Friday, December 16, 2016

KSIA -- Pengenalan Basis Data dan Lingkungan Basis Data

PENGENALAN BASIS DATA
DAN
LINGKUNGAN BASIS DATA


Disusun Oleh :
Christella Sutjiadi
22214378
Felicia Mariska Hendrikasari
24214148
Indri Ismayati
25214319
Rofi Rosdiani
29214711

KELAS 3 EB 28


UNIVERSITAS GUNADARMA
KOTA BEKASI
PTA 2016/2017


Kata Pengantar


Assalamu’alaikum wr.wb
Puji  dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, dimana berkat rahmat dan hidayahnya kami mampu menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Sistem Informasi Akuntansi yang berjudul “PENGENALAN BASIS DATA dan LINGKUNGAN BASIS DATA”.
Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih terdapat banyak kekurangan, baik pada teknis penulisan maupun materi. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak baik dari dosen pengajar maupun dari teman-teman saya harapkan demi penyempurnaan makalah ini, dan agar dalam pembuatan makalah-makalah selanjutnya dan di waktu yang akan datang bisa lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya. Sekian dan terima kasih.
Wassalamu’alaikum wr.wb



Bekasi, 8 November 2016


                                                                                                                                         

Daftar Isi

Kata Pengantar.................................................................................................................. ii
Daftar Isi........................................................................................................................... iii
Bab I     PENDAHULUAN...................................................................................... ....... 1
              1.1     Latar Belakang .......................................................................................... 1
              1.2     Rumusan Masalah .................................................................................... 2
              1.3     Tujuan Penulisan ...................................................................................... 2
Bab II    PEMBAHASAN................................................................................................ 3
              2.1     Perbedaan Sistem File Tradisional dengan Sistem File Basis data ..             dan keterbatasannya                        3
              2.2     Konsep Dasar Basis Data.......................................................................... 5
              2.3     Keuntungan dan Kerugian Menggunakan Basis Data .............................. 8
              2.4     Pengguna Basis Data ................................................................................ 9
              2.5     Arsitektur Basis Data .............................................................................. 11
              2.6     Data Independence ................................................................................. 13
              2.7     Konsep, Fungsi dan Bahasa yang Digunakan dalam DBMS ................. 14
              2.8     Model data: Berbasis Objek, Record, Konseptual dan Fisik .................. 18
              2.9     Data Dictionary dan Arsitektur DBMS Multiuser .................................. 22
Bab III  Kesimpulan ...................................................................................................... 28
Daftar Pustaka.................................................................................................................. iv


BAB I
PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat menyebabkan persaingan yang tinggi di berbagai bidang kehidupan terutama dibidang usaha. Persaingan memberikan dampak positif dan dampak negatif bagi suatu entitas, organisasi maupun perusahaan. Setiap entitas berusaha mempertahankan kelangsungan usahanya. Salah satu caranya yaitu dengan sistem komputerisasi. Sistem komputerisasi ini tidak lepas dari basis data. Suatu perusahaan atau institusi besar memproses banyak data dalam jumlah yang sangat besar, hal ini akan menjadi sulit apabila tidak ada sistem yang mengelola data-data tersebut, sehingga dalam hal ini diperlukan suatu basis data. Basis data adalah kumpulan informasi yang disimpan didalam komputer secara sistematik sehingga dapat diperiksa menggunakan suatu program komputer untuk memperoleh informasi dari database tersebut.
Pemrosesan basis data sangat diperlukan oleh berbagai institusi dan perusahaan. Dengan adanya basis data ini dapat meningkatkan daya saing perusahaan. Basis data berguna sebagai media penyimpanan data dan memanipulasi data. Data adalah bahan baku informasi dan dikumpulkan dalam suatu basis-data (database) agar pengumpulan, penyimpanan, pemeliharaan, pengolahan, dan pengamanannya dapat dilaksanakan secara effektif dan effisien. Basis data juga mempercepat upaya pelayanan kepada pelanggan, menghasilkan informasi dengan cepat, akurat, tepat waktu dan relavan bagi penggunanya sehingga membantu pengambilan keputusan berdasarkan informasi yang ada.
Banyak aplikasi yang dibuat dengan berlandaskan pada basis data antara lain: semua transaksi perbankan, aplikasi pemesanan dan penjadwalan penerbangan, proses regristasi dan pencatatan data mahasiswa pada perguruan tinggi, aplikasi pemrosesan penjualan, pembelian dan pencatatan data barang pada perusahaan dagang, pencatatan data pegawai beerta akrifitasnya termasuk operasi penggajian pada suatu perusahaan, dan sebagainya.
Beberapa informasi pada perusahaan retail seperti jumlah penjualan, mencari jumlah stok penjualan, mencari jumlah stok yang tersedia, barang apa yang paling lakudijual pada bulan ini, dan berapa laba bersih perusahaan dapat diketahui dengan mudah dengan basis data. Pada perpustakaan, adanya aplikasi pencarian data buku berdasarkan judul, pengarang atau kriteria lain dapat mudah dilakukan dengan basis data.

1.2              Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1.      Apa yang dimaksud dengan basis data? Bagaimanakah siklus terbentuknya basis data?
2.      Apa yang dimaksud dengan Data Base Management System (DBMS)?

1.3              Tujuan Penelitian
            Adapun tujuan dari penulisan ilmiah ini adalah sebagai berikut:
1.    Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan basis data dan siklus terbentuknya basis data.
2.    Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Data Base Management System (DBMS).



BAB II
PEMBAHASAN
       

2.1              Perbedaan Sistem File Tradisional dengan Sistem File Basis Data dan Keterbatasannya
Pendekatan tradisional, berorientasi pada program aplikasi dan tiap-tiap aplikasi berdiri sendiri-sendiri, sebagai contoh: aplikasi produk, aplikasi inventory, aplikasi payroll, dll. Sehingga terdapat masalah atau kelemahan, diantaranya adalah:
1.         Timbulnya data rangkap (redundancy data) dan ketidakkonsistenan data (inconsistency data), karena file-file dan program aplikasi disusun oleh programmer yang berbeda, sejumlah informasi mungkin memiliki duplikasi dalam beberapa file. Kerangkapan data seperti ini dapat menyebabkan pemborosan tempat penyimpanan dan biaya akses yang bertambah. Di samping itu dapat terjadi inkonsistensi data.
2.         Kesukaran dalam mengakses data, munculnya permintaan-permintaan baru yang tidak diantisipasi sewaktu membuat program aplikasi, sehingga tidak memungkinkan untuk pengambilan data.
3.         Data terisolir (isolation data), karena data tersebar dalam berbagai file, dan file-file mungkin dalam format–format yang berbeda, akan sulit menuliskan program aplikasi baru untuk mengambil data yang sesuai.
4.         Masalah pengamanan (security problem), tidak semua pemakai diperbolehkan mengakses seluruh data.
5.         Data dependence, apabila terjadi perubahan atau kesalahan pada program aplikasi maka pemakai tidak dapat mengakses data.
6.         Ketidakmampuan dalam sharing data yaitu elemen-elemen database dapat dibagikan pada para user baik secara sendiri-sendiri maupun serentak dan pada waktu yang sama.
7.         Biaya pengembangan yang tinggi sehingga tidak responsif terhadap kebutuhan perubahan.

Basis data, menyediakan fasilitas atau mempermudah dalam menghasilkan informasi yang digunakan oleh pemakai untuk mendukung pengambilan keputusan. Hal inilah yang menjadikan alasan dari penggunaan teknologi basis data pada saat sekarang (dunia bisnis).

Perbedaan sistem file tradisional dengan sistem file basis data adalah:
1.      Sistem file tradisional:
a.         Bersifat program oriented
b.        Bersifat kaku
c.         Terjadi kerangkapan data dan tidak terjaminnya keselarasan data (data inkonsistensi)
2.      Sistem file basis data:
a.         Bersifat data oriented
b.        Bersifat luwes atau fleksible
c.         Kerangkapan data serta keselarasan data dapat terkontrol

Keterangan:
Program oriented    : susunan data di dalam file, distribusi data pada peralatan strorage, dan organisasi filenya dipilih sedemikian rupa, sehingga program aplikasi dapat menggunakan secara optimal.
Data oriented          : susunan data, organisasi file pada database dapat dirubah, begitu pula strategi aksesnya tanpa mengganggu program aplikasi yang sudah ada.



2.2              Konsep Dasar Basis Data
2.2.1        Konsep Dasar Basis Data
1.        Data adalah representasi fakta dunia nyata yang mewakili suatu objek seperti manusia (pegawai, mahasiswa, pembeli), barang, hewan, peristiwa, konsep, keadaan, dan sebagainya yang direkam dalam bentu angka, huruf, simbol, teks, gambar, bunyi atau kombinasinya.
2.        Basis data adalah sekumpulan data yang terintegrasi yang diorganisasikan untuk memenuhi kebutuhan para pemakai di dalam suatu organisasi.
3.        DBMS (Database Management System) adalah perangkat lunak yang menangani semua pengaksesan ke basis data.

Sistem Basis Data terdiri dari basis data dan DBMS.

2.2.2        Istilah-Istilah Dasar Basis Data
1.        Enterprise, suatu bentuk organisasi seperti: bank, universitas, rumah sakit, pabrik, dsb. Data yang disimpan dalam basis data merupakan data operasional dari suatu enterprise. Contoh data operasional: data keuangan, data mahasiswa, data pasien.
2.        Entitas, suatu obyek yang dapat dibedakan dari lainnya yang dapat diwujudkan dalam basis data. Contoh entitas dalam lingkungan bank terdiri dari: Nasabah, Simpanan, Hipotik Contoh entitas dalam lingkungan universitas terdiri dari: Mahasiswa, mata kuliah Kumpulan dari entitas disebut himpunan entitas Contoh: semua nasabah, semua mahasiswa.
3.        Atribut (elemen data), karakteristik dari suatu entitas. Contoh: entitas mahasiswa atributnya terdiri dari: NPM, Nama, Alamat, Tanggal lahir.
4.        Nilai data (data value), isi data atau informasi yang tercakup dalam setiap elemen data. Contoh atribut nama mahasiswa dapat berisi nilai data: Diana, Sulaeman, Lina.
5.        Kunci elemen data (key data element), tanda pengenal yang secara unik mengidentifikasikan entitas dari suatu kumpulan entitas. Contoh entitas mahasiswa yang mempunyai atribut-atribut npm, nama, alamat, tanggal lahir menggunakan kunci elemen data npm.
6.        Record data, kumpulan isi elemen data yang saling berhubungan. Contoh: kumpulan atribut npm, nama, alamat, tanggal lahir dari entitas mahasiswa berisikan: "10200123", "Sulaeman", "Jl. Sirsak 28 Jakarta", "8 Maret 1983".

2.2.3        Komponen-Komponen Basis Data
Sistem database (basis data) adalah suatu sistem penyusunan dan pengelolaan recordrecord dengan menggunakan komputer, dengan tujuan untuk menyimpan atau merekam serta memelihara data operasional lengkap sebuah organisasi atau perusahaan, sehingga mampu menyediakan informasi yang optimal yang diperlukan pemakai untuk kepentingan proses pengambilan keputusan.
Database (basis data) adalah suatu susunan atau kumpulan data operasional lengkap dari suatu organisasi atau perusahaan yang diorganisir atau dikelola dan simpan secara terintegrasi dengan menggunakan metode tertentu, dengan menggunakan komputer, sehingga mampu menyediakan informasi optimal yang diperlukan pemakainya.
Terdapat empat (4) komponen pokok atau dasar dari sistem basis data, diantaranya adalah:
1.        Data, dengan ciri-ciri:
a.    Data disimpan secara terintegrasi (integrated), yaitu database merupakan kumpulan dari berbagai macam file dari aplikasi-aplikasi yang berbeda yang disusun dengan cara menghilangkan bagian-bagian yang rangkap (redundant).
b.    Data dapat dipakai secara bersama-sama (shared), yaitu masing-masing bagian dari database dapat diakses oleh pemakai dalam waktu yang bersamaan, untuk aplikasi yang berbeda.
2.        Hardware (perangkat keras), terdiri dari semua peralatan perangkat keras komputer yang digunakan untuk pengelolaan sistem database berupa:
a.    Peralatan untuk penyimpanan.
b.    Peralatan input dan output.
c.    Peralatan komunikasi data.
3.        Software (perangkat lunak), berfungsi sebagai perantara (interface) antara pemakai dengan data phisik pada database, dapat berupa:
a.    Database Management System (DBMS).
b.    Program-program aplikasi & prosedur-prosedur
4.        User (pemakai), terbagi menjadi 3 klasifikasi:
a.    Database administrator (DBA), orang atau team yang bertugas mengelola sistem database secara keseluruhan.
b.    Programmer, orang atau team pembuat program aplikasi yang mengakses database dengan menggunakan bahasa pemrograman.
c.    End user, orang yang mengakases database melalui terminal dengan menggunakan query language atau program aplikasi yang dibuat oleh programmer.

2.3              Keuntungan dan Kerugian Menggunakan Basis Data
2.3.1        Keuntungan Menggunakan Basis Data
1.        Terkontrolnya kerangkapan data, dalam basis data hanya mencantumkan satu kali saja field yang sama yang dapat dipakai oleh semua aplikasi yang memerlukannya.
2.        Terpeliharanya keselarasan (kekonsistenan) data, apabila ada perubahan data pada aplikasi yang berbeda maka secara otomatis perubahan itu berlaku untuk keseluruhan.
3.        Data dapat dipakai secara bersama (shared), data dapat dipakai secara bersama-sama oleh beberapa program aplikasi (secara batch maupun on-line) pada saat bersamaan.
4.        Dapat diterapkan standarisasi, dengan adanya pengontrolan yang terpusat maka DBA dapat menerapkan standarisasi data yang disimpan sehingga memudahkan pemakaian, pengiriman maupun pertukaran data.
5.        Keamanan data terjamin, DBA dapat memberikan batasan-batasan pengaksesan data, misalnya dengan memberikan password dan pemberian hak akses bagi pemakai (misal: modify, delete, insert, retrieve).
6.        Terpeliharanya integritas data, jika kerangkapan data dikontrol dan kekonsistenan data dapat dijaga maka data menjadi akurat.
7.        Terpeliharanya keseimbangan (keselarasan) antara kebutuhan data yang berbeda dalam setiap aplikasi, struktur basis data diatur sedemikian rupa sehingga dapat melayani pengaksesan data dengan cepat.
8.        Data independence (kemandirian data), dapat digunakan untuk bermacam-macam program aplikasi tanpa harus merubah format data yang sudah ada.



2.3.2        Kerugian Menggunakan Basis Data
1.        Biaya yang mahal dalam implementasi (biaya software).
2.        Rumit atau komplek.
3.        Penanganan proses recovery dan backup sulit.
4.        Kerusakan pada sistem basis data dapat mempengaruhi departemen yang terkait.
5.        Membutuhkan storage yang berkapasitas besar untuk penyimpanan data.
6.        Membutuhkan tenaga spesialis (DBA).

2.4              Pengguna Basis Data
2.4.1        Pengguna Basis Data
Pengguna merupakan orang atau sistem yang akan mengakses atau merubah isi basis data. Pengguna basis data yaitu :
1.        System Engineer
       Tenaga ahli yang bertanggung jawab atas pemasangan basis data, mengadakan peningkatan dan melaporkan kesalahan dari sistem tersebut kepada pihak penjual.
2.        Database administrator (DBA)
Tenaga ahli (orang/grup) yang bertanggung jawab pada seluruh pengontrolan database. Tugas DBA yaitu:
     Mengontrol DBMS & software.
     Memonitor siapa yang mengakses basis data.
     Mengatur pemakaian basis data.
     Memeriksa security, integrity, recovery, dan concurency.
Program utilitas yang digunakan oleh DBA yaitu:
     Loading routines, membangun versi utama basis data.
     Reorganization routines, mengatur atau mengorganisasi kembali basis data.
     Journaling routines, mencatat semua operasi basis data.
     recovery routines, menempatkan kembali data sebelum terjadinya kerusakan.
     statistical analysis routines, membantu memonitor kehandalan sistem.
3.        End user (pemakai akhir)
     Programmer aplikasi
Pemakai yang berinteraksi dengan basis data melalui Data Manipulation Languange (DMS) yang disertakan dalam program yang ditulis pada bahasa pemrograman induk.
     Pemakai mahir (casual user)
Pemakai yang berinteraksi tanpa menulis modul program. Mereka menyatakan query (untuk akses data) dengan bahasa quey yang telah disediakan oleh DBMS.
     Pemakai umum (naive user)
Pemakai yang berinteraksi melalui pemanggilan satu program aplikasi permanen yang telah disediakan sebelumnya.
     Pemakai khusus (specia ized)
Pemakai yang menulis aplikasi basis data non konvensional, tetapi untuk keperluan khusus seperti aplikasi Artificial Intelligence (AI), Sistem Pakar (Expert System), CADS (Computer Aided Design System), Pengolahan Citra, dan lain-lain.

2.4.2        Penggunaan basis data
Penggunaan aplikasi basis data dalam dunia bisnis diantaranya adalah:
1.        Bank digunakan untuk pengelolaan data nasabah, accounting, semua transaksi perbankan.
2.        Bandara digunakan untuk pengelolaan data reservasi, penjadwalan.
3.        Universitas digunakan untuk pengelolaan pendaftaran, alumni.
4.        Penjualan digunakan untuk pengelolaan data customer, produk, penjualan.
5.        Pabrik digunakan untuk pengelolaan data produksi, persediaan barang, pemesanan, agen.
6.        Kepegawaian digunakan untuk pengelolaan data karyawan, gaji, pajak.
7.        Telekomunikasi digunakan untuk pengelolaan data tagihan, jumlah pulsa.

2.5              Arsitektur Basis Data
Arsitektur basis data merupakan suatu kumpulan data yang tersimpan secara sistematik, memberikan kerangka kerja bagi para pengembang sistem basis data. Ada 3 level arsitektur basis data, yaitu:
1.         Level fisik/internal
Level ini merupakan level paling rendah yang menggambarkan bagaimana data disimpan secara fisik. Tingkat internal memperhatikan hal-hal berikut ini :
·       alokasi ruang penyimpanan data dan indeks
·       deskripsi record untuk penyimpanan (dengan ukuran penyimpanan untuk data elemen)
·       penempatan record
·       pemampatan data dan teknik encryption
Misalnya kita memiliki data mahasiswa. Pada level fisik data mahasiswa dipandang dengan memperhatikan bahwa dalam data tersebut ada atribut nama yang disimpan pada media penyimpanan (disk) sepanjang 20 byte.

2.      Level konseptual/logika
Level ini menggambarkan data apa yang disimpan dalam basis data dan hubungan relasi yang terjadi antara data dari keseluruhan basis data. Level ini memperhatikan data apa yang sebenarnya (secara fungsional) disimpan dalam basis data  dan hubungannya dengan data yang lain. Pemakai tidak memperhatikan kerumitan dalam struktur level fisik lagi, penggambaran cukup dengan memakai kotak, garis dan hubungan secukupnya. Pada level ini biasanya desainer basis data membuat rancangan dalam bentuk diagram-diagram/model.
3.         Level pandangan pengguna/eksternal
Level ini berhubungan langsung dengan pengguna database. Level ini merupakan level abstrak data tertinggi yang menggambarkan hanya sebagian saja yang dilihat dan dipakai dari keseluruhan database. Hal ini disebabkan beberapa pengguna database tidak membutuhkan semua isi database.  Yang dimaksud dengan user/pengguna disini adalah programmer, end user, atau DBA. Setiap user mempunyai bahasa yang sesuai dengan kebutuhannya. Pada level eksternal ini, user dibatasi pada kemampuan perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan aplikasi basis data.
Tujuan Arsitektur Basis Data yaitu :
1.         Setiap pengguna harus dapat mengakses data yang sama, tetapi memiliki pandangan yang berbeda disesuaikan data.
2.         Pengguna tidak harus berurusan dengan penyimpanan database fisik. Mereka harus diizinkan untuk bekerja dengan data itu sendiri, tanpa memperhatikan bagaimana secara fisik disimpan.
3.         Database administrator harus mampu mengubah struktur penyimpanan database tanpa mempengaruhi pandangan pengguna.
4.         Struktur internal dari database harus tidak terpengaruh oleh perubahan aspek fisik penyimpanan: Sebagai contoh, migrasi atau perindahan ke disk baru.
5.         Database administrator harus mampu mengubah struktur konseptual atau global database tanpa mempengaruhi pengguna: Ini harus mungkin tetap mempertahankan pandangan pengguna individu yang diinginkan.
Gambar: Arsitektur sistem basis data
Abstraksi data dalam arsitektur sistem basis data memberikan pandangan terhadap data secara berbeda-beda tergantung dari levelnya. Sebagai contoh pada level user view, bayangan mengenai data tidak lagi memperhatikan bagaimana data disusun dan disimpan dalam disk, tetapi secara menyeluruh bagaimana data direpresentasikan sesuai dengan keadaan yang dihadapi sehari-hari oleh pengguna. Hal ini dimaksudkan menghindari kerumitan teknik penyimpanan dan pengelolaan data dari pandangan pengguna awam.
2.6              Data Independence
Tujuan utama 3 tingkat arsitektur basis data adalah memelihara kemandirian data (data independence) yang berarti perubahan yang terjadi pada tingkat yang lebih rendah tidak mempengaruhu tingkat yang lebih tinggi.
Data independence dibagi menjadi dua bagian yaitu :


1.         Physical data independence
Kebolehan untuk mengubah pola fisik database tanpa mengakibatkan suatu aplikasi program ditulis kembali. Modifikasi pada level fisik biasanya pada saat meningkatkan daya guna.
2.         Logical data independence
Kebolehan untuk mengubah pola konseptual tanpa mengakibatkan suatu aplikasi program ditulis kembali. Modifikasi pada level ini khusus saat struktur logika database ditambahkan/dikurangi.

Alasan perlunya prinsip data indepedence diterapkan pengelolaan sistem database adalah :
1.      Database administrator dapat mengubah isis, lokasi, dan organisasi database tanpa mengganggu program aplikasi yang sudah ada.
2.      Vendor hardware dan software pengelolaan data bisa memperkenalkan produk-produk baru tanpa mengganggu program aplikasi yang sudah ada.
3.      Memudahkan perkembangan program aplikasi.
4.      Memberikan fasilitas program pengontrolan terpusat DBA demi security dan integritas data dengan memperhatikan perubahan-perubahan kebutuhan user (pemakai).

2.7              Konsep, Fungsi dan Bahasa yang Digunakan dalam DBMS
2.7.1        Konsep DBMS
DBMS (Data Base Management System) adalah perangkat lunak yang memberikan fasilitas untuk melakukan fungsi pengaturan, pengawasan, pengendalian, pengolahan, dan koordinasi terhadap semua proses yang terjadi pada sistem basis data. DBMS sangat mudah dan menyediakan banyak kelebihan bagi pemakai yang memiliki kebutuhan akses yang berbeda-beda. Banyak sekali manfaat yang bisa didapatkan dalam penggunaan DBMS sebagai organisasi, di antaranya seperti:
1.         Meningkatkan produktivitas dalam program komputer.
2.         Memudahkan perolehan informasi dari data yang sangat banyak tersebut.
3.         Mengurangi duplikasi atau penggandaan data yang sudah ada.
4.         Meningkatkan layanan recovery jika data sempat hilang dan layanan backup untuk menjaga data agar tidak hilang.
5.         Meningkatkan keamanan dari orang yang hendak mencuri data atau memasukannya.
6.         Menghemat biaya karena data dapat diakses oleh banyak bagian.

2.7.2        Fungsi DBMS
Layanan-layanan yang sebaiknya disediakan oleh Data Base Management System adalah:
1.        Penyimpanan, pengambilan, dan perubahan data
Sebuah DBMS harus menyediakan kemampuan menyimpan, mengambil, dan merubah data dalam basis data.
2.        Katalog yang dapat diakses pemakai
Menyediakan sebuah katalog yang berisi deskripsi item data yang disimpan dan diakses oleh pemakai.
3.        Mendukung transaksi
Menyediakan mekanisme yang akan menjamin semua perubahan yang berhubungan dengan transaksi yang sudah ada atau yang akan dibuat.
4.        Melayani kontrol concurrency
Sebuah DBMS harus menyediakan mekanisme yang menjamin basis data terupdate secara benar pada saat beberapa pemakai melakukan perubahan terhadap basis data yang sama secara bersamaan.


5.        Melayani recovery
Menyediakan mekanisme untuk mengembalikan basis data ke keadaan sebelum terjadinya kerusakan pada basis data tersebut.
6.        Melayani autorisasi
Sebuah DBMS harus menyediakan mekanisme untuk menjamin bahwa hanya pemakai yang berwenang saja yang dapat mengakses basis data.
7.        Mendukung komunikasi data
Sebuah DBMS harus mampu terintegrasi dengan software komunikasi.
8.        Melayani integrity
Sebuah DBMS bertujuan untuk menjamin semua data dalam basis data dan setiap terjadi perubahan data harus sesuai dengan aturan yang berlaku.
9.        Melayani data independence
Sebuah DBMS harus mencakup fasilitas untuk mendukung kemandirian program dari struktur basis data yang sesungguhnya.
10.    Melayani utility
Sebuah DBMS sebaiknya menyediakan kumpulan layanan utility.

2.7.3        Bahasa DBMS
DBMS (Data Base Management Systems) adalah kumpulan program yang mengkoordinasikan semua kegiatan yang berhubungan dengan basis data. Dengan adanya berbagai tingkatan pandangan dalam suatu basis data maka untuk mengakomodasi masing-masing pengguna dalam piranti lunak manajemen basis data, biasanya terdapat bahasa-bahasa tertentu yang disebut Data Sub Language.
Data sub language adalah bahasa yang dipakai untuk operasi manajemen basis data. Dalam basis data secara umum dikenal 2 data sub language:
1.        Data Definition Language (DDL)
DDL adalah bentuk bahasa basis data yang digunakan dalam mendefinisikan struktur atau kerangka dari basis data, didalamnya termasuk record, elemen data, kunci elemen, dan relasinya.
Dengan bahasa ini pengguna dapat membuat tabel (create table) baru, indeks, mengubah table, menentukan struktur penyimpanan table, dan lainnya. DDL digunakan untuk mendefinisikan, mengubah, serta menghapus basis data dan objek-objek yang diperlukan dalam basis data, misalnya tabel, view, user, dan sebagainya. Secara umum, DDL yang digunakan adalah CREATE (untuk membuat objek baru), USE (untuk menggunakan objek), ALTER (untuk mengubah objek yang sudah ada), dan DROP (untuk menghapus objek). DDL biasanya digunakan oleh administrator basis data dalam pembuatan sebuah aplikasi basis data.
2.        Data Manipulation Language (DML)
Bahasa yang digunakan untuk melakukan manipulasi dan pengambilan data pada suatu basis data. Manipulasi data pada database dapat berupa:
        Penyisihan/ penambahan data pada file atau tabel dalam suatu basis data.
        Penghapusan data pada file atau tabel dalam suatu basis data.
        Pengubahan data pada file atau tabel dalam suatu basis data.
        Penelusuran data pada file atau tabel dalam suatu basis data.
DML merupakan bahasa yang bertujuan untuk memudahkan pemakainya dalam mengakses data. Terdapat dua jenis DML, yaitu Prosedural yaitu digunakan untuk mendefinisikan data yang diolah dan perintah yang akan dilaksanakan, dan jenis yang kedua adalah Non prosedural yaitu digunakan untuk menjabarkan data yang diinginkan tanpa menyebutkan bagaimana cara pengambilnnya.
Secara khusus pengguna menggunakan berbagai bahasa :
Programmer aplikasi menggunakan bahasa-bahasa seperti Cobol, Informix, dll (host language) yang ditempelkan dengan bahasa yang dipakai dalam DBMS. Pemakai terminal menggunakan bahasa Query (misal SQL) atau menggunakan program aplikasi (yang dirancang oleh programmer). Sedangkan DBA lebih banyak menggunakan bahasa DDL dan DML yang tersedia dalam DBMS.

2.8              Model Data: Berbasis Objek, Berbasis Record, Konseptual dan Fisik (Overview Model Data Berbasis Record: Model Data Relasional, Jaringan Hirarki)
Model data merupakan sekumpulan konsep untuk menerangkan data, hubungan-hubungan antara data dan batasan-batasan yang terintegrasi didalam suatu organisasi. Model data dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu berbasis objek, record, fisik, dan konseptual.
1.         Model Data Berbasis Objek
Model data berbasis objek menggunakan konsep entitas, atribut dan hubungan antar entitas. Beberapa jenis model data berbasis objek yang umum adalah :
      Entity Relationship
Merupakan model untuk menjelaskan hubungan antar data dalam basis data berdasarkan persepsi bahwa real world (dunia nyata) terdiri dari objek-objek dasar yang mempunyai hubungan / relasi antara objek tersebut. Komponen dari ER-Model adalah sebagai berikut:
ü  Entitas: objek atau kejadian yang mewakili sesuatu yang nyata.
ü  Atribut bagian dari sebuah entitas yang mendeskripsikan karakteristik entitas.
ü  Relasi: menunjukkan adanya hubungan diantara sejumlah entitas.
ü  Kardinalitas : menunjukkan jumlah maksimum entitas yang dapat berhubungan dengan entitas pada himpunan entitas yang lain.
download

Arti simbol:
                        Objek dasar                             Atribut objek dasar
 


                        Relasi                                      Adanya hubungan

      Semantic
Semantic model digunakan untuk menjelaskan hubungan antar data dalam basis data kepada pemakai secara logik. Semantic model hampir sama dengan entity relationship model perbedaannya terletak pada kerelasian antar obyek dimana tidak dinyatakan dalam bentuk simbol tetapi dengan kata-kata (semantic).
download (2)
Arti tanda:
                                    Menunjukkan adanya relasi
                                    Menunjukkan atribut

2.         Model Data Berbasis Record
Pada model data berbasis record, basis data terdiri dari sejumlah record dalam bentuk yang tetap yang dapat dibedakan dari bentuknya. Ada 3 macam jenis model data berbasis record yaitu :
·         Model data relasional (relational)
Menjelaskan tentang hubungan logika antar data dalam basis data dengan menvisualisasikannya ke dalam bentuk tabel yang terdiri dari sejumlah baris dan kolom yang menunjukkan atribut tertentu. Model ini lebih mudah dipahami dibandingkan dengan model-model lainnya.
Contoh:
NPM
Nama
24111200
Wulan
22212345
Bagus

·         Model data hierarkhi (hierarchical)
Menjelaskan tentang hubungan logik antar data dalam basis data dalam bentuk hubungan bertingkat atau hirarki. Istilah-istilah yang terdapat dalam model hirarki adalah:
ü  Node: elemen-elemen pohon dalam model data hirarkhi. Node dapat berupa record.
ü  Root : Node yang mempunyai level paling tinggi pada dalam suatu hirarkhi dan hanya satu node
ü  Parent : node yang memiliki tingkatan yang lebih tinggi. Satu node pada tingkat level yang lebih rendah hanya diijinkan memiliki satu relasi saja. ke tingkat level yang lebih tinggi
ü  Child: node-node yang memiliki tingkatan yang lebih rendah daripada parent. Satu parent dapat memiliki lebih dari satu child.
ü  Leaves/Leaf :Node yang tidak memiliki child.
Contoh:
download (3)
·         Model data jaringan (network)
Model ini hampir sama dengan model hirarki. Model database ini diyakini sebagai cara yang fleksibel mewakili objek dan hubungan mereka. Model ini memiliki fitur istimewa yang pada skema diperlihatkan sebagai grafik dengan tipe objeknya yaitu node, tipe hubungannya adalah kurva, yang tidak terbatas dengan menjadi hirarki.
https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/3/3e/Network_Model.svg/320px-Network_Model.svg.png

2.9              Data Dictionary dan Arsitektur DBMS Multiuser: File Server, Teleprocessing, Client Server
2.9.1         Data Dictionary
Data dictionary adalah tempat penyimpanan informasi yang menggambarkan data dalam basis data. Data dictionary biasa disebut juga dengan metadata atau data mengenai data. Modul pengontrol otorisasi menggunakan data dictionary untuk memeriksa apakah seorang pemakai perlu mempunyai wewenang.
Untuk mengerjakan pemeriksaan tersebut data dictionary menyimpan :
1.        Nama-nama pemakai yang mempunyai wewenang untuk menggunakan DBMS.
2.        Nama-nama data item yang ada dalam basis data.
3.        Data item yang dapat diakses oleh pemakai dan jenis akses yang diijinkan, misalnya: insert, update, delete atau read.
Sedangkan untuk memeriksa integritas data, data dictionary menyimpan :
1.        Nama-nama data item dalam basis data
2.        Jenis dan ukuran data item
3.        Batasan untuk masing-masing data item
Sistem data dictionary dapat dibedakan atas sistem aktif dan pasif. Sistem aktif selalu konsisten dengan struktur basis data karena secara otomatis dikerjakan oleh sistem. Sebaliknya, sistem pasif tidak konsisten terhadap perubahan basis data yang dilakukan oleh pemakai.

2.9.2        Arsitektur DBMS Multi User

2.9.2.1       File Server
Proses didistribusikan ke dalam jaringan sejenis LAN (Local Area Network). File server mengendalikan file yang diperlukan oleh aplikasi dan DBMS. Meskipun aplikasi dan DBMS dijalankan pada masing-masing workstation tetapi tetap meminta file dari file server jika diperlukan.
Image result for ARSITEKTUR TELEPROCESSING
Gambar : Arsitektur File Server
Dengan cara ini, file server berfungsi sebagai sebuah hard disk yang digunakan secara bersamaan.

Kerugian arsitektur file-server adalah :
1.      Terdapat lalulintas jaringan yang besar.
2.      Masing-masing workstation membutuhkan copy DBMS.
3.      Kontrol terhadap concurrency, recovery dan integrity menjadi lebih kompleks karena sejumlah DBMS mengakses file secara bersamaan.

2.9.2.2       Teleprocessing
Arsitektur tradisional untuk sistem multi user adalah teleprocessing, dimana satu komputer dengan sebuah CPU dan sejumlah terminal.
Image result for ARSITEKTUR TELEPROCESSING
Gambar: Arsitektur Teleprocessing
Semua pemrosesan dikerjakan dalam batasan fisik komputer yang sama. Terminal untuk pemakai berjenis 'dumb', yang tidak dapat berfungsi sendiri dan masing-masing dihubungkan ke komputer pusat. Terminal-terminal tersebut mengirimkan pesan melalui subsistem pengontrol komunikasi pada sistem operasi ke program aplikasi, yang bergantian menggunakan layanan DBMS.

Dengan cara yang sama, pesan dikembalikan ke terminal pemakai. Arsitektur ini menempatkan beban yang besar pada komputer pusat yang tidak hanya menjalankan program aplikasi tetapi juga harus menyelesaikan sejumlah pekerjaan pada terminal seperti format data untuk tampilan di monitor.

2.9.2.3       Client Server
Image result for ARSITEKTUR CLIENT SERVER
                    Gambar:  Arsitektur Client Server
Untuk mengatasi kelemahan arsitektur-arsitektur di atas maka dikembangkan arsitektur client-server. Client-server menunjukkan cara komponen software berinteraksi dalam bentuk sistem.
Sesuai dengan namanya, ada sebuah pemroses client yang membutuhkan sumber dan sebuah server yang menyediakan sumbernya. Tidak ada kebutuhan client dan server yang harus diletakkan pada mesin yang sama. Secara ringkas, umumnya server diletakkan pada satu sisi dalam LAN dan client pada sisi yang lain.
Dalam konteks basis data, client mengatur interface berfungsi sebagai workstation tempat menjalankan aplikasi basis data. Client menerima permintaan pemakai, memeriksa sintaks dan generate kebutuhan basis data dalam SQL atau bahasa yang lain. Kemudian meneruskan pesan ke server, menunggu response dan bentuk response untuk pemakai akhir. Server menerima dan memproses permintaan basis data kemudian mengembalikan hasil ke client.
Proses-proses ini melibatkan pemeriksaan autorisasi, jaminan integritas, pemeliharaan data dictionary dan mengerjakan query serta proses update. Selain itu juga menyediakan kontrol terhadap concurrency dan recovery.
Ada beberapa keuntungan jenis arsitektur ini:
1.        Memungkinkan akses basis data yang besar
2.        Menaikkan kinerja
3.        Jika client dan server diletakkan pada komputer yang berbeda kemudian CPU yang berbeda dapat memproses aplikasi secara paralel. Hal ini mempermudah merubah mesin server jika hanya memproses basis data.
4.        Biaya untuk hardware dapat dikurangi
5.        Hanya server yang membutuhkan storage dan kekuatan proses yang cukup untuk menyimpan dan mengatur basis data
6.        Biaya komunikasi berkurang
7.        Aplikasi menyelesaikan bagian operasi pada client dan mengirimkan hanya bagian yang dibutuhkan untuk akses basis data melewati jaringan, menghasilkan data yang sedikit yang akan dikirim melewati jaringan
8.        Meningkatkan kekonsistenan
9.        Server dapat menangani pemeriksaan integrity sehingga batasan perlu didefinisikan dan validasi hanya di satu tempat, aplikasi program mengerjakan pemeriksaan sendiri
10.    Map ke arsitektur open-system dengan sangat alami

Berikut ini adalah ringkasan fungsi client-server:
Client
Server
Mengatur user interface
Menerima dan
memproses basis data
yang diminta dari client
Menerima dan memeriksa sintaks
input dari pemakai
Memeriksa autorisasi
Memproses aplikasi
Menjamin tidak terjadi
pelanggaran terhadap
integrity constraint
Generate permintaan basis data
dan memindahkannya
ke server
Melakukan query/
pemrosesan update dan
memindahkan response
ke client
Memberikan response balik
kepada pemakai
Memelihara data
dictionary
Menyediakan akses basis
data secara bersamaan

Menyediakan kontrol
recovery


















BAB III
KESIMPULAN

            Database (basis data) adalah suatu susunan atau kumpulan data operasional lengkap dari suatu organisasi atau perusahaan yang diorganisir atau dikelola dan simpan secara terintegrasi dengan menggunakan metode tertentu, dengan menggunakan komputer, sehingga mampu menyediakan informasi optimal yang diperlukan pemakainya.
            Siklus terbentuknya basis data dimulai dari user yang menggunakan aplikasi untuk menginput data, lalu sistem dalam aplikasi yang disebut Database Management System (DBMS) akan memroses data yang diinput dan menghasilkan output berupa database (basis data).

            DBMS (Data Base Management System) adalah perangkat lunak yang memberikan fasilitas untuk melakukan fungsi pengaturan, pengawasan, pengendalian, pengolahan, dan koordinasi terhadap semua proses yang terjadi pada sistem basis data. DBMS sangat mudah dan menyediakan banyak kelebihan bagi pemakai yang memiliki kebutuhan akses yang berbeda-beda.

















DAFTAR PUSTAKA






Download di sini dan di sini untuk unduh