan adanya iklan akan menambah biaya produksi sehingga dapat menaikkan harga jual produk.
3.      Dengan adanya iklan tidak membuat konsumen selalu memakai produk yang sama, kecuali untuk hal-hal tertentu.
Dari hasil pengelompokan sisi positif dan negative dari iklan itu sendiri, yang didasarkan pada jawaban koresponden, kami menyimpulkan bahwa media iklan sangat mempengaruhi industry monopolistic dalam memperoleh laba maksimum. Hal ini dapat dilihat dari sisi positif yang dimiliki oleh media iklan lebih banyak daripada sisi negatifnya.
Memang tak bisa dipungkiri untuk perusahaan yang memproduksi barang-barang konsumsi memang tidak bisa lepas dari iklan.Dengan adanya iklan dapat mempercepat proses penjualan, karena tanpa tenaga yang besar produsen dapat menjangkau konsumen diseluruh Indonesia agar tertarik untuk membeli produknya. Sehingga permintaan akan produk dapat meningkat yang hasilnya akan meningkatkan pendapatan pula.
Iklan juga dapat membuat konsumen mengetahui spesifikasi produk yang ditawarkan. Spesifikasi adalah uraian yang terperinci mengenai persyaratan kinerja produk atau uraian yang terperinci mengenai persyaratan kualitas material dan pekerjaan yang diberikan penyedia produk, baik mengenai kegunaan, kemampuan, cara kerja, keunggulan, kualitas serta harga produk. Dengan adanya spesifikasi tersebut konsumen dapat memilih dengan cermat produk apa yang ingin dibeli sesuai dengan kebutuhan mereka.
Iklan yang ditayangkan dapat membuat konsumen membandingkan produk sejenis. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pasar monopolistic adalah pasar yang memiliki produk yang terdifernsiasi dan terdiri dari banyak konsumen yang memproduksi barang yang sama, dimana hanya bisa dibedakan melalui merk serta kualitas, mungkin juga perbedaan harga, yang ada pada produk yang bersangkutan. Dengan adanya iklan konsumen dapat membandingkan produk sejenis yang akan dibeli. Perusahaan berusaha meyakinkan konsumen bahwa produk yang ditawarkan lebih baik dari yang lain, baik itu mengenai keunggulan, kelemahan serta aspek lainnya. Beberapa iklan berusaha membandingkan keunggulan produk yang ditawarkan dengan produk lain sejenis. Misalnya iklan yang menampilkan kinerja/hasil dari produknya yang lebih baik dibandingkan dengan kinerja produk sejenis. Bila kesan iklan benar-benar tertancap di benak konsumen maka akan terciptalah loyalitas konsumen terhadap suatu merek/brand yang membuat konsumen tidak keberatan untuk membayar lebih mahal untuk memperoleh merek tersebut
Contoh, seorang remaja yang memiliki masalah dengan kulitnya yang kering akan memakai handbody untuk mengatasi kulitnya agar tidak kering. Produk handbody yang beredar dipasaran sangat beragam. Seperti merk citra, marina, Vaseline, shinzui, dll dengan berbagai varian. Dengan adanya iklan remaja tersebut dapat membandingkan produk handbody yang akan dipilihnya. Remaja tersebut tertarik untuk membeli citra dan Vaseline karena menurutnya kedua produk tersebut dapat mengobati kulitnya yang kering, tetapi Ia bingung harus memilih yang mana. Akhirnya dia melihat iklan kedua produk tersebut untuk membandingkan keunggulan produk yang akan dipilihnya.
Sehingga banyak iklan yang berlomba-lomba memberikan keunggulan produknya agar konsumen dapat terhipnotis oleh produk yang ditawarkan.
Berhubungan dengan perbandingan produk sejenis, perusahaan biasanya akan menggunakan konsep iklan yang baik bahkan akan memakai model iklan (brand ambassador) yang menarik pula baik itu dari kalangan artis, pebisnis, praktisi, pakar dan kalangan lainnya. Serta memiliki keahlian berbicara yang persuasive agar konsumen dapat tertarik dengan produk yang dibintanginya untuk mengdongkrak brand image dan penjualan. Beberapa brand produk kecantikan ternama misalnya menggunakan artis/public vigur sebagai brand ambassadornya. Hal ini bertujuan untuk menarik konsumen dan meningkatkan penjualan, pemilihan brand ambassador tidak dilakukan dengan sembarang, perusahaan cenderung memilih public vigur yang memiliki nama baik di masyarakat, tubuh yang sehat dan menarik, tidak memiliki masalah hukum, professional, dan memiliki karakter  yang cocok atau sesuai dengan target audience. Sehingga banyak orang yang akhirnya menjadi “korban iklan”. Hal ini disebabkan oleh kepintaran produsen dalam memilih brand ambassador dan konsep iklan yang digunakan. Walaupun produk tersebut kurang baik kualitasnya bahkan memiliki harga yang mahal, tetapi konsumen masih tertarik untuk mencoba produk tersebut sehingga memutuskan untuk membelinya.
Contoh, Iklan shampoo Pantene dan Tresemme yang menggunakan artis dan model papan atas yang memiliki rambut indah. Saat konsumen yang memiliki masalah rambut melihat iklan shampoo tersebut, konsumen akan tertarik untuk membeli produk tersebut karena ingin menjadi sama dengan bintang iklan shampoo tersebut, yakni memiliki rambut yang indah. Ditambah lagi dengan konsep iklan yang menarik dengan meberikan keunggulan produk tersebut yang semakin membuat konsumen percaya dan semakin tertarik untuk membelinya.
Jika dilihat dari penjelasan tersebut iklan memang merupakan media yang paling efektif dalam hal mempromosikan, memberitahu produk baru ataupun keberadaan produk lama, serta mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Artinya iklan digunakan sebagai jembatan antara produsen dengan konsumen yang dapat langsung mencakup berbagai kalangan konsumen.
Akan tetapi, iklan tidak selalu dapat membuat konsumen tertarik untuk membeli produk. Hal ini sesuai dengan quesioner yang telah kami lakukan bahwa banyak koresponden yang setuju jika tidak adanya iklan mereka tetap akan membeli produk tersebut. Bagaimana hal ini bisa terjadi? Produk yang tidak diiklankan tetap dibeli konsumen yang biasanya mereka mengetahui spesifikasi, keunggulan, merk, pelayanan, harga dari mulut ke mulut. Terutama dari orang yang telah mencoba produk tersebut. Biasanya produk ini memang teruji khasiatnya dan bukan sekedar omongan belaka. Karena banyak produk yang diiklankan khasiatnya tidak terbukti. Bahkan biaya iklan bisa saja dibebankan kepada setiap unit produk yang dijual. Jadi, meskipun tidak ada iklan, konsumen tetap membeli suatu produk karena adanya kebutuhan dan rasa ingin tahu tentang suatu produk, jika konsumen merasa puas dan nyaman dengan manfaat, kualitas, pelayanan, harga produk tersebut maka konsumen akan tetap membeli produk tersebut, bahkan secara terus menerus, meski tanpa adanya iklan dan promosi yang besar.
Contoh, sabun papaya merupakan salah satu produk sabun cuci muka yang tidak diiklankan. Orang-orang mengetahui sabun ini dari mereka yang telah merasakan khasiat dari produk tersebut. Banyak orang bilang bila menggunakan sabun ini maka kulit akan menjadi bersih karena sesuai dengan fungsi buah papaya yang dapat memutihkan kulit. Setelah dicoba dan benar-benar merasakan khasiatnya, mereka akan terus membeli sabun tersebut karena selain kualitasnya yang baik harganya pun terjangkau.
Jadi, untuk beberapa produk iklan memang tidak begitu diperlukan karena tanpa adanya iklan loyalitas konsumen pun masih tetap terjaga.
Selanjutnya, iklan dapat membuat harga jual produk lebih mahal. Karena dengan adanya iklan biaya operasional perusahaan menjadi bertambah. Agar perusahaan tetap mendapatkan laba mereka terpaksa untuk menaikkan harga penjualan. Sehingga secara tidak langsung biaya iklan merupakan biaya yang ditanggung oleh konsumen lewat produk yang dijual.
Berdasarkan pernyataan quesioner “Iklan membuat harga produk menjadi lebih mahal” koresponden setuju bahwa iklan membuat harga suatu produk menjadi lebih mahal dibanding produk yang tidak diiklankan. Promositentang suatu produk yang ditayangkan dalam iklan dan memakan biaya yang sangat besar akan memberikan tambahan nilai biaya dan kenaikan harga.
Lalu untuk pernyataan quesioner “ Iklan membuat harga produk menjadi lebih murah” para koresponden memilih “kurang setuju”. Hal ini sesuai dengan hasil pernyataan“Iklan membuat harga produk menjadi lebih mahal”, yakni iklan dapat membuat biaya (harga) jual produk menjadi lebih mahal. Sesuai dari hasil 2 pernyataan, hal ini membuktikan bahwa iklan dapat membuat harga jual produk meningkat. Jika harga jual produk meningkat, maka permintaan akan produk menjadi sedikit.
Jika dilihat kembali pada pembahasan sebelumnya, yang mengacu pada dua pendapat para ahli yang saling bertolakbelakang, maka hubungan antara iklan, biaya produk, dan harga jual adalah relative.Semua itu kembali lagi kepada permintaan konsumen terhadap produk.
Jadi, untuk hasil kedua pernyataan tersebut adalah iklan dapat membuat biaya jual produk menjadi mahal atau murah adalah relatif. Karena semua itu tergantung permintaan konsumen terhadap produk yang diiklankan.
Memang iklan dalam kenyataannya iklan dapat menghambur-hamburkan uang dan menambah biaya operasional perusahaan. Akan tetapi, semua itu akan terbayar apabila eksistensi suatu produk yang diiklankan dapat bertahan yang akhirnya akan mempertahankan loyalitas pelanggan. Iklan yang dibuat untuk mempertahankan eksistensinya biasanya adalah untuk produk lama yang sudah jarang diiklankan, tetapi produknya masih tetap diproduksi dan dijual dipasaran. Dengan adanya iklan produk lama yang sudah jarang diiklankan yang sebelumnya penjualan produknya menurun, dapat kembali meningkat seperti saat produk tersebut baru diluncurkan. Biasanya produsen mengiklankan produk lamanya dengan adanya inovasi dari produk tersebut, waluapun ada yang tidak, sehingga selain konsumen mengetahui keberadaan produk konsumen juga dibuat penasaran mengenai inovasi yang dilakukan. Sehingga membuat konsumen tertarik untuk membeli. Dengan iklan yang dilakukan berulang-ulang maka akan terus diingat oleh masyarat. Karena masyarakat saat ini lebih pintar untuk menilai sebuah karya. Seperti, minuman, snack, obat-obatan, bedak, dll.
Contoh, produk bedak marcks merupakan salah satu bedak yang sudah jarang diiklankan. Namun, produk tersebut masih dijual dipasaran dengan harga terjangkau serta masih banyak konsumen yang menggunakan produk tersebut. Karena kualitasnya yang baik dan disarankan oleh dokter kulit. Beberapa waktu lalu, iklan produk ini muncul kembali sehingga membuat konsumen mengetahui keberadaan bedak tersebut. Bahwa bedak tersebut masih ada dan terus dijual dipasaran.
Yang terakhir, iklan suatu produk dapat membuat konsumen selalu membeli produk yang sama. Untuk hal ini ada koresponden yang memilih kurang setuju dan setuju.. Hal ini diakibatkan oleh kualitas produk yang diiklankan. Jika koresponden memilih kurang setuju berarti kualitas produk yang diiklankan kurang baik atau kurang berkhasiat. Dalam pasar monopolistic dimana barang yang dijual sangatlah beragam dari berbagai produsen, dapat membuat produsen mencari barang pengganti (subtitusi) jika mereka kurang puas dengan produk yang digunakan. Mereka akan terus mencari yang terbaik dan sesuai dengan kebutuhan mereka, dan yang pasti khasiatnya benar-benar terbukti.
Sedangkan untuk koresponden yang memilih setuju berarti kualitas produk yang ditawarkan adalah sangat baik dan khasiatnya terjamin. Saat konsumen menggunakan produknya mereka akan merasakan kepuasaan dari apa yang telah dikorbankan demi mendapatkan produk tersebut. Sehingga dapat membuat loyalitas pelanggan meningkat. Hal ini juga dapat meningkatkan penjualan produk yang bersangkutan. 


    Descriptive Statistics

Mean
Std. Deviation
N
Laba
6,71
1,038
100
Iklan
8,28
1,064
100
Inovasi
8,19
,971
100
pendapatan
14,94
2,215
100


Analisis :
Dari data di atas diketahui bahwa dari 100 responden di dapatkan nilai rata-rata untuk laba adalah 6,71 dengan standar deviasi 1,038. Rata-rata iklan 8,28 dengan standar deviasi 1,064. Rata-rata inovasi 8,19 dengan standar deviasi 0,971. Rata-rata pendapatan 14,94 dengan deviasi 2,215.
Correlations

Laba
Iklan
Inovasi
pendapatan
Pearson Correlation
Laba
1,000
-,072
,296
,265
Iklan
-,072
1,000
,143
,127
Inovasi
,296
,143
1,000
,390
pendapatan
,265
,127
,390
1,000
Sig. (1-tailed)
Laba
.
,238
,001
,004
Iklan
,238
.
,077
,104
Inovasi
,001
,077
.
,000
pendapatan
,004
,104
,000
.
N
Laba
100
100
100
100
Iklan
100
100
100
100
Inovasi
100
100
100
100
pendapatan
100
100
100
100


Analisis:
Person Correlation:
a.       Besar Hubungan antara Labaterhadap iklan sebesar -0,072, hal ini menunjukkan hubungan ke arah yang negative yang artinya hubungan kekuatan antara Laba terhadap Iklan adalah lemah.
b.      Besar Hubungan antara Laba terhadapInovasi  sebesar 0,296, hal ini menunjukkan hubungan ke arah yang positif yang artinya semakin baik Inovasi pada produk  maka akan semakin mempengaruhi peningkatan Laba.
c.       Besar Hubungan antara Laba terhadap Pendapatan sebesar 0,265 , hal ini menunjukkan hubungan ke arah yang positif yang artinya semakin besar pendapatan produk maka akan semakin besar peningkatan Laba.

Variables Entered/Removeda
Model
Variables Entered
Variables Removed
Method
1
pendapatan, iklan, inovasib
.
Enter
a. Dependent Variable: laba
b. All requested variables entered.
Analisis :
Dari output dapat dilihat bahwa variabel indenpenden yang dimasukkan ke dalam tabel adalah pendapatan, iklan dan inovasi. Dan variabel dependennya adalah laba. Tidak ada variabel yang dikeluarkan (removed). Sedangkan metode regresi menggunakan Enter.




Model Summary
Analisis :
  • R adalah korelasi berganda, yaitu korelasi antara dua atau lebih variable independen terhadap variable dependen. Nilai R berkisar antara 0 sampai 1. Jika mendekati 1 maka hubungan semakin erat, tetapi jika mendekati 0 maka hubungan semakin lemah. Angka R didapat 0,361 artinya korelasi antara Iklan, Inovasi, dan Pendapatan terhadap laba sebesar 0,361. Hal ini berarti terjadi hubungan yang lemah karena nilai mendekati 0.
  • R Square ) atau kuadrat dari R, yaitu menunjukkan koefisien determinasi. Angka ini akan diubah ke bentuk persen, yang artinya persentase sumbangan pengaruh variable independen terhadap variable dependen. Nilai  sebesar 0,130 artinya presentase sumbangan pengaruh variabel Iklan, Inovasi, dan Pendapatan terhadap laba sebesar 13%, sedangkan sisanya sebesar dipengaruhi oleh variable lain yang tidak dimasukkan dalam model ini
  • Adjusted R Square, adalah R Square yang telah disesuaikan, nilai sebesar 0,103; ini juga menunjukkan sumbangan pengaruh variable independen terhadap dependen. Adjusted R square biasanya untuk mengukur sumbangan pengaruh jika dalam regresi menggunakan lebih dari dua variable independen.
  • Standard Error of the Estimate, adalah ukuran kesalahan prediksi, nilai sebesar 0,983. Artinya kesalahan yang dapat terjadi dalam memprediksi laba sebesar 0,983.
  • Durbin-Watson, yaitu nilai yang menunjukkan ada atau tidaknya autokorelasi dalam model regresi. Autokorelasi adalah hubungan yang terjadi antara residual dari pengamatan satu dengan pengamatan yang lain. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi autokorelasi. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi maka nilai DW akan dibandingkan dengan DW table, dengan kriteria sebagai berikut:
§  Jika DW terletak antara DU dan 4-DU berarti tidak ada autokorelasi.
§  Jika DW terletak antara DL dan DU atau di antara 4-DU dan 4-DL, maka tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti.
Nilai DW dari output didapat 1,791. Untuk nilai DL dan DU dapat dilihat pada DW tabel pada signifikansi 0,05 dengan n (jumlah data) = 100 dan k (jumlah variabel independen) = 3 didapat nilai DL adalah 1,6131 dan DU adalah 1,7364, jadi nilai 4-DU  = 2,2636 dan 4-dl = 2,3869. Hal ini berarti nilai DW (1,791) berada pada daerah antara DU dan 4-DU, (1,7364 < 1,791 < 2,2636) maka tidak ada masalah autokorelasi

ANOVAa
Model
Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Sig.
1
Regression
13,898
3
4,633
4,798
,004b
Residual
92,692
96
,966


Total
106,590
99



a. Dependent Variable: laba
b. Predictors: (Constant), pendapatan, iklan, inovasi
Analisis :
ANOVA atau analisis varian, yaitu uji koefisien regresi secara bersama-sama (uji-F) untuk menguji signifikasi pengaruh beberapa variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian menggunakan tingkat signifikansi 0,05.
Langkah-langkah uji F sebagai berikut:
1.      Merumuskan Hipotesis
Ho : Iklan, Inovasi, dan Pendapatan secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap laba.
Ha : Iklan, Inovasi, dan Pendapatan secara bersama-sama berpengaruh terhadap laba.
2.      Menentukan F hitung dan nilai Signifikansi
Dari output diperoleh F hitung sebesar 4,798 dan nilai Signifikansi sebesar 0,004
3.      Menentukan F tabel
F tabel dapat dilihat pada tabel statistik (lihat lampiran) pada tingkat Signifikansi 0,05 dengan df 1 (jumlah variabel-1) = 3, dan df 2(n-k-1) atau 100-3-1 = 96 (n adalah jumlah data dan k adalah jumlah variabel independen), hasi diperoleh untuk F tabel sebesar 2,699(lihat pada F table).
4.      Kriteria pengujian
§  Jika F hitung ≤ F tabel maka Ho diterima.
§  Jika F hitung > F tabel maka Ho ditolak
5.      Membuat kesimpulan
F hitung > F tabel (4,798 > 2,699) dan signifikansi < 0,05 (0,004 < 0,05), maka Ho ditolak, jadi dapat disimpulkan bahwa Iklan, Inovasi, dan Pendapatan secara bersama-sama berpengaruh terhadap Laba.

Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T
Sig.
Correlations
Collinearity Statistics
B
Std. Error
Beta
Zero-order
Partial
Part
Tolerance
VIF
1
(Constant)
4,341
1,112

3,905
,000





Iklan
-,127
,094
-,131
-1,353
,179
-,072
-,137
-,129
,973
1,027
Inovasi
,258
,111
,241
2,323
,022
,296
,231
,221
,839
1,192
Pendapatan
,088
,049
,187
1,805
,074
,265
,181
,172
,842
1,187
a. Dependent Variable: laba

·         Unstandardized coefficients adalah nilai koefisien yan tidk terstandarisasi atau tidak ada patokan. Koefisien B terdiri dari nilai konstan (Harga Y jika X1 X2 dan X3 = 0) dan koefisien regresi(nilai yang menunjukkan peningkatan atau penurunan variabel Y yag didasarkan variabel X1 X2 dan X3). Dan Standard Error merupakan nilai maksimum kesalahan yang dapat terjadi dalam memperkirakan rata-rata populasi berdasar sampel.
·         T hitung adalahpengujian signifikansi untu mengetahui pengaruh variabel X1 X2 X3 terhadap Y secara parsial, apakah berpengaruh signifikan atau tidak.
·         Signifikansi  adalah besarnya probabilitas atau peluang untuk memperoleh kesalahan dalam pengambilan keputusan.
·         Collineartity Statistics adalah angka yang menunjukkan ada atau tidaknya hubungan linear secara sempurna atau endekati sempurna antar variabel independen dengan menggunakan nilai Tolerance dan VIF.
Pada kolom Coefficients diperoleh nilai koefisien/ parameter regresi linear berganda
a          = 4,341            b1        = -0,127           b2        = 0,258            b3        =0,088
Sehingga persamaan regresi linear berganda diperoleh adalah:

Y’ = a + b1X1 + b2X2 + b3X3

 



Y’ = 4,341 – 0,127X1 + 0.258X2 + 0,088X3
Keterangan :
Y’        = Laba
a          = Konstanta
b1,b2     = Koefisien regresi
X1        = Variabel Independen (Iklan)
X2        = Variabel Independen (Inovasi)
X3        = Variabel Independen (Pendapatan)

Penjelasan :
·         Nilai Konstanta (a) adalah 4,341; ini dapat diartikan jika Iklan, Inovasi, dan Pendapatan nilainya adalah  0, maka Labanya sebesar 4,34.
·         Nilai koefisien regresi variabel Iklan(X1) sebesar -0,127 dengan bernilai negatif; artinya jika Variabel indpenden lainnya tetap dan Iklan  mengalami kenaikan 1%, maka Laba(Y’) akan mengalami penurunan sebesar 0,127. Koefisien negatif artinya terjadi hubungan negatif antara iklan dengan laba, semakin naik Iklan maka semakin turun Laba.
·         Nilai koefisien regresi Variabel Inovasi(X2) sebesar 0,258 dengan bernlai positif; artinya jika Variabel Indipenden lainnya tetap dan  Inovasi mengalami kenaikan 1% maka laba(Y’) akan mengalami peningkatan sebesar 0,258. Koefisien Positif artiya terjadi hubungan positif antara Inovasi dengan laba, semakin naik Inovasi semakin naik Laba.
·         Nilai Koefisien regresi Variabel Pendapatan(X3) sebesar 0,088 dengan bernilai positif; artinya jika Variabel Independen  lainnya tetap dan Pendapatan mngalami kenaikan 1% maka Laba(Y’) akan mengalami penigkatan sebesar 0,088. Koefisien Positif artiya terjadi hubungan positif antara Inovasi dengan laba, semakin naik Inovasi semakin naik Laba.








Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T
Sig.
Correlations
Collinearity Statistics
B
Std. Error
Beta
Zero-order
Partial
Part
Tolerance
VIF
1
(Constant)
4,341
1,112

3,905
,000





Iklan
-,127
,094
-,131
-1,353
,179
-,072
-,137
-,129
,973
1,027
Inovasi
,258
,111
,241
2,323
,022
,296
,231
,221
,839
1,192
Pendapatan
,088
,049
,187
1,805
,074
,265
,181
,172
,842
1,187
a.       Dependent Variable: laba

Digunakan untuk mengetahui apakah secara parsial Iklan, Inovasi, Pendapatan berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap Laba. Pengujian ini menggunakan tingkat signifikansi 0,05 dan 2 sisi. Langkah-langkah pengujian sebagai berikut:
·         Pengujian Koefisien Variabel Iklan(b1)
a).    Menentukan Hipotesis
Ho       : Iklan secara parsial tidak berpengaruh terhadap Laba
Ha       : Iklan secara parsial berpengaruh terhadap Laba
b).    Menentukan t hitung dan nilai Signifikansi
Dari output didapat t hitung sebesar -1,353 dan Signifikansi 0,179.
c).    Menentukan t tabel
T tabel dapat dilihat pada tabel statistik pada signifikansi 0,05/2(uji 2 sisi)= 0,025 dengan
Derajat kebebasan(df) = n-k-1 atau 100 – 3 – 1 = 96, hasil diperoleh untuk t tabel sebesar 1,985(lihat pada  tabel)
d).   Kriteria pengujian
Jika –t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel maka Ho diterima.
Jika –t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel maka Ho ditolak.
Berdasar signifikansi:
            Jika signifikansi > 0,05 maka Ho diterima
            Jika signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak


e).    Membuat Kesimpulan
Nilai –t hitung >  -t tabel ( -1,353 > -1,985) maka Ho diterima. Signifikansi < 0,05 (0,179  > 0,05) maka Ho diterima artinya secara parsial tidak ada pengaruh signifikan antara Iklan dengan Laba. Jadi dari kasus ini dapat disimpulkan bahwa secara parsial Iklan tidak berpengaruh terhadap Laba pada Pasar Persaingan Monopolistik.

·         Pengujian Koefisien Variabel Inovasi(b2)
a.       Menentukan Hipotesis
Ho       : Inovasi secara parsial tidak berpengaruh terhadap Laba
Ha       : Inovasi secara parsial berpengaruh terhadap Laba
b.      Menentukan t hitung dan nilai Signifikansi
Dari output didapat t hitung sebesar 2,323 dan Signifikansi 0,022.
c.       Menentukan t tabel
T tabel dapat dilihat pada tabel statistik pada signifikansi 0,05/2(uji 2 sisi)= 0,025 dengan
Derajat kebebasan(df) = n-k-1 atau 100 – 3 – 1 = 96, hasil diperoleh untuk t tabel sebesar 1,985(lihat pada  tabel)
d.      Kriteria pengujian
Jika –t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel maka Ho diterima.
Jika –t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel maka Ho ditolak.
Berdasar signifikansi:
            Jika signifikansi > 0,05 maka Ho diterima
            Jika signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak
e.       Membuat Kesimpulan
Nilai t hitung >  t tabel ( 2,323 > 1,985) maka Ho ditolak. Signifikansi < 0,05 (0,02 < 0,05) maka Ho ditolak artinya secara parsial ada pengaruh signifikan antara inovasi dengan Laba. Jadi dari kasus ini dapat disimpulkan bahwa secara parsial Inovasi berpengaruh terhadap Laba pada Pasar Persaingan Monopolistik. Jika inovasi meningkat, maka laba juga menigkat.

·         Pengujian Koefisien Variabel Pendapatan(b3)
(a).  Menentukan Hipotesis
Ho       : Pendapatan secara parsial tidak berpengaruh terhadap Laba
Ha       : Pendapatan secara parsial berpengaruh terhadap Laba
(b). Menentukan t hitung dan nilai Signifikansi
Dari output didapat t hitung sebesar 1,805 dan Signifikansi 0,074.
(c).  Menentukan t tabel
T tabel dapat dilihat pada tabel statistik pada signifikansi 0,05/2(uji 2 sisi)= 0,025 dengan
Derajat kebebasan(df) = n-k-1 atau 100 – 3 – 1 = 96, hasil diperoleh untuk t tabel sebesar 1,985(lihat pada  tabel)
(d). Kriteria pengujian
Jika –t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel maka Ho diterima.
Jika –t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel maka Ho ditolak.
(e).  Berdasar signifikansi:
            Jika signifikansi > 0,05 maka Ho diterima
            Jika signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak


(f).  Membuat Kesimpulan
Nilai t hitung <  t tabel ( 1,805 < 1,985 ) maka Ho diterima. Signifikansi > 0,05 (0,074 > 0,050) maka Ho diterima artinya secara parsial tidak ada pengaruh signifikan antara Pendapatan dengan Laba. Jadi dari kasus ini dapat disimpulkan bahwa secara parsial Pendapatan tidak berpengaruh terhadap Laba pada Pasar Persaingan Monopolistik.


Residual Statistics

Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
N
Predicted Value
5,49
7,66
6,71
,375
100
Residual
-1,790
2,471
,000
,968
100
Std. Predicted Value
-3,248
2,525
,000
1,000
100
Std. Residual
-1,821
2,515
,000
,985
100

Menggambarkan tentang minimum, maksimum, rata-rata, standar deviasi dan jumlah data dari Residual. Standar Deviasi adalah nilai statistic yang digunakan untuk menentukan bagaimana sebaran data dalam sampel, dan seberapa dekat titik data individu ke Mean nilai sampel.Tabel ini merupakan ringkasan yang meliputi nilai Minimum dan Maximum, Mean dan Standar Deviasi dari nilai yang diprediksi dan statistik residu.



a)      Uji Normalitas Residual
Uji normalitas residual digunakan untuk menguji apakah nilai residual yang dihasilkan dari regresiterdistribusi secara nrmal atau tidak. Metode yang digunakan adalah metode grafik, yaitu dengan melihat penyebaran data pada sumber diagonal pada grafik Normal P – P plot of Regresion Standardized. Sebagai dasar pengambilan keputusannya, jika titik menyebar sekitar garis dan mengikuti garis diagonal, maka nilai residual tersebut telah normal. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada output hasil regresi,dan ditampilkan sebagai berikut:
Dari gambar grafik diatas dapat diketahui bahwa titik-titik menyebar sekitar garis dan mengikuti garis diagonal, maka nilai residual tersebut telah normal.
b)      Uji Multikolineritas
Pada hal ini dilakukan ujia multikolinieritas karena variabel independen lebih dari satu dalam satu model regresi. Multikolineritas artinya variabel independen yang terdapat dalam model regresi memiliki hubungan lnear yang sempurna atau mendekati sempurna(koefisien korelasinya tinggi atau bahkan  1). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi sempurna atau mendekati sempurna antara variabel bebasnya. Berikut ini dilakuan uji multikolineritas dengan melihat nilai VIF dan Tolerance pada hasil regresi. Cara untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolineritas antara lain dengan melihat nilai Variance Inflation Factor(VIF) dan Tolerance, apabila nilai VIF kurang dari 10 dan Tolerance lebih dari 0,10 maka dinyatakan tidak terjadi multikolineritas.
Hasil uji multikolineritas dapat dilihat pada output hasil regresi:
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T
Sig.
Correlations
Collinearity Statistics
B
Std. Error
Beta
Zero-order
Partial
Part
Tolerance
VIF
1
(Constant)
4,341
1,112

3,905
,000





Iklan
-,127
,094
-,131
-1,353
,179
-,072
-,137
-,129
,973
1,027
Inovasi
,258
,111
,241
2,323
,022
,296
,231
,221
,839
1,192
Pendapatan
,088
,049
,187
1,805
,074
,265
,181
,172
,842
1,187
b.      Dependent Variable: laba

Dari hasil tabel coefficients, nilai Tolerance untuk Iklan 0.973, Inovasi 0.839, Pendapatan 0.842 menunjukkan nilai kurang dari 0.10 yang berart itidak ada korelasi antar variabel independen. Hasil perhitungan Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan hal yang sama, bahwa variabel Iklan 1.027; Inovasi 1,192; Pendapatan 1,187 tidak ada satu variabel independent yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jaditidak ada multikoineritas antar variabel independent dalam model regresi.
Collinearity Diagnosticsa
Model
Dimension
Eigenvalue
Condition Index
Variance Proportions
(Constant)
Iklan
inovasi
Pendapatan
1
1
3,967
1,000
,00
,00
,00
,00
2
,017
15,336
,01
,45
,02
,49
3
,010
19,596
,03
,22
,59
,50
4
,006
26,575
,96
,32
,39
,01
a. Dependent Variable: laba

Nilai CI yang dihasilkan untuk masing-masing variabel independent adalah kurang dari 30 maka dapat disimpulkan bahwa variabel independent tidak terjangkit penyakit multikolineritas.
c)      Uji Autokorelasi
Autokorelasi merupakan korelasi antara anggota observasi yang disusun menurut waktu atau tempat. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi autokorelasi. Metode pengujian menggunakan uji Durbin-Watson(DW test ).
Pengambilan keputusan pada uji Durbin Watson sebagai berikut:
Ho       : tidak adanya autokorelasi
Ha       : adanya autokorelasi
·         DU < DW < 4-DU maka Ho diterima, artinya tidak terjadi autokorelasi
·         DW < DL atau DW > 4-DL maka Ho ditolak, artinya terjadi autokorelasi
·         DL < DW < DU atau 4-DU < DW < 4-DL, artinya tidak ada kepastian atau kesimpulan yang pasti.
 Nilai DL dan DU dapat diperoleh dari tabel statistik Durbin Watson dengan n = 100 dan k = 3 ( k adalah jumlah variabel independen). Didapat DL = 1,631 dan DU =1,7364 (Lihat pada DW tabel).
Model Summary
Analisis :
Dari output diatas dapat diketahu nilai Durbin-Watson sebesar 1,791. Karena nilai DW terletak antara DU < DW < 4-DU (1,631 < 1,791 < 2,2636) Maka Ho diterima artinya tidak terjadi autokorelasi.
d)     Uji Heteroskedisitas
Heteroskedisitas adalah varian residual yang tida sama pada semua pengamatan didalam model regresi. Regresi yang baik seharusnya tidak terjadi heteroskedisitas. Berikut dilakuakan uji hetereoskedisitas dengan metode grafik yaitu:
·         Jika ada pola tertentu seperti titik titik yang ada membentuk pola tertentu(yang bergelombang melebar kemudian menyempit), maka terjadi heteroskedistas.
·         Jika tidak ada pola jelas, seperti titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedisitas.
Dari output dapat diketahui bahwa tidak ada gejala heteroskedisitas karena plot menyebar merata diatas dan dibawah sumbu 0 tanpa membentuk pola tertentu. Diagram diatas dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala heteroskedistas.

Dari output diatas apabila kurva tidak menceng kiri atau menceng ke kanan maka data dapat dikatakan normal. Disimpulkan bahwa dari histogram normal.



























BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Iklan dan inovasi yang dilakukan pada industry monopolitik memang sangat penting dan produsen tidak akan bisa terlepas dari kedua hal itu. Sesuai dengan pengertiannya, pasar monopolistic adalah pasar yang terdiri dari banyak produsen yang menjual beragam jenis barang serta pasar ini memiliki salah satu karakteristik, yakni persaingan non harga. Karena barang yang dijual terdeferensiasi  akhirnya mendorong produsen untuk terus melakukan inovasi dan membuat iklan terhadap produknya yang merupakan perwujudan nyata dari persaingan non harga.
Produsen mengeluarkan banyak biaya demi keutuhan perusahaan dan loyalitas pelanggan yang dapat membuat perusahaan tersebut tetap ada didalam industry.Yang paling utama adalah dapat memperoleh laba maksimum yang merupakan tujuan utama perusahaan.
Persaingan yang kuat antar produsen pada industry monopolistik menyebabkan besarnya pengaruh iklan dan inovasi yang dilakukan produsen.Karena setiap produsen harus menunjukkan keunggulan masing-masing dalam hal merangkul konsumen sebanyak-banyaknya.Dan periklanan ini memang dapat membuat suatu hambatan bagi produsen baru yang ingin masuk kedalam industry monopolistic.Hal ini diakibatan oleh persaingan mutu, kualitas, citra perusahaan, menarik konsumen yang merupaan tujuan menggunakan iklan sebagai media promosi.
Iklan memiliki beberapa tujuan, diantaranya sbb :
1.      Memberikan informasi kepada konsumen mengenai produ yang ditawarkan.
2.      Menunjukkan keunggulan dari produk yang ditawarkan. Dan memberikan keyakinan bahwa produk tersebut adalah produk yang berkualitas.
3.      Memelihara hubungan baik dengan konsumen.
Segala sesuatu pasti memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, begitupun dengan iklan.Berikut ini adalah kelebihan dan kekurangan dari iklan.
A.    Kelebihan iklan
1.      Membantu konsumen untuk menentukan pilihannya akan sebuah produk yang akan dikonsumsi.
2.      Karena adanya persaingan, membuat iklan sebagai media untuk menggalakkan kegiatan memperbaiki mutu suatu barang.
3.      Sebagai jembatan secara tidak langsung antara produsen dan konsumen.
B.     Kekurangan iklan
1.      Promosi melalui media iklan membutuhkan dana yang besar.
2.      Terkadang tidak memberikan informasi mengenai kualitas barang secara akurat.
3.      Bisa menjadi penghambat produsen lain yang ingin masuk kedalam industry monopolistic.

Jadi, agar media iklan dan inovasi yang dibuat dengan tujuan untuk memperoleh laba maksimum harus dimaksimalkan.Hal ini dikarenakan pengeluaran untuk membuat iklan dan inovasi adalah mahal, sehingga segala sesuatu yang dikorbankan oleh perusahaan tidak sia-sia.
Oleh karena itu iklan yang dibuat sebaiknya memperhatikan hal-hal berikut ini.
1.      Informasi mengenai kualitas benar-benar akurat, jadi bukan hanya sekedar janji semata yang akhirnya akan mengecewakan konsumen.
2.      Iklan dan inovasi yang dilakukan tidak menarik konsumen perusahaan lain, tetapi mempertahankan konsumen lama.
3.      Mengusahakan media iklan dan inovasi tidak sebagai penghambat pada produsen lain untuk masuk kedalam industry monopolistic.

DAFTAR PUSTAKA


Pratama Rahardja dan Mandala Manurung.2008. Pengantar Ilmu Ekonomi ( mikroekonomi dan makroekonomi ). Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Supranto, J. 2006. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan: Untuk Menaikkan Pangsa Pasar. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Mardiyatmo. 2002. Ekonomi SMA Kelas X. Jakarta: Yudhistira

















LAMPIRAN


KUESIONER
Pertanyaan dari kami tujukan kepada 100 responden untuk mengetahui seberapa besar pengaruh iklan kepada tingkat minat masyarakat untuk membeli suatu produk. Pertanyaan kami berikan melalui Google Form.Kuesioner ini kami keluarkan sebagai bahan untuk melakukan penelitian. Responden diharapkan mengisi kuesioner di bawah ini dengan jujur  sesuai dengan pengalaman selama menjadi konsumen, terutama dalam hal pengaruh iklan pada keputusan pembelian konsumen.
Nama               :
Usia                 :
Profesi             :
NO
PERTANYAAN
Penilaian
SS
S
KS
TS
STS
1
Iklan membuat Anda tertarik untuk membeli produk





2
Dengan adanya iklan Anda dapat mengetahui spesifikasi dari produk yang ditawarkan





3
Dengan adanya Iklan Anda dapat membandingkan produk yang sejenis.





4
Model iklan dan konsep yang dipakai dalam pembuatan iklan dapat mempengaruhi Anda untuk membeli produk





5
Tanpa adanya iklan Anda akan tetap membeli suatu produk





6
Dengan adanya iklan akan membuat biaya jual produk menjadi mahal





7
Dengan adanya iklan akan mebuat biaya jual produk menjadi murah





8
Dengan adanya iklan Anda dapat mengetahui eksistensi sebuah produk





9
Iklan dapat membuat Anda tetap membeli produk yang sama





10
Iklan merupakan media yang paling efektif dalam mempromosikan, memberitahu produk baru atau lama, dan membuat keputusan pembelian konsumen.