Thursday, July 12, 2018

PENULISAN/PENELITIAN ILMIAH -- Analisis Sistem Akuntansi Penjualan Tunai pada Waroeng Digital


ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN TUNAI
PADA WAROENG DIGITAL

Christella Sutjiadi
Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi
Universitas Gunadarma, 2017

ABSTRAKSI
Teknologi yang berkembang pesat membuat perusahaan membutuhkan sistem yang tepat untuk membantu manajemen mengendalikan perusahaan, salah satunya dengan adanya sistem akuntansi penjualan tunai.
Tujuan dari penulisan ilmiah ini, untuk mengetahui sistem akuntansi penjualan tunai yang diterapkan pada Waroeng Digital dan untuk mengetahui apakah sistem akuntansi penjualan tunai yang diterapkan perusahaan sudah sesuai dengan sistem pengendalian intern (SPI). Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif. Jenis data pada penelitian ini adalah data primer, yang bersumber dari hasil wawancara dengan kepala toko dan karyawan perusahaan.
Hasil penelitian yang didapatkan, sistem akuntansi penjualan tunai pada perusahaan dijalankan oleh empat bagian yaitu bagian kasir, bagian desain, bagian produksi dan bagian keuangan. Beberapa kelemahan yang ditemukan diantaranya masih adanya kerangkapan tugas yang dijalankan oleh bagian kasir, penerimaan kas masih menggunakan sistem manual dan dokumen-dokumen yang digunakan masih kurang lengkap.

Kata Kunci : Sistem Akuntansi, Penjualan Tunai



           


PENDAHULUAN


Setiap perusahaan tentu menginginkan usahanya tetap bertahan dan semakin maju. Di era modern ini, teknologi semakin berkembang pesat dan persaingan di dalam dunia bisnis pun semakin ketat. Untuk itu, dibutuhkan sistem yang baik untuk membantu manajemen dalam mengendalikan perusahaan dan meminimalisir segala penyimpangan yang mungkin terjadi. Salah satunya dengan dibentuknya sistem akuntansi di perusahaan.
Sistem akuntansi merupakan sistem yang rawan akan penyimpangan. Saat ini berbagai bentuk penyimpangan dalam perusahaan kian berkembang. Dalam hal ini perusahaan membutuhkan penerapan sistem akuntansi yang tepat, sehingga dapat menghindari terjadinya penyimpangan (Maxi Ma’roep, 2009:215). Termasuk di antaranya pada sistem akuntansi penjualan.
Penjualan dalam suatu perusahaan merupakan salah satu aktivitas penting dalam menentukan kelangsungan hidup perusahaan. Kegiatan penjualan terdiri dari transaksi penjualan barang dan jasa baik secara kredit maupun tunai. Dalam transaksi penjualan tunai, terjadi transaksi penerimaan kas secara langsung, dimana perusahaan mewajibkan konsumen untuk membayar terlebih dahulu, kemudian perusahaan akan menyerahkan barang atau jasa kepada konsumen. Mengingat transaksi ini sangatlah rentan dalam penyimpangan, maka dari itu sistem akuntansi penjualan tunai sangat mempengaruhi keamanan dalam keuangan perusahaan itu sendiri.
Salah satu perusahaan yang memakai sistem penjualan tunai adalah Waroeng Digital. Waroeng Digital bergerak di bidang percetakan, dalam hal ini Waroeng Digital menjual berbagai macam jasa percetakan. Pencetakan di Waroeng Digital menggunakan metode digital printing, dimana hasil dari metode ini banyak diminati oleh berbagai kalangan. Dari segi harga dan waktu, digital printing lebih unggul dibanding percetakan dengan menggunakan metode manual.
Dari uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti sistem akuntansi penerimaan kas dari penjualan tunai pada salah satu usaha percetakan digital printing. Maka dalam penulisan ilmiah ini, penulis mengambil judul “Analisis Sistem Akuntansi Penjualan Tunai pada Waroeng Digital”.
Penulis membatasi masalah hanya pada sistem akuntansi penjualan tunai atas jasa percetakan pada Waroeng Digital. Adapun tujuan dari penulisan ilmiah ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis sistem akuntansi penjualan tunai yang diterapkan pada Waroeng Digital, serta untuk mengetahui apakah sistem akuntansi penjualan tunai yang diterapkan pada Waroeng Digital sudah berjalan sesuai dengan sistem pengendalian internal.

METODOLOGI PENELITIAN
Penulis melakukan penelitian terhadap Waroeng Digital yang beralamat di Jalan Pulo Ribung Raya No. 66 Pekayon, Bekasi Selatan. Waroeng Digital sendiri bergerak di bidang jasa percetakan.
Penelitian ini menggunakan jenis data primer, dimana data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari perusahaan tempat penelitian yang dalam hal ini adalah Waroeng Digital. Sumber data penelitian ini diambil dari hasil wawancara dengan pemilik perusahaan yakni Bapak Sugeng serta salah satu pegawainya yakni Bapak Ridwan.

HASIL PENELITIAN
            Sistem akuntansi penjualan tunai yang diterapkan oleh Waroeng Digital :
1.    Bagian Kasir
Sistem penjualan tunai dimulai dari bagian kasir dengan melayani pelanggan yang datang. Setelah mendiskusikan kebutuhan pelanggan, bagian kasir akan menentukan apakah akan menerima pesanan dari pelanggan atau tidak. Jika tidak, maka bagian kasir akan memberikan klarifikasi kepada pelanggan dan memberikan salam serta mengucapkan terimakasih. Jika iya, maka bagian kasir akan membuat faktur penjualan sebanyak tiga rangkap dan menerima pembayaran dari pelanggan, setelah itu bagian kasir akan membubuhkan cap “Lunas” pada faktur penjualan. Kemudian bagian kasir akan mengarahkan pelanggan ke bagian desain.
Faktur lembar pertama diserahkan kepada pelanggan untuk mengambil pesanannya, faktur lembar kedua diserahkan ke bagian desain, sedangkan faktur lembar ketiga beserta uang diserahkan kepada bagian keuangan.
Setelah proses produksi, bagian kasir akan menerima kembali barang pesanan pelanggan dari bagian produksi serta faktur lembar pertama dari pelanggan. Kemudian bagian kasir akan mencocokkan barang dan faktur dari pelanggan. Bagian kasir juga memberi tanda pada faktur lembar pertama bahwa barang telah diambil oleh pelanggan. Setelah itu, bagian kasir akan menyerahkan barang dan faktur lembar pertama kepada pelanggan.
2.    Bagian Desain
Bagian desain menerima faktur lembar kedua dan menanyakan kebutuhan pelanggan serta ketersediaan desain pada pelanggan. Jika ada, maka bagian desain akan menerima file desain dari pelanggan. Jika tidak ada, maka bagian desain akan membuatkan desain yang diinginkan pelanggan. Setelah itu bagian desain akan mendiskusikan kembali desain yang ada dengan pelanggan serta menanyakan persetujuan desain. Jika belum setuju, bagian desain akan mendiskusikan lagi dengan pelanggan. Jika sudah setuju maka pesanan akan masuk ke tahap berikutnya. File desain dan faktur lembar kedua diserahkan ke bagian produksi.
3.    Bagian Produksi
Setelah menerima faktur lembar kedua dan desain, bagian produksi akan mencetak desain secara digital. Setelah dicetak, bagian produksi akan memeriksa kualitas produk. Jika hasilnya tidak baik, maka pesanan akan dicetak ulang. Jika sudah baik, maka barang akan diserahkan kepada bagian kasir. Desain akan diarsip sementara berdasarkan abjad dan faktur lembar kedua akan diarsip sementara berdasarkan nomor.
4.    Bagian Keuangan
Bagian keuangan menerima uang beserta faktur lembar ketiga dari bagian kasir kemudian mencocokkannya. Bagian keuangan juga menyetorkan uang yang diterima dari hasil penjualan ke bank keesokan harinya. Faktur lembar ketiga dan bukti setor yang diterima dari bank digunakan sebagai dasar untuk melakukan pencatatan.
Setelah melakukan pencatatan, butkti setor bank serta faktur lembar ketiga akan diarsip berdasarkan nomor. Sementara laporan keuangan yang dibuat diserakan kepada kepala toko.

Waroeng Digital telah menerapkan pengendalian internal di dalam sistem akuntansi penjualan tunai. Berdasarkan hasil penelitian, berikut adalah hasil analisis pengendalian internal yang diterapkan pada sistem akuntansi penjualan tunai Waroeng Digital:
1.    Organisasi
a.    Fungsi Penjualan Belum Terpisah dari Fungsi Kas
Fungsi penjualan bertugas untuk menerima pesanan dan mencatat dokumen penjualan, sementara fungsi kas bertugas untuk menerima kas dari pelanggan. Fungsi penjualan dan kas pada Waroeng Digital dijalankan oleh bagian kasir.
b.    Fungsi Kas Sudah Terpisah dari Fungsi Akuntansi
Fungsi kas berada di tangan bagian kasir dan fungsi akuntansi berada di tangan bagian keuangan. Pemisahan kedua fungsi pokok ini akan mencegah terjadinya penggunaan kas dan manipulasi catatan keuangan dari penjualan tunai oleh bagian kasir untuk kepentingan pribadinya.
c.    Transaksi Penjualan Tunai Dilaksanakan oleh Fungsi Penjualan, Fungsi Kas, Fungsi Pengiriman dan Fungsi Akuntansi
Dalam pengendalian internal pada Waroeng Digital, fungsi penjualan masih menyatu dengan fungsi kas serta fungsi pengiriman, sementara fungsi akuntansi sudah dilaksanakan dengan baik. Meski sudah dilaksanakan oleh fungsi-fungsi tersebut, namun masih ada penggabungan antara beberapa fungsi di satu bagian. Dengan dilaksanakannya setiap transaksi penjualan tunai oleh berbagai fungsi yang terpisah, akan tercipta adanya pengecekan intern pekerjaan setiap fungsi oleh fungsi lainnya.
2.    Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan
a.    Penerimaan Order dari Pembeli Diotorisasi oleh Fungsi Penjualan dengan Menggunakan Formulir Faktur Penjualan Tunai
Penerimaan order dari pembeli sudah dijalankan oleh fungsi penjualan dengan menggunakan faktur penjualan tunai. Dengan formulir ini fungsi kas akan menerima kas dan fungsi pengiriman akan menyerahkan barang kepada pembeli. Dimana dalam kasus ini, ketiga fungsi tersebut dijalankan oleh bagian kasir.
b.    Penerimaan Kas Diotorisasi oleh Fungsi Penerimaan Kas dengan Cara Mebubuhkan Cap “Lunas” pada Faktur Penjualan Tunai dan Tidak Dilakukan Penempelan Pita Register Kas pada Faktur Tersebut
Sebagai bukti bahwa fungsi kas sudah menerima kas dari pelanggan, fungsi kas membubuhkan cap “Lunas” pada faktur penjualan tunai. Sementara dalam sistem penjualan tunai pada Waroeng Digital tidak memakai dokumen pita register, maka tidak dilakukan penempelan pita register kas pada faktur tersebut.
c.    Penyerahan Barang Diotorisasi oleh Fungsi Pengiriman dan Tidak Membubuhkan Cap “Sudah Diserahkan” pada Faktur Penjualan Tunai
Fungsi pengiriman bertanggung jawab untuk menyerahkan barang kepada pelanggan. Meskipun cap “Sudah Diserahkan” tidak dibubuhkan oleh fungsi pengiriman pada faktur penjualan tunai, namun sebagai penggantinya fungsi pengiriman memakai tanda lain untuk membuktikan telah diserahkannya barang kepada pelanggan yang berhak.
d.    Pencatatan ke Dalam Catatan Akuntansi Didasarkan atas Dokumen Sumber
Dalam melakukan pencatatan, fungsi akuntansi memakai dokumen-dokumen yang sah sebagai dasar pembuatan laporan keuangan.
e.    Pencatatan ke Dalam Catatan Akuntansi Dilakukan oleh Karyawan Diberi Wewenang untuk Melaksanakannya
Setiap pencatatan ke dalam catatan akuntansi pada Waroeng Digital dilakukan oleh karyawan yang diberi wewenang untuk mengubah catatan akuntansi tersebut.
3.    Praktik yang Sehat
a.    Faktur Penjualan Tunai Bernomor Urut Tercetak dan Pemakaiannya Dipertanggungjawabkan oleh Fungsi Penjualan
Faktur penjualan tunai yang digunakan dalam Waroeng Digital bernomor urut tercetak dan penggunaan nomor urut tersebut dipertanggungjawabkan oleh fungsi penjualan.
b.    Jumlah Kas yang Diterima dari Penjualan Tunai Disetor Seluruhnya ke Bank pada Hari Kerja Berikutnya dari Transaksi Penjualan Tunai
Penyetoran segera seluruh jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai ke bank agar laporan kas perusahaan dapat diuji ketelitian dan keandalannya dengan menggunakan informasi dari bank yang tercantum dalam rekening koran.
c.    Penghitungan Saldo Kas yang ada di Tangan Fungsi Kas Secara Mendadak oleh Fungsi Pemeriksa Intern
Penghitungan kas secara mendadak akan mengurangi resiko penggelapan kas yang diterima oleh kasir. Dalam penghitungan fisik kas ini dilakukan pencocokan antara jumlah kas hasil hitungan dengan jumlah kas yang seharusnya ada menurut faktur penjualan tunai.

Sistem akuntansi penjualan tunai yang sedang berlangsung dalam perusahaan memiliki kelebihan dan kelemahan yang harus diperbaiki, yaitu sebagai berikut :
1.    Pada bagian desain, bagian produksi dan bagian keuangan tidak ada kerangkapan tugas, sehingga masing-masing bagian dapat menjalankan tugas dan fungsinya secara maksimal.
2.    Memiliki pengendalian intern yang cukup baik karena praktik yang sehat serta sistem otorisasi dan prosedur pencatatannya sebagian besar sudah sesuai dengan sistem pengendalian intern.
3.    Pada bagian kasir, penerimaan uang dari proses penjualan tunai masih manual. Seharusnya dilakukan secara komputerisasi dengan mesin register kas sehingga menjadi lebih akurat dan dapat meminimalisir resiko penyimpangan.
4.    Fungsi penjualan, fungsi kas dan fungsi pengiriman sekaligus dilakukan oleh bagian kasir. Seharusnya dilakukan pemisahan antara fungsi yang satu dengan yang lain. Pemisahaan ini akan mengakibatkan setiap transaksi dari penjualan tunai dilaksanakan oleh fungsi-fungsi yang saling mengecek.
5.    Dokumen yang digunakan masih kurang lengkap sehingga perlu ditambahkan beberapa dokumen pendukung untuk meminimalisir resiko penyimpangan yang dilakukan oleh karyawan.

Usulan sistem akuntansi penjualan tunai yang diterapkan oleh Waroeng Digital:
1.    Bagian Kasir
Sistem penjualan tunai dimulai dari bagian kasir dengan melayani pelanggan yang datang. Setelah mendiskusikan kebutuhan pelanggan, bagian kasir akan menentukan apakah akan menerima pesanan dari pelanggan atau tidak. Jika tidak, maka bagian kasir akan memberikan klarifikasi kepada pelanggan dan memberikan salam serta mengucapkan terimakasih. Jika iya, maka bagian kasir akan membuat faktur penjualan sebanyak tiga rangkap dan menerima pembayaran dari pelanggan, setelah itu bagian kasir mengoperasikan mesin register kas dan mencetak pita register kas sebanyak dua lembar. Lalu bagian kasir membubuhkan cap “Lunas” pada faktur penjualan. Kemudian bagian kasir akan mengarahkan pelanggan ke bagian desain.
Faktur lembar pertama dan pita register kas lembar pertama diserahkan kepada pelanggan untuk mengambil pesanannya, faktur lembar kedua diserahkan ke bagian desain, sedangkan faktur lembar ketiga dan pita register kas lembar kedua beserta uang diserahkan kepada bagian keuangan.
Setelah proses produksi, bagian kasir akan menerima kembali barang pesanan pelanggan beserta faktur lembar kedua dari bagian produksi serta faktur lembar pertama dari pelanggan. Kemudian bagian kasir akan mencocokkan barang dan faktur dari pelanggan. Bagian kasir juga memberi tanda pada faktur lembar pertama bahwa barang telah diambil oleh pelanggan. Setelah itu, bagian kasir akan menyerahkan barang dan faktur lembar pertama kepada pelanggan. Sementara faktur lembar kedua diarsip berdasarkan nomor.
2.    Bagian Desain
Bagian desain menerima faktur lembar kedua dan menanyakan kebutuhan pelanggan serta ketersediaan desain pada pelanggan. Jika ada, maka bagian desain akan menerima file desain dari pelanggan. Jika tidak ada, maka bagian desain akan membuatkan desain yang diinginkan pelanggan. Setelah itu bagian desain akan mendiskusikan kembali desain yang ada dengan pelanggan serta menanyakan persetujuan desain. Jika belum setuju, bagian desain akan mendiskusikan lagi dengan pelanggan. Jika sudah setuju maka pesanan akan masuk ke tahap berikutnya. File desain dan faktur lembar kedua diserahkan ke bagian produksi.
3.    Bagian Produksi
Setelah menerima faktur lembar kedua dan desain, bagian produksi akan mencetak desain secara digital. Setelah dicetak, bagian produksi akan memeriksa kualitas produk. Jika hasilnya tidak baik, maka pesanan akan dicetak ulang. Jika sudah baik, bagian produksi akan membuat rekapitulasi beban pokok penjualan. Setelah itu barang beserta faktur lembar kedua diserahkan kepada bagian kasir, desain akan diarsip sementara berdasarkan abjad dan rekapitulasi beban pokok penjualan diserahkan ke bagian keuangan.
4.    Bagian Keuangan
Bagian keuangan menerima uang beserta faktur lembar ketiga dan pita register kas lembar kedua dari bagian kasir serta menerima rekapitulasi beban pokok penjualan dari bagian produksi. Kemudian bagian keuangan akan mencocokan uang dengan faktur dan pita register kas. Bagian keuangan juga menyetorkan uang yang diterima dari hasil penjualan ke bank keesokan harinya dan menerima bukti setor bank. Faktur lembar ketiga, pita register kas, rekapitulasi beban pokok penjualan dan bukti setor yang diterima dari bank digunakan sebagai dasar untuk melakukan pencatatan. Setelah melakukan pencatatan, bukti setor bank, faktur lembar ketiga serta pita register kas lembar kedua akan diarsip tetap berdasarkan nomor. Rekapitulasi beban pokok penjualan akan diarsip tetap bedasarkan tanggal. Sementara laporan keuangan yang dibuat diserakan kepada kepala toko.

Setelah adanya evaluasi dan usulan sistem akuntansi penjualan tunai pada Waroeng Digital, berikut ini adalah perbedaan sistem akuntansi penjualan tunai sebelum evaluasi dan setelah diadakannya evaluasi :



Tabel 4.1 Perbedaan Sistem Akuntansi Penjualan Tunai pada Waroeng Digital Sebelum dan Sesudah Evaluasi
Sebelum
Sesudah
Tidak memakai mesin register kas
Bagian kasir memakai mesin register kas agar dapat meminimalisir penyimpangan
Tidak membuat pita register kas
Membuat pita register kas sebagai dokumen pendukung faktur penjualan tunai
Tidak membuat rekapitulasi beban pokok penjualan
Bagian produksi membuat rekapitulasi beban pokok penjualan setelah produk sudah sesuai dengan pesanan serta memiliki kualitas yang baik
Faktur lembar kedua hanya digunakan sampai bagian produksi saja
Faktur lembar kedua direkatkan pada barang sampai pesanan diserahkan ke pelanggan agar barang tidak tercampur satu dengan lainnya




KESIMPULAN
Setelah melakukan pembahasan mengenai prosedur dan penerapan sistem akuntansi penjualan tunai pada Waroeng Digital, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1.    Sistem akuntansi penjualan tunai pada Waroeng Digital dilakukan oleh empat bagian yaitu bagian kasir, bagian desain, bagian produksi dan bagian keuangan. Setiap bagian memiliki tugasnya masing-masing; bagian kasir bertugas untuk menerima pesanan, menerima kas dari pelanggan dan memberikan pesanan kepada pelanggan; bagian desain bertugas untuk mendiskusikan detail pesanan pelanggan; bagian produksi bertugas untuk memproduksi pesanan dan memeriksa kualitas produk; sementara bagian keuangan bertugas untuk menyetorkan kas ke bank dan membuat laporan keuangan. Beberapa kelemahan yang dimiliki sistem akuntansi penjualan tunai pada Waroeng Digital diantaranya: masih adanya kerangkapan tugas yang dilakukan oleh bagian kasir; penerimaan kas dilakukan tanpa menggunakan mesin register kas, sehingga memungkinkan terjadinya penyimpangan yang dilakukan oleh bagian kasir; dokumen-dokumen yang digunakan masih kurang lengkap; serta pencatatan masih menggunakan sistem manual.
2.    Sistem akuntansi penjualan tunai yang diterapkan pada Waroeng Digital belum sepenuhnya sesuai dengan Sistem Pengendalian Intern (SPI), karena masih adanya kerangkapan tugas dan dokumen yang digunakan masih kurang lengkap. Tetapi sebagian besar sistem akuntansi penjualan tunai pada Waroeng Digital sudah sesuai dengan Sistem Pengendalian Intern, seperti: penerimaan pesanan diotorisasi oleh fungsi penjualan dengan menggunakan formulir faktur penjualan tunai; penerimaan kas diotorisasi oleh fungsi penerimaan kas dengan cara membubuhkan cap “lunas” pada faktur penjualan tunai; penyerahan barang diotorisasi oleh fungsi pengiriman; pencatatan ke dalam catatan akuntansi didasarkan atas dokumen sumber; pencatatan ke dalam catatan akuntansi dilakukan oleh karyawan diberi wewenang; faktur penjualan tunai bernomor urut tercetak dan pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh fungsi penjualan; jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai disetor seluruhnya ke bank pada hari kerja berikutnya; dan penghitungan saldo kas yang ada di tangan fungsi kas secara mendadak oleh fungsi pemeriksa intern.

DAFTAR PUSTAKA
A. Firdaus Dunia. 2013. Pengantar Akuntansi. Edisi Keempat. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Abdul Halim, dkk. 2009. Sistem Pengendalian Manajemen. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.
Anastasia Diana dan Lilis Setiawati. 2011. Sistem Informasi Akuntansi. Yogyakarta: Andi Offset.
Andi Iswoyo. 2013. Penerapan Sistem Akuntansi Penjualan Motor dan Pengaruhnya Terhadap Penerimaan Kas pada CV. Ramayana Putra Motor Gresik. Jurnal NeO-Bis Volume 7, No. 2, Desember 2015.
Annida Nurul Islami. 2016. Penerapan Sistem Akuntansi Penjualan Tunai pada Toko Carvil Cabang Kalibaru. Fakultas Ekonomi. Universitas Gunadarma.
Anwar Arifin. 2011. Sistem Komunikasi Indonesia. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Dhiana Ekowati, dkk. 2011. Analisis Sistem Akuntansi Penjualan pada Perusahaan CV. Duta Java Tea Industri (Teh 2Tang), Tegal. STIE Nusa Megarkencana Yogyakarta.
Epi Indriani. 2013. Akuntansi untuk Pemula dan Orang Awam. Jakarta: Laskar Aksara.
Fajar Dwi Setyawan. 2013. Analisis Sistem Informasi Akuntansi Penjualan dan Penerimaan Kas pada CV. Sakinah Farmindo Makmur. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB. Universitas Brawijaya.
Hall, James A. 2007. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.
Hendi Somantri. 2007. Memahami Akuntansi SMK – Seri A. Bandung: Armico.
_____________. 2011. Akuntansi SMK – Seri B. Bandung: Armico.
Hery. 2013. Teori Akuntansi Suatu Pengantar. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Imawati Yousida. 2012. Analisis Sistem dan Prosedur Penerimaan Kas pada PT. Keruwing Marabahan. STIE Pancasetia.
Juliana Dwi Hikmawati dan Rizal Effendi. 2013. Analisis Sistem Informasi Akuntansi Penjualan dan Penerimaan Kas pada CV. Lestari Motorindo. Fakultas Ekonomi. STIE MDP.
Lili M. Sadeli. 2009. Dasar-dasar Akuntansi. Jakarta: Bumi Aksara.
M. Slamet Wibowo. 2008. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.
Mardi. 2014. Sistem Informasi Akuntansi. Bogor: Ghalia Indonesia.
Maxi Ma’roep. 2009. Penerapan Sistem Akuntansi Penjualan pada PT. Indomobil Surabaya. Universitas Gajayana Malang.
Mulyadi. 2015. Akuntansi Manajemen. Edisi Ketiga. Jakarta: Salemba Empat.
_______. 2016. Sistem Akuntansi. Edisi Keempat. Jakarta: Salemba Empat.
Rahimah. 2014. Analisis Sistem Akuntansi Penjualan Tunai pada Apotik Anniri Farma. Fakultas Ekonomi. Universitas Gunadarma.
Ratna Budi Priatna, dkk. 2010. Akuntansi Keuangan 1. Bogor: Ghalia Indonesia.
Rendy Hilmawan. 2009. Evaluasi Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Tunai dan Penerimaan Kas pada Perusahaan Manufaktur PT. Gracia Kreasi Rotan. Fakultas Ekonomi. Universitas Gunadarma.
Rizal Effendi. 2009. Prinsip Akuntansi. Jakarta: Semesta Media.
Romney, Marshall B., and Paul John Steinbart. 2015. Accounting Information System. London: Pearson.
Tiara Eka Wahyu Pratiwi.2016. Sistem Akuntansi Penjualan Tunai pada PT. Kusuma Sejati Intiprima. Fakultas Ekonomi. Universitas Gunadarma.
V. Wiratna Sujarweni. 2015. Sistem Akuntansi. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.