Christella
Sutjiadi
22214378 /
1EB31
PENYIMPANGAN
SOSIAL
A.
Pendahuluan
Perilaku menyimpang yang juga biasa dikenal dengan nama penyimpangan sosial adalah perilaku yang
tidak sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan atau
kepatutan,
baik dalam sudut pandang kemanusiaan (agama)
secara individu maupun pembenarannya
sebagai bagian daripada makhluk sosial.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia perilaku
menyimpang diartikan sebagai tingkah
laku, perbuatan, atau tanggapan seseorang terhadap lingkungan yang
bertentangan dengan norma-norma dan hukum yang
ada di dalam masyarakat.
Dalam kehidupan masyarakat,
semua tindakan manusia dibatasi
oleh aturan (norma) untuk berbuat dan berperilaku sesuai dengan sesuatu yang
dianggap baik oleh masyarakat. Namun di tengah kehidupan masyarakat
kadang-kadang masih kita jumpai tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan aturan
(norma) yang berlaku pada masyarakat, misalnya seorang siswa menyontek
pada saat ulangan, berbohong, mencuri, dan mengganggu siswa lain.
Penyimpangan terhadap norma-norma
atau nilai-nilai
masyarakat disebut deviasi (deviation), sedangkan pelaku atau individu yang
melakukan penyimpangan disebut devian (deviant). Kebalikan dari perilaku
menyimpang adalah perilaku yang tidak menyimpang yang sering disebut
dengan konformitas. Konformitas adalah bentuk interaksi
sosial yang di dalamnya seseorang berperilaku sesuai
dengan harapan kelompok.
B. Penyebab
Menurut Wilnes dalam
bukunya Punishment and Reformation sebab-sebab penyimpangan/kejahatan
dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut:
1. Faktor subjektif adalah
faktor yang berasal dari seseorang itu sendiri (sifat pembawaan yang dibawa
sejak lahir).
2. Faktor objektif adalah
faktor yang berasal dari luar (lingkungan).
Misalnya keadaan rumah tangga, seperti hubungan antara orang tua dan anak yang
tidak serasi.
Untuk
lebih jelasnya, berikut diuraikan beberapa penyebab terjadinya penyimpangan
seorang individu (faktor objektif),
yaitu :
-
Ketidaksanggupan menyerap norma-norma kebudayaan.
Seseorang yang tidak sanggup menyerap norma-norma kebudayaan ke dalam
kepribadiannya, ia tidak dapat membedakan hal yang pantas dan tidak pantas.
Keadaan itu terjadi akibat dari proses sosialisasi yang
tidak sempurna, misalnya karena seseorang tumbuh dalam keluarga yang
retak (broken home). Apabila kedua orang tuanya tidak bisa mendidik anaknya
dengan sempurna, maka anak itu tidak akan mengetahui hak dan kewajibannya
sebagai anggota keluarga.
-
Proses belajar yang
menyimpang. Seseorang yang melakukan tindakan menyimpang karena seringnya
membaca atau melihat tayangan tentangperilaku menyimpang.
Hal itu merupakan bentuk perilaku menyimpang yang disebabkan karena
proses belajar yang menyimpang.
Karier penjahat kelas kakap yang diawali dari kejahatan kecil-kecilan yang
terus meningkat dan makin berani/nekad merupakan bentuk proses belajar
menyimpang.
-
Ketegangan antara kebudayaan dan struktur sosial.
Terjadinya ketegangan antara kebudayaan dan struktur sosial dapat
mengakibatkan perilakuyang menyimpang. Hal itu
terjadi jika dalam upaya mencapai suatu tujuan seseorang tidak memperoleh
peluang, sehingga ia mengupayakan peluang itu sendiri, maka terjadilah perilaku
menyimpang.
-
Ikatan sosial yang
berlainan. Setiap orang umumnya berhubungan dengan beberapa kelompok.
Jika pergaulan itu mempunyai pola-pola
perilaku yang menyimpang, maka kemungkinan ia juga akan mencontoh pola-pola
perilaku menyimpang.
-
Akibat proses sosialisasi nilai-nilai
sub-kebudayaan yang menyimpang. Seringnya media massa menampilkan berita atau tayangan tentang
tindak kejahatan (perilaku menyimpang). Hal inilah yang dikatakan sebagai
proses belajar dari sub-kebudayaan
yang menyimpang.
C.
Faktor
penyebab
Faktor-faktor
penyebab penyimpangan sosial :
1. Faktor
dari dalam adalah intelegensi atau tingkat kecerdasan, usia, jenis kelamin dan
kedudukan seseorang dalam keluarga. Misalnya: seseorang yang tidak normal dan
pertambahan usia.
2. Faktor
dari luar adalah kehidupan rumah tangga atau keluarga, pendidikan di sekolah,
pergaulan dan media massa. Misalnya: seorang anak yang sering melihat orang
tuanya bertengkar dapat melarikan diri pada obat-obatan atau narkoba. Pergaulan
individu yang berhubungan teman-temannya, media massa, media cetak, media
elektronik.
D. Bentuk
Bentuk-bentuk perilaku menyimpang
dapat dibedakan menjadi dua, sebagai berikut.
1.
Berdasarkan
sifat
Bentuk penyimpangan
berdasarkan sifatnya dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
-
Penyimpangan bersifat positif
Penyimpangan
bersifat positif adalah penyimpangan yang mempunyai dampak positif ter-hadap
sistem sosial karena mengandung unsur-unsur inovatif,kreatif,
dan memperkaya wawasan seseorang.
Penyimpangan seperti ini biasanya diterima masyarakat karena sesuai
perkembangan zaman. Misalnya emansipasi wanita dalam kehidupan masyarakat yang
memunculkan wanita karier.
-
Penyimpangan bersifat negatif
Penyimpangan
bersifat negatif adalah penyimpangan yang bertindak ke arah nilai-nilai sosial
yang dianggap rendah dan selalu mengakibatkan hal yang buruk seperti pencurian,
perampokan, pelacuran, dan pemerkosaan.
Bentuk
penyimpangan yang bersifat negatif antara lain sebagai berikut:
o Penyimpangan
primer (primary deviation)
Penyimpangan
primer adalah penyimpangan yang dilakukan seseorang yang hanya bersifat
temporer dan tidak berulang-ulang. Misalnya seorang siswa yang terlambat masuk
sekolah karena ban sepeda motornya bocor, seseorang yang menunda pembayaran
pajak karena alasan keuangan yang tidak mencukupi, atau pengemudi kendaraan
bermotor yang sesekali melanggar rambu-rambu lalu lintas.
o Penyimpangan
sekunder (secondary deviation)
Penyimpangan
sekunder adalah perilaku menyimpang yang nyata dan seringkali terjadi, sehingga
berakibat cukup parah serta menganggu orang lain. Misalnya orang yang terbiasa
minum-minuman keras dan selalu pulang dalam keadaan mabuk.
2. Berdasarkan
pelakunya
Bentuk penyimpangan berdasarkan pelakunya, dapat dibedakan menjadi tiga
macam, yaitu sebagai berikut:
-
Penyimpangan individual (individual
deviation)
Penyimpangan
individual adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang yang menyimpang dari
norma-norma suatu kebudayaan yang telah mapan. Misalnya, seseorang bertindak
sendiri tanpa rencana melaksanakan suatu kejahatan. Penyimpangan individu
berdasarkan kadar penyimpangannya dibagi menjadi lima, yaitu sebagai berikut.
o Pembandel,
yaitu penyimpangan karena tidak patuh pada nasihat orang tua agar mengubah
pendiriannya yang kurang baik.
o Pembangkang,
yaitu penyimpangan karena tidak taat pada peringatan orang-orang.
o Pelanggar,
yaitu penyimpangan karena melanggar norma-norma umum yang berlaku. Misalnya
orang yang melanggar rambu-rambu lalu lintas pada saat di jalan raya.
o Perusuh
atau penjahat, yaitu penyimpangan karena mengabaikan norma-norma umum sehingga
menimbulkan kerugian harta benda atau jiwa di lingkungannya. Misalnya pencuri,
penjambret, penodong, dan lain-lain.
o Munafik,
yaitu penyimpangan karena tidak menepati janji, berkata bohong, berkhianat, dan
berlagak membela.
-
Penyimpangan kelompok (group deviation)
Penyimpangan
kelompok adalah tindakan yang dilakukan oleh sekelompok orang yang tunduk pada
norma kelompok yang bertentangan dengan norma masyarakat yang berlaku.
Misalnya, sekelompok orang menyelundupkan narkotika atau obat-obatan terlarang
lainnya.
-
Penyimpangan campuran (combined
deviation)
Penyimpangan
seperti itu dilakukan oleh suatu golongan sosial yang memiliki organisasi yang
rapi, sehingga individu ataupun kelompok didalamnya taat dan tunduk kepada
norma golongan dan mengabaikan norma masyarakat yang berlaku. Misalnya, remaja
yang putus sekolah dan pengangguran yang frustasi dari kehidupan masyarakat,
dengan di bawah pimpinan seorang tokoh mereka mengelompok ke dalam organisasi
rahasia yang menyimpang dari norma umum (geng).
E.
Penggolongan
Perilaku Menyimpang
1. Tindakan non-conform,
yaitu tindakan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai atau norma-norma yang
berlaku. Contohnya: mengenakan sandal jepit ke sekolah, meninggalkan jam-jam
pelajaran, merokok di area larangan merokok, membuang sampah bukan pada
tempatnya dan sebagainya.
2. Tindakan antisosial,
yaitu tindakan yang melawan kebiasaan masyarakat atau kepentingan umum. Bentuk
tindakan itu antara lain: menarik diri dari pergaulan, tidak mau berteman,
keinginan untuk bunuh diri, minum-minumman keras, menggunakan narkotika, dan
lain-lain.
3. Tindakan kriminal,
yaitu tindakan yang nyata-nyata telah melanggar hukum tertulis dan mengancam
jiwa atau keselamatan orang lain. Misalnya: pencurian, perampokan, perkosaan,
pembunuhan, korupsi dan lain-lain.
F.
Jenis-jenis
Penyimpangan Sosial
Jenis-jenis
penyimpangan sosial terdiri dari 4 jenis :
1. Tawuran
atau perkelahian antarpelajar
Perkelahian
termasuk jenis kenakalan remaja akibat kompleksnya kehidupan kota yang
disebabkan karena masalah sepele.
2. Penyalahgunaan
narkotika, obat-obat terlarang dan minuman keras
Penyalahgunaan
narkotika adalah penggunaan narkotika dan narkoba tanpa izin dengan tujuan
hanya untuk memperoleh kenikmatan. Penyimpangan sosial yang timbul adalah
pembunuhan, pemerkosaan, pencurian, perampokan.
3. Hubungan
seksual
Hubungan
seks di luar nikah, pelacuran dan HIV/AIDS merupakan penyimpangan sosial karena
menyimpang norma sosial maupun agama.
4. Tindak
kriminalitas
Tindak
kriminal adalah tindak kejahatan atau tindakan yang merugikan orang lain dan
melanggar norma hukum, norma sosial dan norma agama. Misalnya: mencuri,
menodong, menjambret, membunuh, dan lain-lain. Disebabkan karena masalah
kesulitan ekonomi. Dan merupakan profesi atau pekerjaanya karena sulit mencari
pekerjaan yang halal. Ada 5 jenis kejahatan:
-
Kejahatan
tanpa korban (crime without victim) adalah kejahatan yang tidak
mengakibatkan penderitaan pada korban akibat tindak pidana orang lain.
Contohnya berjudi, mabuk-mabukan, penyalahgunaan narkotika, dan sebagainya.
-
Kejahatan
terorganisir (organized crime) adalah pelaku kejahatan
merupakan komplotan yang secara berkesinambungan melakukan berbagai cara untuk
mendapatkan uang atau kekuasaan dengan jalan menghindari hukum. Contohnya
komplotan korupsi, penyediaan jasa pelacur.
-
Kejahatan
kerah putih (white collar crime) adalah kejahatan yang
mengacu pada kejahatan orang-orang terpandang atau berstatus tinggi. Contohnya
korupsi, kolusi.
-
Kejahatan
kerah biru (blue collar crime) adalah kejahatan yang
dilakukan oleh orang-orang golongan rendah. Contohnya mencuri jemuran, sandal
di masjid dan sebagainya.
-
Kejahatan
korporat (corporate crime) adalah jenis kejahatan yang
dilakukan atas nama organisasi dengan tujuan menaikkan keuntungan atau menekan
kerugian. Contohnya, suatu perusahaan membuang limbah beracun ke sungai yang
mengakibatkan penduduk sekitar mengalami berbagai jenis penyakit.
Pencegahan
penyimpangan sosial. Antara lain :
1. Keluarga
Keluarga
merupakan awal proses sosialisasi dan pembentukan kepribadian seorang anak.
Kepribadian seorang anak akan terbentuk dengan baik apabila ia lahir dan tumbuh
berkembang dalam lingkungan keluarga yang baik begitu sebaliknya.
2. Lingkungan
tempat tinggal dan teman sepermainan
Lingkungan
tempat tinggal juga dapat mempengaruhi kepribadian seseorang untuk melakukan
penyimpangan sosial. Seseorang yang tinggal dalam lingkungan tempat tinggal
yang baik, warganya taat dalam melakukan ibadah agama dan melakukan
perbuatan-perbuatan yang baik maka keadaan ini akan memengaruhi kepribadian
seseorang menjadi baik sehingga terhindar dari penyimpangan sosial dan begitu
juga sebaliknya.
3. Media
massa
Media
massa baik cetak maupun elektronik merupakan suatu wadah sosialisasi yang dapat
mempengaruhi seseorang dalam kehidupan sehari-hari. Langkah pencegahan agar
tidak terpengaruh akibat media massa adalah apbila kamu ingin menonton acara di
televisi dengan memilih acara yang bernilai positif dan menghindari tayangan
yang dapat membawa pengaruh tidak baik.
No comments:
Post a Comment