Wednesday, April 19, 2017

PEMERIKSAAN AKUNTANSI 2 -- Temuan Kekurangan (Deficiency Findings) dan Pelaporan Hasil Manajemen Audit

TEMUAN KEKURANGAN (DEFICIENCY FINDINGS)
DAN
PELAPORAN HASIL MANAJEMEN AUDIT

Disusun Oleh :
Christella Sutjiadi
22214378
Felicia Mariska Hendrikasari
24214148
Indri Ismayati
25214319
Luzhi Resti Wibisono
26214206
Maria Goretti Kurnia Sari
26214380
Mayanti Debora
26214514
Rico Prasetyo
29214274
Rudiyanto
29214847
Yanita Kristanti
2C214353

KELAS 3 EB 28

UNIVERSITAS GUNADARMA
KOTA BEKASI
ATA 2016/2017
Kata Pengantar


Assalamu’alaikum wr.wb
Puji  dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, dimana berkat rahmat dan hidayahnya kami mampu menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi 2 yang berjudul “TEMUAN KEKURANGAN (DEFICIENCY FINDINGS) DAN PELAPORAN HASIL MANAJEMEN AUDIT”.
Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih terdapat banyak kekurangan, baik pada teknis penulisan maupun materi. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak baik dari dosen pengajar maupun dari teman-teman saya harapkan demi penyempurnaan makalah ini, dan agar dalam pembuatan makalah-makalah selanjutnya dan di waktu yang akan datang bisa lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya. Sekian dan terima kasih.
Wassalamu’alaikum wr.wb



Bekasi, 6 April 2017


                                                                                               
                                         
Daftar Isi

Kata Pengantar.................................................................................................................. ii
Daftar Isi........................................................................................................................... iii
A.      Bentuk Temuan Kekurangan...................................................................................... 1
B.       Usulan untuk Perbaikan.............................................................................................. 1
C.       Karakteristik Temuan Audit...................................................................................... 2
D.      Pendekatan................................................................................................................. 3
E.       Tingkat Signifikan...................................................................................................... 4
F.        Unsur-unsur Temuan Kekurangan............................................................................. 6
G.      Menjual Temuan Audit.............................................................................................. 8
H.      Peran Laporan Pemeriksaan Audit............................................................................ 9
I.          Nilai Laporan Pemeriksaan Manajemen..................................................................... 9
J.         Tujuan Suatu Laporan Audit.................................................................................... 10
K.      Standar Kualitas....................................................................................................... 11
L.       Komponen Biaya dalam Laporan Pemeriksaan Manajemen.................................... 12
M.     Mengembangkan Biaya dan Kualitas Laporan........................................................ 12
Daftar Pustaka.................................................................................................................. iv







A.           BENTUK TEMUAN KEKURANGAN
Temuan kekurangan menggambarkan kondisi atau tindakan yang seharusnya tidak demikian, termasuk sistem yang tidak mencapai tujuan yang diinginkan. Temuan kekurangan juga termasuk tindakan yang dimabil secara tidak tepat, tindakan yang seharusnya diambil tetapi tidak diambil, dan tindakan yang seharusnya tidak diambil akan tetapi diambil. Pendek kata, temuan kekurangan adalah penyimpangan/deviasi dari norma-norma yang diharapkan atau standard yang diharapkan/ditentukan.
Transaksi yang mengakibatkan kerugian besar dan yang sudah berwujud sudah barang tentu mendapat perhatian yang besar. Akan tetapi kekurangan juga termasuk kelemahan baik dalam sistem maupun pengendalian ; kerugian tidak dapat secara eksplisit ditunjukkan, akan tetapi kemungkinan kerugian ada. Karena mereka biasanya berkesinambungan, pengendalian yang lemah dapat merupakan resiko yang lebih besar terhadap perusahaan, walaupun kerugian rupiah khususnya tidak dapat dinyatakan.
Temuan kekurangan mungkin merupakan bukti yang paling nyata dari pekerjaan internal audit. Sekarang ini kata temuan (finding) merupakan istilah yang tidak cocok/salah (misnomer). Ia tidak perlu apa yang auditor secara harfiah temukan (fraud),kondisi telah terdapat pada waktu auditor memunculkannya pada permukaan dan mungkin telah diketahui oleh auditee. Lebih dari itu, kata ‘finding’ merupakan suatu penilaian yang logis dan informasi yang auditor telah gabungkan bersama. Informasi ini kemudian dapat menunjukkan bahwa sistem khususnya atau tindakan mempunyai akibat yang tidak baik dalam operasi.

B.            USULAN UNTUK PERBAIKAN
Sebuah temuan kekurangan menggambarkan sesuatu yang salah, atau sesuatu yang sedang berjalan tidak benar. Auditor juga menghadapi transaksi atau kondisi yang pada hakikinya tidak salah, akan tetapi dapat dilakuakn perbaikan. Sebagai contoh, membayar produk yang tidak pernah diterimasudah barang tentu salah, apabila jumlah uang yang terlibat cukup besar, ini adalah kekurangan yang dapat dilaporkan. Di samping itu, suatu bentuk memo penerimaan yang janggal untuk digunakan mencatat penerimaan tidak beralasan dipertimbangkan sebagai suatu kekurangan, terutama apabila internal auditor tidak dapat menunjukkan kesalahan dan perhitungan penerimaan. Di beberapa perusahaan, ini secara sederhana diberi judul “Usulan untukperbaikan (suggestion for Improvement), bukan rekomendasi untuk perbaikan kekurangan, da tidak membawa konotasi temuan kesalahan dengan judul ”kekurangan” (deficiency).
Pada dasarnya kekurangan-kekurangan harus dikoreksi, suatu usaha untuk memperbaiki suatu kondisi, sesuatu yang tidak melanggar peraturan atau standar yang ditentukan, adalah hal lain. Dalam hal demikian, manajer harus mempunyai hak untuk memutuskan apakah mengiplementasikan usulan atau tidak. Suatu usulan mengotomatisasikan sistem adalah suatu usulan untuk perbaikan. Manajer operasi harus mempunyai kekuasaan untuk menerima atau menolaknya. Tanggung jawab tersebut seharusnya membawa kekuasaan untuk memutuskan bagaiman menjalankannya sesuai dengan itu.Usaha untuk perbaikan seharusnya di pandang sebagai usulan dan dikonsepkan agar mereka tidak jatuh pada kategori yang sama sebagai kekurangan.

C.            KARAKTERISTIK TEMUAN AUDIT
Temuan audit merupakan hal-hal yang berkaitan dengan pernyataan tentang fakta baik yang bersifat positif maupun negatif.
Temuan audit yang bersifat negatif (eksepsi/defisiensi) merepresentasikan area yang memiliki tingkat risiko yang tinggi, sehingga auditor menyertakan rekomendasi untuk memperbaiki pengendalian/sistem/operasional organisasi. Dalam pelaporan hasil audit, baik temuan yang bersifat positif maupun yang bersifat negatif harus disajikan secara berimbang/proporsional.
Menurut Sawyer et al. (2005), audit manajemen diperlukan untuk mengidentifikasi kondisi-kondisi yang membutuhkan tindakan perbaikan. Penyimpangan-penyimpangan dari norma-norma atau kriteria-kriteria yang dapat diterima disebut temuan audit (audit findings).
            Temuan audit bisa memiliki bermacam-macam bentuk dan ukuran, misalnya temuan-temuan tersebut dapat menggambarkan:
1.      Tindakan-tindakan yang seharusnya diambil, tetapi tidak dilakukan, seperti pengiriman yang dilakukan tetapi tidak ditagih.
2.      Tindakan-tindakan yang dilarang, seperti pegawai yang mengalihkan sewa dari perlengkapan perusahaan ke perusahaan kontrak pribadi untuk kepentingannya sendiri.
3.      Tindakan-tindakan tercela, seperti membayar barang dan perlengkapan pada tarif yang telah diganti dengan tarif yang lebih rendah pada kontrak yang lebih menguntungkan.
4.      Sistem yang tidak memuaskan, seperti diterimanya tindak lanjut yang seragam untuk klaim asuransi yang belum diterima padahal klaim tersebut bervariasi dalam jumlah dan signifikansinya.
5.      Eksposur-eksposur risiko yang harus dipertimbangkan.
Meskipun temuan-temuan audit sering kali disebut sebagai “kekurangan” (deficiency), banyak organisasi merasa bahwa istilah tersebut terlalu negatif. Dalam kenyataannya, bahkan istilah “temuan” dianggap terlalu negatif di beberapa tempat. Kata-kata seperti “kondisi” dianggap lebih nyaman dan tidak memberi ancaman, serta tidak menimbulkan tanggapan defensif di pihak klien (Sawyer et al., 2005).

Karakterisitik temuan audit yang layak untuk dilaporkan, yaitu sebagai berikut:
1.      Signifikan dan didukung oleh bukti audit (fakta dan bukan opini)
2.      Objektif dan relevan dengan masalah yang dihadapi
3.      Mendukung kesimpulan yang logis, beralasan, dan dapat mendorong manajemen untuk melakukan tindak lanjut berdasarkan hasil audit
4.      Mungkin tidak signifikan, tetapi menunjukkan gejala masalah yang potensial terjadi di masa depan. Pelaporan secara lisan, diskusi dengan manajemen auditee dan memastikan tindak lanjut manajemen sebagai langkah preventif atau detektif, merupakan bentuk penanganan yang dapat diterima atas temuan audit yang dimaksud.

D.                PENDEKATAN
            Mengembangkan fakta dan detail dalam suatu temuan kekurangan yang signifikan dan dapat dilaporkan adalah suatu keterampilan yang diperlukan. Ia memerlukan diskusi berdasarkan pengalaman, apa uang mungkin seperti suatu kekurangan serius oleh seorang awan mungkin merupakan suatu penyimpangan yang sepele bagi seorang internal auditor yang professional.
            Menemukan penyimpangan yang kecil pada setiap proses yang berlangsung adalah mudah. Kesempurnaan adalah jarang dan harganya sering jauh terlalu tinggi. Usaha yang diperlukan untuk mencapai 5% kemurnian yang terakhir dapat melebihi biaya untuk mencapai 91%  kemurnian yang pertama. Internal auditor harus realistis, mereka harus wajar dalam penilaian dan kesimpulan mereka. Mereka harus berusaha secara baik untuk mengembangkan temuan mereka. Sebab itu, apabila internal auditor mengadakan pendekatan terhadap formulasi dan komunikasi dari temuan kekurangan- kekurangan, mereka harus mempertimbangan faktor- faktor berikut:
1.      Peninjauan hal- hal yang sudah terjadi (hindsight) adalah tidak wajar dan realistis. Internal auditor seharusnya mempertimbangkan keadaan yang terdapat pada waktu kekurangan terjadi. Keputusan manajemen adalah berdasarkan fakta yang tersedia pada waktu itu. Internal auditor seharusnya tidak mengkritik suatu keputusan yang tampaknya karena mereka tidak setuju dengannya atau karena mereka mempunyai informasi yang tidak tersedia dalam mengambil keputusan. Internal auditor seharusnya tidak mensubstitusi penilaian audit untuk penilaian manajemen.
2.      Auditor, bukan auditee, harus mempunyai bukti yang cukup untuk melaporkan. Apabila suatu kekurangan belum seluruhnya dibuktikan terhadap keputusan dari setiap tujuan, orang yang beralasan, sebaiknya tidak dilaporkan.
3.      Internal auditor sudah barang tentu tertarik pada perbaikan- perbaikan dalam performa, akan tetapi performa tidak perlu mendapat kritikan hanya karena ia kurang dari 100%.
4.      Internal auditor tidak dapat mengambil posisi bahwa suatu kondisi adalah defektif secara gampang karena mereka ada. Pengembangan suatu temuan harus dinyatakan kepada yang lain mengenai kepantasan dan alasan dari konklusinya.
5.      Internal auditor harus melangkah ke belakang temuan mereka. Mereka harus mencari secara obyektif untuk menganalisis temuan mereka atas kekurangan yang mungkin dan penalaran yang keliru.
Internal auditor, seperti pendukung lain dari suatu ide, tergoda merasionalisasi. Interpretasi yang akan mendukung temuan mereka. Setelah menyelidiki dengan banyak waktu dan usaha, auditor cenderung melindungi investasi dan mempertahankan temuan terhadap pertanyaan logis yang sempurna.

E.                 TINGKAT SIGNIFIKAN
            Tidak ada 2 temuan kekurangan yang persis sama. Setiap temuan akan mewaklili tingkat aktual kerugian atas resiko potensialnya. Memberikan tekanan audit yang sama terhadap kesalahan klerikal random seperti terhadap kelebihan membayar Rp 1.000.000,- adalah jelas tidak logis. Internal auditor harus mempertimbangkan tingkat kerusakan suatu kondisi kekurangan sebelum mengkomunikasikan kondisi tesebut kepada manajemen.
            Setiap penyimpangan yang tidak signifikan, jenis kesalahan klerikal yang semua organisasi mengalami, tidak memerlukan tindakan formil. Sesungguhnya, memasukkan penyimpangan yang tidak signifikan dalam suatu laporan audit yang formal akan tidak produktif. Pertama, ia akan menodai temuan yang benar- benar signifikan dalam laporan, menyatakan secara tidak langsung bahwa internal auditor tidak dapat melihat perbedaan antara tahi lalat (flyspeck) dan noda bintik (blot). Kedua, ia mengekalkan atau menghidupkan terus menerus suatu stereotip yang tidak diinginkan yaitu internal auditor sebagai orang yang banyak bicara (Nitpicker). Kesalahan yang tidak signifikan seharusnya tidak disembunyikan atau diabaikan. Tindakan yang dapat diterima adalah :
1.      Mendiskusikan kesalahan dengan individu yang bertangung jawab.
2.      Melihat bahwa tindakan korektif diambil.
3.      Mencatat masalah secara singkat dalam kertas kerja, dan
4.      Keluarkan penyimpangan yang kecil dari laporan internal audit.
Apakah ini berarti kesalahan klerikal random tidak perlu dilaporkan? Sama sekali tidak. Apabila kesalahan ini merupakan gejala masalah yang lebih besar dibelakangnya, maka sudah barang tentu, tindakan seharusnya berbeda. Apabila kesalahan adalah secara langsung akibat pelatihan karyawan yang jelek, supervise yang tidak efektif, atau instruksi tertulis yang tidak jelas, maka kelemahan tersebut merupakan kekurangan. Kesalahan, tampaknya merupakan bukti bahwa terdapat kekurangan. Mereka mendorong anggapan auditor bahwa kekurangan yang lebih besar akan dikoreksi.
Temuan yang besar (major findings) merupakan suatu yang akan melindungi suatu organisasi atau suatu unit dalam suatu organisasi untuk memenuhi tujuan utama. Sedangkan suatu kekurangan yang kecil (minor deficiency) adalah suatu yang memerlukan pelaporan karena ia lebih daripada kesalahan random manusia. Ia akan mengakibatkan akibat negatif terus-menerus apabila tidak dikoreksi, dan cukup signifikan untuk membawa perhatian manajemen. Suatu kekurangan minor tidak menghalangi tercapainya tujuan utama perusahaan atau salah satu unitnya. Kekurangan dalam kas kecil adalah suatu contoh dari keadaan demikian.
Garis antara temuan besar dan kecil dapat menjadi sulit dipisahkan. Penilaian audit yang baik diperlukan untuk membedakan antara keduanya.

F.                  UNSUR-UNSUR TEMUAN KEKURANGAN
            Semua temuan kekurangan yang dilaporkan harus terdiri dari unsur-unsur utama yang tertentu. Internal auditor dan supervisor harus secara mendalam mengetahui unsur-unsur sebagai berikut.
1.        Standar – apa yang seharusnya operasi selesaikan
Langkah pertama yang signifikan dalam mengembangkan suatu temuan audit adalah memasukkan 2 hal dalam konsep standar, yaitu (1) tujuan yang merupakan apa yang manajemen ingin mencapainya dan (2) kualitas pencapaiannya.
Auditor harus mempunyai ukuran standar. Mereka harus mengidentifikasi standar atau kriteria yang absah dari performa. Mereka harus mengetahui apa yang seharusnya. Sebelum mereka dapat mengkritik, harus ada standar yang mendasarinya.
Di samping itu, manajemen mungkin belum menetapkan standar. Dalam kasus demikian, internal auditor harus menentukan apa yang layak untuk mencapai suatu tujuan perusahaan. Standar demikian seharusnya tidak diterapkan sampai perjuangan tercapai dengan auditee.
2.        Kondisi – apa yang operasi sebenarnya selesaikan
Istilah “kondisi” biasanya mengandung arti hasil faktual, yaitu apa yang internal auditor temukan melalui observasi, pertanyaan, analisis, verifikasi dan investigasi. Kondisi merupakan inti temuan. Kondisi merupakan suatu potret dari apa yang auditor lihat dan temukan. Informasi yang dikumpulkan harus cukup, kompeten dan relevan. Ia harus dapat menghadapi setiap serangan. Ia harus merupakan representatif dari jumlah populasi atau sistem di bawah peninjauan, atau kalau ada masalah tersendiri, ia merupakan suatu kekurangan yang signifikan, auditee harus setuju dengan fakta yang disajikan.
3.        Prosedur dan praktek – apa yang seharusnya dilakukan dan apa yang benar-benar dilaksanakan
Prosedur dan praktek berhubungan dengan metode yang dibuat untuk mencapai suatu tujuan dan standar. Prosedur adalah instruksi manajemen, biasanya tertulis. Praktek adalah cara sesuatu dilaksanakan, baik benar atau salah. Prosedur dapat mengkontribusi suatu kondisi yang tidak memuaskan atau praktek dapat melanggar suatu prosedur yang memadai. Dalam mengembangkan temuan, auditor harus mencari untuk menentukan prosedur apa, atau prosedur yang seharusnya, dan praktek apa yang diikuti.
4.        Penyebab – apa sebabnya penyimpangan standar terjadi
Penyebab yang dasar menjelaskan apa sebabnya terjadi penyimpangan terhadap standar. Apa sebabnya tujuan tidak dicapai. Identifikasi penyebab adalah penting untuk pencegahan. Kecuali kalau penyebab diketahui, rekomendasi untuk tindakan korektif hanya dapat menunjukkan gejala-gejala dan bukan penyakitnya. Setiap temuan kekurangan dapat ditelusuri terhadap penyimpangan dan apa yang diharapkan. Hanya apabila penyimpangan dapat diidentifikasi dan penyebab dapat diketahui, masalah dapat diatasi.
5.        Akibat – apa yang terjadi atau dapat terjadi karena kondisi tidak memenuhi standar
Pengaruh menjawab pertanyaan “apa jadinya”. Andaikan semua fakta disajikan, apa jadinya? Siapa atau apa yang dilukai, dan bagaimana jeleknya? Apa konsekuensinya? Internal auditor harus dapat menyatakan hasil dan kondisi yang tidak diingikan. Hasil yang jelek itu seharusnya signifikan-tidak hanya beberapa deviasi dari prosedur. Pengaruh (effect) merupakan unsur yang diperlukan untuk meyakinkan auditee dan manajemen yang lebih tinggi bahwa kondisi yang tidak diinginkan, apabila dibiarkan berjalan terus akan mengakibatkan kerugian serius dan akan memakan biaya yang lebih besar dibandingkan tindakan yang diperlukan untuk mengoreksi masalah. Dalam temuan ekonomi dan efisiensi, pengaruh biasanya diukur dalam rupiah. Dalam semua efektivitas, pengaruh biasanya merupakan ketidak mampuan menyelesaikan beberapa hasil akhir yang diinginkan atau ditugaskan.
6.        Kesimpulan – apa yang perlu diperbaiki
Kesimpulan harus ditunjang oleh fakta. Simpulan merupakan penilaian profesional bukan suatu rincian ceritera. Simpulan menyatakan tindakan potensial dan menunjukkan bahwa biaya memperbaiki kekurangan akan melebihi manfaat. Simpulan menggunakan pengaruh yang dikuantifisir sebagai batu loncatan untuk menunjukkan perlunya tindakan.
7.        Rekomendasi – bagaimana perbaikan dapat dilakukan
Rekomendasi menggambarkan tindakan yang manajemen seharusnya pertimbangkan, baik meralat kondisi yang telah menjadi buruk, memperkuat kelemahan dalam sistem dan pengawasan atau kedua-duanya. Rekomendasi harus positif dalam sifatnya, harus spesifik mungkin, dan harus mengidentifisir siapa yang bertindak atasnya.
Rekomendasi audit membawa bibit kebahayaan. Apabila manajemen diberitahukan bahwa tindakan yang direkomendasi oleh auditor merupakan tindakan satu-satunya yang harus diambil, tindakan mungkin kembali mendatangi auditor. Identifikasi suatu kondisi yang dengan sikap auditor yang demikian, auditee akan menjalin hubungan kerja yang baik dengan auditor, sikap akan jauh lebih diperbaiki apabila temuan secara penuh dan secara jelas dikomunikasikan agar auditee dan auditor mempunyai suatu pandangan umum atas fakta dan interprestasi mereka. Aspek menjual ini perlu memerlukan presentasi lisan, termasuk gambar dan lampiran.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa :
1.      Temuan difisiensi menggambarkan kondisi yang salah dan harus diperbaiki. Usaha-usaha untuk perbaikan merupakan petunjuk yang membantu bahwa manajer dapat atau tidak dapat menyetujuinya. Temuan kekurangan secara fisik tidak langsung menyatakan kritikan. Sebab itu, mereka harus secara berhati-hati dikembangkan agar temuan itu sendiri tidak menjadi subyek kritikan. Temuan harus tepat, signifikan, logis dan disajikan untuk tindakan perbaikan.
2.      Unsur manusia sangat penting sehubungan dengan kekurangan. Tidak ada orang yang suka dikritik, orang akan keberatan melihat kelemahannya dibesar-besarkan. Rahasia agar temuan kekurangan dapat diterima adalah menghindari implikasi dan penunjukkan langsung. Apabila auditee melihat suatu kondisi sebagai “temuan” dan tindakan koreksi kami”, mereka tampaknya lebih dapat menerima temuan dan melakukan tindakan korektif yang diperlukan.

G.                MENJUAL TEMUAN AUDIT
Internal auditor harus dapat menjual temuan auditnya daripada hanya sekedar menyapaikan temuannya. Proses menjual temuan audit seharusnya dimulai sejak dini. Pada pertemuan pendahuluan, auditor harus meyakinkan auditee bahwa:
1.        Auditee akan disampaikan secara benar setiap kekurangan yang auditor temukan
2.        Temuan dan pendukung temuan tersebut kedua-duanya akan didiskusikan secara menyeluruh
3.        Setiap pertanyaan yang berhubungan dengan fakta akan dipecahkan sebelum masalah dilaporkan
4.        Auditee akan diberi setiap kesempatan untuk menginisiasi tindakan korektif

H.                PERAN LAPORAN PEMERIKSAAN AUDIT
Melaporkan hasil audit kepada manajemen merupakan bagian yang terpenting dan menantang dari pekerjaan seorang manajemen auditor. Nilai pekerjaan manajemen auditor bukan datang dari pengumpulan informasi, akan tetapi berasal dari penilaian dan presentasi informasi tersebut. Kesadaran dan akseptasi manajemen terhadap konklusi dan tindakan yang cepat dalam menanggapi masalah yang dilaporkan adalah ukuran keberhasilan manajemen auditor.

I.                    NILAI LAPORAN PEMERIKSAAN MANAJEMEN
Laporan audit memainkan peran yang unik dan berpengaruh dalam suatu organisasi. Ia merupakan suatu dokumen yang didistribusikan secara regular kepada manajemen senior, dewan direksi, dan panitia audit. Laporan audit termasuk rekomendasi-rekomendasi untuk perubahan dalam prosedur dan standar. Ia meminta perhatian terhadap area yang mempunyai resiko tinggi. Ia melaporkan penilaian terhadap kualitas dari sistem dan prosedur.
Berdasarkan laporan ini, manajemen memutuskan arahan, strategi, dan prioritas. Akseptasi terhadap rekomendasi audit dapat mempengaruhi biaya dan laba suatu organisasi. Inilah laporan yang menejemn bayarkan untuk membiayai pemeriksaan manajemen. Bagi manajemen senior, dokumen ini adalah satu-satunya produk yang dihasilkan manajemen auditor. Rencana, anggaran, kertas kerja, dan penilaian resiko adalah alat manajemen auditor untuk menyusun produk final.
Bagi manajemen auditor, laporan audit memakan banyak waktu karena sebagian besar waktu audit dianggarkan untuk perencanaan dan pekerjaan lapangan. Dalam kenyataannya penulisan laporan adalah sulit dan memerlukan banyak waktu. Pekerjaan manajemen auditor adalah menghasilkan laporan yang berkualitas sebaik mungkin sambil mengendalikan biaya produksi.

J.                   TUJUAN SUATU LAPORAN AUDIT
Laporan audit manajemen adalah untuk memenuhi tujuan manajemen, bukan untuk auditor. Sebab itu, untuk memproduksi suatu laporan yang berkualitas, manajemen auditor pertaman-tama harus menentukan bagaimana manajemen akan menggunakan laporan-laporan. Karena eksekutif mengarahkan dan memantau organisasi, mereka meminta bantuan pemeriksaan manajemen untuk menyadarkan mereka resiko sekarang, area masalah, dan masalah-masalah pengendalian. Apabila masalah dan resiko diidentifikasikan dalam laporan audit, manajemen ingin mengetahui tindakan apa yang sedang atau telah dilakukan untuk mengatasinya. Dalam menentukan apakah akan mengambil tindakan atas rekomendasi audit, manajemen perlu menerima keabsahan dan butir-butir audit yang signifikan.
Tujuan dari laporan audit adalah:
1.      Untuk member informasi (to inform)
Pembaca eksekutif ingin dibuat sadar atas hasil pekerjaan audit dan diberi informasi mengenai simpulan audit. Laporan manajemen audit harus menyajikan butir penting ini dengan mudah dan cepat dimengerti manajemen.
2.      Untuk mendesak (to persuade)
Informasi yang disajikan kepada manajemen tingkat senior harus secara langsung signifikan terhadap organisasi. Manajemen harus diyakinkan terhadap manfaat dari rekomendasi sebelum rekomendasi tersebut disetujui untuk diambil tindakan. Manajemen senior harus dilihat nilai informasi yang disajikan sebelum ia memberikan dukungan kepada manajemen audit.
3.      Untuk mendapatkan hasil (to get result)
Nilai yang terakhir dari laporan audit adalah kemampuan untuk mempromosi tindakan. Akseptasi perubahan yang direkomendasikan untuk mengurangi resiko, mencegah masalah, dan mengoreksi kesalahan adalah hasil yang diharapkan dari laporan. Semua pemeriksaan dan metode pelaporan mempunyai tujuan utama yaitu: mendapatkan hasil (getting result).
Laporan audit bukan ditulis untuk menggambarkan jumlah pemeriksaan yang dilakukan, untuk mendokumentasikan prosedur operasi, atau untuk mendidik pembaca tentang rincian sistem dan kebijakan. Usaha untuk memenuhi tujuan ini dalam laporan audit akan melayangkan fokus mereka, mengurangi perhatian pembaca, dan melemahkan kekuatan persuasif. Laporan audit menyajikan konklusi dan rekomendasi departemen audit.

K.                STANDAR KUALITAS
Laporan audit manajemen harus berkualitas, adapun standar kualitas laporan audit manajemen yakni:
1.        Langsung
Artinya penyampaian dalam penulisan isinya tidak berbelit-belit. Dan menggunakan kalimat pembuka yang bersifat konklusif.
2.        Laporan yang ringkas
Artinya dalam laporan audit hanya tercermin informasi-informasi yang relevan. Dan laporan disusun berdasarkan prioritas informasi sesuai tingkat signifkasinya.
3.        Sesuai kondisi
artinya dalam bentuk penyajiannya haruslah sesuai dengan pembacanya. Gaya bahasa ataupun nadanya haruslah mampu dimengerti oleh pembaca.
4.        Persuasif
Artinya laporan harus menunjukan dukungan dari semua data-data pendukunganya dan kesimpulan yang ada. Rekomendasi yang disarankan bermanfaat bagi pembaca.
5.        Konstrukif
Dalam hal ini, laporan lebih menekankan pada penyebab dan bukan gejalanya. Kemudian terdapat temuan yang positif dan juga negative.
6.        Orientasi pada hasil
Dalam laporan audit, orientasi utamanya memberikan solusi dan sebaiknya menjelaskan tindakan yang telah diambil manajemen.
7.        Menarik
Laporan audit harus disajikan semenarik mungkin agar mudah dipahami oleh manajemen dan tidak menimbulkan kesalah pengertian.
8.        Tepat waktu
Dalam penyusunan laporan audit tidak boleh mengulur-ulur waktu, laporan audit harus diserahkan kepada manajemen sesuai waktu yang telah ditentukan.
9.        Laporan yang disusun diusahakan seimbang dengan biaya yang digunakan.
Manajemen mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk melakukan audit, maka dari itu kualitas laporan audit harus sesuai dengan biaya yang sudah dikeluarkan manajemen.

L.                 KOMPONEN BIAYA DALAM LAPORAN PEMERIKSAAN MANAJEMEN
Selain mengembangkan dan memenuhi tujuan kualitas, auditor harus juga melakukan pengendalian biaya dan pencapaian standar. Komponen biaya suatu laporan pemeriksaan manajemen adalah:
1.      Biaya Analisis (Analitical Costs)
Merupakan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan audit itu tersendiri, termasuk perencanaan pekerjaan lapangan, dan pengembangan dan presentasi simpulan, yang merupakan komponen biaya yang terbesar dari laporan. Jumlah hari audit dikalikan rata-rata biaya staf harian menentukan biaya untuk menghasilkan substansi laporan.
2.      Biaya Administrasi (Administrative Costs)
Merupakan biaya tambahan berasal dari waktu administrasi yang diperlukan untuk menerbitkan laporan, termasuk waktu yang dihabiskan dalam pengembangan standar laporan, definisi format, dan pelatihan dan instruksi yang diberikan kepada staf.
3.      Biaya Persetujuan (Agreement Costs)
Nilai laporan tidak tercapai sampai dengan auditor telah mencapai persetujuan dengan manajemen dan masalah telah diatasi. Waktu yang digunakan untuk presentasi laporan, menyetujui jawaban, dan menindaklanjuti setiap item yang belum diselesaikan setelah laporan diterbitkan adalah komponen dari biaya persetujuan.
Mencapai kualitas standard dan mengendalikan biaya memungkinkan auditor lebih baik mengukur nilai laporan dan mengidentifikasi hasil (payback) yang diterima manajemen dari investasi atas pekerjaan audit. Laporan yang berorientasi hasil member manfaat kepada setiap tingkat manajemen, dengan member informasi kepada mereka secara baik, mengusahakan akseptasi mereka, dan menimbulkan perubahan-perubahan yang positif.

M.               MENGEMBANGKAN BIAYA DAN KUALITAS LAPORAN
Nilai = Kualitas - Biaya



Komponen Biaya
Komponen Kualitas
Analisis:
Perencanaan di pekerjaan lapangan
Terus terang
Ringkas
Administratif:
Menyusun, menelaah, mengedit, mengetik, dan proofreading
Sesuai
Persuasi
Nada yang konstruktif
Penyajian:
Presentasi, solusi, dan tindak lanjut.
Orientasi terhadap hasil
Mengundang dibaca dan tanggapan yang baik
Tepat waktu

Manajemen auditor perlu mengembangkan biaya dan kualitas laporan untuk mendapatkan nilai yang lebih tinggi dari laporan pemeriksaan manajemen. Nilai laporan adalah kualitas dikurangi biaya (Value = Quality – Costs). Kualitas harus lebih besar daripada biaya, agar laporan audit mempunyai nilai. Dengan kata lain, biaya yang tinggi masih dapat dimaafkan, akan tetapi kualitas laporan yang baik harus tetap dipertahankan/tidak boleh dikorbankan.





DAFTAR PUSTAKA

Tunggal, Amin Widjaja. 2000. “MANAJEMEN AUDIT Suatu Pengantar”. Jakarta: Rineka Cipta.











VERSI WORD
https://drive.google.com/file/d/0B5HDJLwyU-fdYV94cnp5WHY5ZzQ/view?usp=sharing

No comments:

Post a Comment