Wednesday, April 19, 2017

TEORI AKUNTANSI -- Pengadopsian IFRS di Indonesia

PENGADOPSIAN IFRS
DI INDONESIA




Disusun Oleh :
Christella Sutjiadi
22214378
Felicia Mariska Hendrikasari
24214148
Indri Ismayati
25214319
Raudatul Munawarah
28214955
Rofi Rosdiani
29214711

Kelas   : 3EB28

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
ATA 2016/2017


Kata Pengantar

Assalamu’alaikum wr.wb
Puji  dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, dimana berkat rahmat dan hidayahnya kami mampu menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Teori Akuntansi “Pengadopsian IFRS di Indonesia”.
Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih terdapat banyak kekurangan, baik pada teknis penulisan maupun materi. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak baik dari dosen pengajar maupun dari teman-teman saya harapkan demi penyempurnaan makalah ini, dan agar dalam pembuatan makalah-makalah selanjutnya dan di waktu yang akan datang bisa lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya. Sekian dan terima kasih.
Wassalamu’alaikum wr.wb




Bekasi, 7 April 2017

                                                                                                                                                                                                                       





DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................. 1
KATA PENGANTAR........................................................................................... 2
DAFTAR ISI.......................................................................................................... 3

BAB I        PENDAHULUAN
1.1.       Latar Belakang Masalah.............................................................. 4
1.2.       Rumusan Masalah........................................................................ 5
1.3.       Tujuan Penelitian......................................................................... 5
1.4.       Manfaat Penelitian....................................................................... 5

BAB II       PEMBAHASAN
2.1.      Sejarah Singkat IFRS.................................................................. 6
2.2.      Tujuan IFRS................................................................................ 7
2.3.      Struktur IFRS.............................................................................. 7
2.4.      Manfaat Penerapan IFRS............................................................ 8
2.5.      Konsep Pokok IFRS.................................................................... 9
2.6.      Konvergensi IFRS di Indonesia.................................................. 9
2.7.      Kendala Konvergensi PSAK ke dalam IFRS............................ 10
2.8.      Dampak Penerapan IFRS.......................................................... 11
2.9.      Perbedaan IFRS dan PSAK...................................................... 12
                       
BAB III     KESIMPULAN................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 18







BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang Masalah
Perusahaan menyusun laporan keuangan berdasarkan standar akuntansi agar dapat menghasilkan laporan keuangan yang relevan dan andal. Standar akuntansi menetapkan aturan pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan dalam laporan keuangan sehingga memungkinkan pembaca untuk dapat membandingkan laporan keuangan antar perusahaan yang berbeda. Standar tidak hanya harus dipahami pihak yang menyusun dan mengaudit laporan keuangan, namun juga harus dipahami oleh pembaca laporan keuangan. Pembaca perlu memahami asumsi dasar, karakteristik laporan keuangan agar dapat memahami makna angka-angka dan pengungkapan dalam laporan keuangan.
Standar penyusunan laporan keuangan yang digunakan di Indonesia adalah IFRS (International Financial Reporting Standard). Awalnya Indonesia menggunakan PSAK namun seiring dengan adanya globalisasi dan meningkatnya kebutuhan laporan keuangan berbasis internasional maka Indonesia mulai mengadopsi IFRS. Pengadopsian IFRS secara penuh dilakukan pada tahun 2012. Dengan mengadopsi penuh IFRS, laporan keuangan yang dibuat berdasarkan PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) tidak memerlukan rekonsiliasi signifikan dengan laporan keuangan berdasarkan IFRS. Setelah Indonesia mengadopsi penuh IFRS, PSAK  khusus industri dihapus. PSAK industri yang saat ini telah dicabut adalah PSAK 32 Akuntansi Kehutanan,  PSAK 35 Akuntansi Pendapatan Jasa Telekomunikasi, dan PSAK 37 Akuntansi Penyelenggaraan Jalan Tol, PSAK 31 (revisi 2000 Akuntansi Perbankan dan PSAK 42 Akuntansi Perusahaan Efek). IFRS adalah standar yang disusun dengan basis transaksi dan perlakukan khusus elemen laporan keuangan bukan industri, sehingga  semua standar yang terkait dengan industri dihapus.
Untuk dapat mengimplementasikan IFRS perusahaan harus menyiapkan sumber daya manusia dan dana yang cukup untuk melakukan pemutakhiran sistem dan SOP yang saat ini telah ada. Perusahaan memerlukan sumber daya manusia yang memahami standar baru tersebut, sehingga pendidikan dan pemutakhiran pengetahuan staf akuntansi harus dilakukan. Staf harus disiapkan untuk menggunakan professional  judgment, membuat pengungkapan yang lebih banyak sesuai persyaratan standard dan memahami teknik penilaian dengan menggunakan nilai wajar. IFRS juga mengharuskan perusahaan melakukan review atas sistem operasi dan prosedur akuntansi perusahaan.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik membahas mengenai pengadopsian IFRS di Indonesia.

1.2    Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka rumusan masalah dalam penulisan ini sebagai berikut :
1.      Bagaimana sejarah terbentuknya IFRS?
2.      Apa tujuan dibentuknya IFRS?
3.      Bagaimana struktur dari IFRS?
4.      Bagaimana manfaat penerapan IFRS?
5.      Bagaimana konsep pokok IFRS?
6.      Bagaimana konvergensi IFRS di Indonesia?
7.      Apa saja kendala konvergensi PSAK ke dalam IFRS ?
8.      Apa dampak dari penerapan IFRS?
9.      Apa perbedaan IFRS dan PSAK?

1.3    Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas ,maka tujuan penulis membuat makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui sejarah terbentuknya IFRS
2.      Untuk mengetahui tujuan dibentuknya IFRS
3.      Untuk mengetahui struktur dari IFRS
4.      Untuk mengetahui manfaat penerapan IFRS
5.      Untuk mengetahui konsep pokok IFRS
6.      Untuk mengetahui konvergensi IFRS di Indonesia
7.      Untuk mengetahui kendala konvergensi PSAK ke dalam IFRS
8.      Untuk mengetahui dampak dari penerapan IFRS
9.      Untuk mengetahui perbedaan IFRS dan PSAK

1.4    Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan makalah ini yakni dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan bagi penulis maupun pembaca berupa pengetahuan teoritis penerapan dan pengadopsian IFRS di Indonesia serta dapat menjadi bahan referensi untuk menyempurnakan penulisan lanjutan yang bersifat sejenis.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1    Sejarah Singkat IFRS
International Financial Reporting Standards (IFRS) adalah standar, interpretasi, dan kerangka yang diadopsi oleh badan penyusun standar akuntansi internasional yang dikenal dengan International Accounting Standards Board (IASB).
Beberapa standar yang membentuk IFRS dulunya dikenal dengan nama International Accounting Standards (IAS). IAS diterbitkan oleh suatu badan yang dikenal dengan International Accounting Standards Committee (IASC) pada kurun waktu antara tahun 1973-2001. Hingga Maret 2002, IASC telah menerbitkan 41 IAS dan 34 SIC (Standing Interpretations Committee) Interpretations. Beberapa di antaranya telah diubah atau diganti oleh IASB. Standar yang masih tersisa dipandang sebagai payung bagi IFRS.
IFRS merupakan standar akuntansi internasional yang diterbitkan oleh International Accounting Standard  Board (IASB). Standar akuntansi ini disusun oleh empat organisasi utama dunia yaitu Badan Standar Akuntansi Internasional (IASB), Komisi Masyarakat Eropa (EC), Organisasi Internasional Pasar Modal (IOSOC), dan Federasi Akuntansi Internasional (IFAC).
Sepanjang tahun 1999-2000, IASC melakukan restrukturisasi (dengan mengubah konstitusi, strategi, struktur dan nama). IASC berkeinginan untuk menjadi badan akuntansi yang lebih independen dan profesional. Pada Maret 2001, IASC Trustees mengaktifkan Part B dari IASC Constitution yang baru dan menetapkan non-profit Delaware corporation yang diberi nama International Accounting Standards Committee Foundation untuk mengawasi IASB. Pada April 2001, IASB yang baru mengambil alih tanggung jawab IASC dalam menetapkan International Accounting Standards.
IASB berkeinginan untuk membentuk satu standar pelaporan keuangan global yang berkualitas. Selama pertemuan pertamanya, badan yang baru tersebut mengadopsi IAS dan SIC (Standing Interpretation Committee) yang ada. IASB terus mengembangkan standar yang disebut dengan International Financial Reporting Standards (IFRS). Jadi IFRS adalah termasuk standar dan interpretasi yang disetujui oleh IASB serta IAS dan SIC Interpretations yang diterbitkan berdasarkan konstitusi sebelumnya.


2.2    Tujuan IFRS
Tujuan IFRS adalah memastikan bahwa laporan keuangan dan laporan keuangan interim perusahaan untuk periode-periode yang dimaksud dalam laporan keuangan tahunan, mengandung informasi berkualitas:
1.   Transparan bagi para pengguna dan dapat dibandingkan sepanjang periode yang disajikan.
2.   Menyediakan titik awal yang memadai untuk akuntansi yang berdasarkan pada IFRS.
3.   Dapat dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi manfaat untuk para pengguna.
IFRS digunakan di banyak bagian dunia, termasuk Uni Eropa, Hong Kong, Australia, Malaysia, Pakistan, negara-negara GCC, Rusia, Afrika Selatan, Singapura, dan Turki. Sejak 27 Agustus 2008, lebih dari 113 negara di seluruh dunia, termasuk seluruh Eropa, saat ini membutuhkan atau mengizinkan pelaporan berdasarkan IFRS. Sekitar 85 negara-negara membutuhkan IFRS pelaporan untuk semua, perusahaan domestik yang terdaftar. Sedangkan di Indonesia sendiri baru akan diadopsi mulai tahun 2012 mendatang.
International Financial Reporting Standards (IFRS) dijadikan sebagai referensi utama pengembangan standar akuntansi  keuangan  di  Indonesia  karena  IFRS merupakan  standar  yang  sangat  kokoh. Penyusunannya  didukung  oleh  para  ahli  dan dewan konsultatif internasional dari seluruh penjuru dunia. Mereka menyediakan waktu cukup dan didukung dengan  masukan  literatur  dari ratusan orang dari berbagai displin ilmu di seluruh dunia. Dengan telah dideklarasikannya  program konvergensi terhadap IFRS ini, maka pada tahun 2012 seluruh standar  yang  dikeluarkan  oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan IAI  akan mengacu kepada IFRS dan diterapkan oleh entitas.

2.3    Struktur IFRS
Secara keseluruhan IFRS mencakup:
1.    International Financial Reporting Standard (IFRS). Standar yang diterbitkan setelah tahun 2001.
2.    International Accounting Standard (IAS). Standar yang diterbitkan sebelum tahun 2001.
3.    Interpretations yang diterbitkan oleh International Financial Reporting Interpretations Committee (IFRIC) setelah tahun 2001.
4.    Interpretations yang diterbitkan oleh Standing Interpretations Committee (SIC) sebelum tahun 2001.

Susunan  IFRS meliputi :
1.         Penyajian laporan keuangan
2.         Pengakuan pendapatan
3.         Biaya penggajian
4.         Biaya pinjaman
5.         Pajak penghasilan
6.         Investasi pada perusahaan asosiasi
7.         Persediaan
8.         Aktiva tetap
9.         Aktiva tidak berwujud
10.     Sewa
11.     Pensiun
12.     Penggabungan usaha
13.     Kurs valuta asing
14.     Operasi segmen
15.     Kejadian setelah tanggal neraca

2.4    Manfaat Penerapan IFRS
Manfaat penerapan IFRS diantaranya :
1.    Meningkatkan kualitas standar akuntansi keuangan (SAK)
2.    Mengurangi biaya SAK
3.    Meningkatkan kredibilitas pelaporan keuangan
4.    Meningkatkan komparabilitas pelaporan keuangan
5.    Meningkatkan transparansi keuangan
6.    Menurunkan biaya modal dengan membuka peluang pengjimpun dana melalui pasar modal
7.    Meningkatkan efisiensi penyusun laporan keuangan




2.5    Konsep Pokok IFRS
1.    Tanggal pelaporan (reporting date) adalah tanggal neraca untuk laporan keuangan pertama yang secara eksplisit menyatakan bahwa laporan keuangan tersebut sesuai dengan IFRS (sebagai contoh 31 Desember 2006).
2.    Tanggal transisi (transition date) adalah tanggal neraca awal untuk laporan keuangan komparatif tahun sebelumnya (sebagai contoh 1 Januari 2005, jika tanggal pelaporan adalah31 Desember 2006). Pengecualian untuk penerapan retrospektif IFRS terkait dengan hal-hal berikut: (1) Penggabungan usaha sebelum tanggal transisi (2) Nilai wajar jumlah penilaian kembali yang dapat dianggap sebagai nilai terpilih.

2.6    Konvergensi IFRS di Indonesia
Di Indonesia, standar akuntansi yang digunakan untuk menyusun laporan keuangan yang memiliki akuntabilitas publik signifikan adalah PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan). Standar ini merupakan kumpulan dari berbagai standar Akuntansi di dunia dan telah disesuaikan untuk digunakan di Indonesia. Praktik akuntansi di setiap negara berbeda-beda, ini dikarenakan adanya pengaruh lingkungan, ekonomi, sosial dan politis di masing-masing negara tersebut. Adanya tuntutan globalisasi atau tuntutan untuk menyamakan persepsi akuntansi di setiap negara mengakibatkan munculnya Standar Akuntansi Internasional yang lebih dikenal dengan IFRS (International Financial Reporting Standards). Ini bertujuan untuk memudahkan proses rekonsiliasi bisnis dalam bisnis lintas negara.
Konvergensi dapat berarti harmonisasi atau standardisasi, namun harmonisasi dalam konteks akuntansi dipandang sebagai suatu proses meningkatkan kesesuaian praktik akuntansi dengan menetapkan batas tingkat keberagaman. Jika dikaitkan dengan IFRS maka konvergensi dapat diartikan sebagai proses menyesuaikan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) terhadap IFRS.
Pada  tahun  2008,  Ikatan  Akuntan  Indonesia (IAI) pada  hari Selasa,  23  Desember  2008  dalam rangka  Ulang  tahunnya  ke-51  mendeklarasikan rencana  Indonesia  untuk  convergence  terhadap International Financial  Reporting  Standards (IFRS) dalam pengaturan  standar  akuntansi keuangan. Pengaturan  perlakuan  akuntansi  yang konvergen dengan  IFRS  akan  diterapkan  untuk penyusunan  laporan  keuangan  entitas  yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2012. Hal  ini diputuskan  setelah  melalui  pengkajian dan penelaahan yang mendalam dengan mempertimbangkan  seluruh  risiko  dan  manfaat konvergensi  terhadap  IFRS. 
International Financial Reporting  Standards  (IFRS)  dijadikan sebagai referensi utama pengembangan standar akuntansi keuangan di Indonesia  karena  IFRS merupakan  standar  yang  sangat  kokoh. Penyusunannya  didukung  oleh  para  ahli  dan dewan konsultatif  internasional  dari  seluruh penjuru dunia. Mereka  menyediakan  waktu  cukup dan   didukung  dengan  masukan  literatur  dari ratusan orang  dari  berbagai  displin  ilmu  dan  dari berbagai macam jurisdiksi di seluruh dunia.Dengan  telah  dideklarasikannya  program konvergensi terhadap IFRS  ini,  maka  pada  tahun 2012  seluruh  standar  yang  dikeluarkan  oleh Dewan  Standar  Akuntansi  Keuangan   IAI  akan mengacu kepada IFRS dan diterapkan oleh entitas.
Lembaga profesi akuntansi IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) menetapkan bahwa Indonesia melakukan adopsi penuh IFRS pada 1 Januari 2012. Penerapan ini bertujuan agar daya informasi laporan keuangan dapat terus meningkat sehingga laporan keuangan dapat semakin mudah dipahami dan dapat dengan mudah digunakan baik bagi penyusun, auditor, maupun pembaca atau pengguna lain.
Dalam melakukan konvergensi IFRS, terdapat dua macam strategi adopsi, yaitu big bang strategy dan gradual strategy. Big bang strategy mengadopsi penuh IFRS sekaligus, tanpa melalui tahapan-tahapan tertentu. Strategi ini digunakan oleh negara-negara maju. Sedangkan pada gradual strategy, adopsi IFRS dilakukan secara bertahap. Strategi ini digunakan oleh negara – negara berkembang seperti Indonesia.
Terdapat 3 tahapan dalam melakukan konvergensi IFRS di Indonesia, yaitu:
1.    Tahap Adopsi (2008 – 2011), meliputi aktivitas dimana seluruh IFRS diadopsi ke PSAK, persiapan infrastruktur yang diperlukan, dan evaluasi terhadap PSAK yang berlaku.
2.    Tahap Persiapan Akhir (2011), dalam tahap ini dilakukan penyelesaian terhadap persiapan infrastruktur yang diperlukan. Selanjutnya, dilakukan penerapan secara bertahap beberapa PSAK berbasis IFRS.
3.    Tahap Implementasi (2012), berhubungan dengan aktivitas penerapan PSAK IFRS secara bertahap. Kemudian dilakukan evaluasi terhadap dampak penerapan PSAK secara komprehensif.

2.7    Kendala Konvergensi PSAK ke dalam IFRS
Kendala yang dihadapi saat diterapkannya IFRS di Indonesia sebagai berikut:
1.      Dewan Standar Akuntansi yang kekurangan sumber daya
2.      IFRS berganti terlalu cepat sehingga ketika proses adopsi suatu standar IFRS masih dilakukan, pihak IASB sudah dalam proses mengganti IFRS tersebut.
3.      Kendala bahasa, karena setiap standar IFRS harus diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan acapkali ini tidaklah mudah.
4.      Infrastuktur profesi akuntan yang belum siap. Untuk mengadopsi IFRS banyak metode akuntansi yang baru yang harus dipelajari lagi oleh para akuntan.
5.      Kesiapan perguruan tinggi dan akuntan pendidik untuk berganti kiblat ke IFRS.
6.      Support pemerintah terhadap issue konvergensi.

2.8    Dampak Penerapan IFRS
Dampak penerapan IFRS untuk bidang pendidikan antara lain :
1)      Perubahan mind stream dari rule based ke principle based
2)      Banyak menggunakan professional judgement
3)      Banyak menggunakan fair value accounting
4)      IFRS selalu berubah dan konsep yang digunakan dalam suatu IFRS dapat berbeda dengan IFRS lain
5)      Semakin meningkatnya ketergantungan ke profesi lain.
6)      Perubahan text-book dari US GAPP ke IFRS.
Dampak penerapan IFRS di perusahaan menimbulkan dampak positif dan negatif. Berikut ini adalah berbagai dampak yang ditimbulkan :
a)      Akses ke pendanaan internasional akan lebih terbuka karena laporan keuangan akan lebih mudah dikomunikasikan ke investor global
b)      Relevansi laporan keuangan akan meningkat karena lebih banyak menggunakan nilai wajar.
c)      Disisi lain, kinerja keuangan (laporan laba rugi) akan lebih fluktuatif apabila harga-harga fluktuatif.
d)      Principle based standards mungkin menyebabkan keterbandingan laporan keuangan sedikit menurun yakni bila penggunaan professional judgment ditumpangi dengan kepentingan untuk mengatur laba (earning management).
e)      Penggunaan off balance sheet semakin terbatas.
Dampak penerapan IFRS bagi perusahaan sangat beragam tergantung jenis industri, jenis transaksi, elemen laporan keuangan yang dimiliki, dan juga pilihan kebijakan akuntansi. Perusahaan perbankan, termasuk yang memiliki dampak perubahan cukup banyak. Perubahan tidak hanya dilakukan pada tingkat perusahaan, namun perlu juga ada perubahan peraturan Bank Indonesia, contohnya tentang penyisihan atas kredit yang disalurkan. 

2.9    Perbedaan IFRS dan PSAK
Metode penyusunan perbedaan dilakukan dengan membandingkan antara konsep yang terdapat di IFRS dengan yang terdapat dalam PSAK dan disusun berdasarkan urutan standar yang digunakan IFRS.
Dalam tulisan ini penulis sangat banyak mengambil faedah dari buku Marisi P Purba berjudul IFRS Konvergensi dan Kendala Aplikasinya di Indonesia terbitan Graha Ilmu. Buku ini sangat bermanfaat dalam membuka pikiran tentang konvergensi IFRS. Sangat direkomendasikan utk dibaca. selain itu penulis juga banyak memperoleh manfaat dari publikasi KPMG dan Deloite. Secara kerangka dasar perbedaan IFRS dan PSAK dapat dilihat pada table:
PENDAHULUAN DAN KERANGKA DASAR (IAS 1; PSAK 1)
No
Perbedaan
IFRS
PSAK
Efek Konvergensi
1
Cakupan Pengaturan
Desain IFRS diperuntukkan untuk entitas yang bersifat profitoriented  dan SME (Small Medium Enterprise). IFRS belum mengatur standar akuntansi untuk perusahaan berbasis syariah.
SAK diperuntukkan untuk Entitas yang bersifat profitoriented, Nirlaba, UKM (Usaha kecil menengah) yang disebut SAK-ENTAP, dan Perusahaan berbasis syariah.
Akan ada penerapan standar yang bersifat setengah setengah terhadap perusahaan yang berbasis syariah.
2
Kerangka Dasar
Memungkinkan penilaian aktiva tetap berwujud dan tidak berwujud menggunakan nilai wajar. Laporan keuangan harus disajikan dengan basis true and fair (IFRS Framework par 46)
Sama seperti IFRS, PSAK memberikan alternatif penggunaan nilai wajar untuk menilai kembali aktiva tetap berwujud dan tidak berwujud. Laporan keuangan disajikan dengan basis “fairly stated” (Kerangka dasar par 46)
3
Pernyataan kepatuhan akan Standar
Entitas harus membuat pernyataan eksplisit tentang kepatuhan akan standar IFRS
Entitas tidak harus membuat pernyataan kepatuhan akan SAK
Harus dibuat pernyataan eksplisit akan kepatuhan pada PSAK di CALK
4
Prinsip KetepatanWaktu (Timeliness)
Tidak diatur secara khusus kapan entitas menyajikan laporan keuangan
Dianjurkan agar entitas menyajikan laporan keuangan paling lama 4 bulan setelah tanggal neraca
Perlunya penyesuaian aturan terkait dengan kewajiban entitas untuk memenuhi kewajiban perpajakan dalam menyampaikan SPT Tahunan paling lambat tanggal 31 Maret untuk WP Orang Pribadi dan 30 April untuk WP Badan
5
Basis Standar
Menganut standar akuntansi berbasis prinsip untuk meningkatkan transparansi, akuntabilitas, dan keterbandingan laporan keuangan antar entitas secara global.
Menganut standar akuntansi berbasis aturan.
6
PrinsipKonservatif
Tidak lagi mengakui prinsip konservatif, namun diganti dengan prinsip kehati-hatian (Prudence)
Masih mengkui prinsip konservatif

Contoh Perbedaan Antara IFRS dan PSAK
PENGUNGKAPAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN (IAS 1; PSAK 1 REV 1998)

No
Perbedaan
IFRS
PSAK

1
KomponenLaporan Keuangan yang lengkap
Komponen laporan keuangan lengkap terdiri atas :
·   Laporan posisi keuangan (neraca)
·   Laporan laba rugi komprehensif
·   Laporan perubahan ekuitas
·   Laporan arus kas
·   Catatan atas laporan keuangan
·   Laporan posisi keuangan komparatif awal periode dan penyajian retrospektif terhadap penerapan kebijakan akuntansi
Komponen laporan keuangan lengkap terdiri atas :
·   Neraca
·   Laporan laba rugi
·   Laporan perubahan ekuitas
·   Laporan arus kas
·   Catatan atas laporan keuangan

2
Pengungkapan dalam Laporan posisi keuangan (neraca)
Berdasar ilustrasi IFRS :
Berdasar PSAK:

Aset:
-   Aset Tidak Lancar
-   Aset lancar
Ekuitas:
-   Ekuitas yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk
-   Hak non pengendali
Aset:
-     Aset Lancar
-     Aset Tidak Lancar
Liabilitas:
-   Liabilitas jangka pendek
-   Liabilitas jangka panjang

Ekuitas:
-      Hak non pengendali
-      Ekuitas yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk

Liabilitas:
-    Liabilitas jangka panjang
-    Liabilitas jangka pendek


3
Istilah minority interest
Istilah minority interest (hak minoritas) diganti menjadi non controlling interest (hak non pengendali) dan disajikan dalam Laporan perubahan ekuitas.
Menggunakan istilah hak minoritas

4
Pos luar biasa (extraordinary item)
Tidak mengenal istilah pos luar biasa (extraordinary item)
Masih memakai istilah pos luar biasa (extraordinary item)

5
Penyajian liabilitas jangka panjang yang akan dibiayai kembali
Liabilitas jangka panjang disajikan sebagai Liabilitas jangka pendek jika akan jatuh tempo dalam 12 bulan meskipun perjanjian pembiayaan kembali sudah selesai setelah periode pelaporan dan sebelum penerbitan laporan keuangan
Tetap disajikan sebagai Liabilitas jangka panjang

6
Tanggung jawab laporan keuangan
Tidak diatur
Manajemen

7
sumber
IAS1, Presentation of Financial Statements
PSAK no.1 (revisi 1998), penyajian laporan keuangan























BAB III
KESIMPULAN
Awalnya Indonesia menggunakan PSAK sebagai standar penyusunan laporan keuangan, namun seiring dengan adanya globalisasi dan meningkatnya kebutuhan laporan keuangan berbasis internasional maka Indonesia mulai mengadopsi IFRS pada tahun 2012. Hal ini bertujuan untuk memudahkan proses rekonsiliasi bisnis dalam bisnis lintas negara. IFRS memiliki tujuan untuk memastikan bahwa laporan keuangan dan laporan keuangan interim perusahaan untuk periode-periode yang dimaksud dalam laporan keuangan tahunan, mengandung informasi berkualitas.
Indonesia melakukan konvergensi IFRS. Konvergensi disini dimaksudkan sebagai proses menyesuaikan Standar Akuntansi Keungan (SAK) terhadap IFRS. Dalam melakukan konvergensi IFRS, terdapat dua macam strategi adopsi, yaitu big bang strategy dan gradual strategy. Indonesia menggunakan gradual strategy, dimana dalam pengadopsiaannya dilakukan secara bertahap. Dalam pelaksanaan IFRS di Indonesia masih ditemukan kendala-kendala seperti kendala dalam sumber daya, bahasa, infrastruktur, dan juga support pemerintah terhadap konvergensi.
Selain kendala yang dihadapi, IFRS juga memberikan dampak yang beragam baik itu dampak positif maupun dampak negative dibeberapa bidang seperti dibidang pendidikan dan di perusahaan. Dampak IFRS bagi perusahaan tergantung jenis industri, jenis transaksi, elemen laporan keuangan yang dimiliki, dan juga pilihan kebijakan akuntansi. 









DAFTAR PUSTAKA
https://erdiawanprasetyo.wordpress.com/2014/07/03/perbandingan-antara-ifrs-dengan-psak-4eb04/



VERSI WORD

No comments:

Post a Comment